BAB 6. MOS

12 1 0
                                    


Semanis-manisnya yang buat novel ini, lebih manis lagi yang membacanya.
Adakah seratus:⁠-⁠)

*****
.
.
.
.
.
Happy reading 📖

Seorang gadis dengan gamis biru tua dan jilbab putih berlari menuju lapangan karena kelima sahabatnya sudah pergi duluan.

Di pondok Miftahul Falah hari senin dan selasa santriwati menggunakan gamis biru tua dan jilbab putih sebagai seragam, sedangkan untuk santriwan menggunakan sarung biru dengan kemeja putih dan memakai kopiah hitam.

'Aduuh.. kenapa tadi habis sholat subuh aku ketiduran sih, semoga gak telat ya Allah' batin Fiona.

Setibanya dilapangan, semua santri tengah berkumpul. Sepertinya mereka tidak ada yang menyadari kehadiran Fiona, begitu pula dengan OSIS yang membimbing mereka.

Fiona memasuki barisan secara diam-diam agar tidak ketahuan. Tapi, sepertinya rencana Fiona gagal karena ada seorang laki-laki memergokinya.

"Ekhem, ngapain ngendap-ngendap kek gitu?" Ucap seseorang dibelakang Fiona.

Fiona berbalik perlahan, melihat siapa orang yang memergokinya.

Tak sengaja mata mereka bertemu membuat keduanya menunduk melihat kearah tanah.

"Kamu perempuan yang di mall itu kan? Yang bantuin Alisha waktu itu?" tanya laki-laki itu.

Fiona teringat bahwa laki-laki tersebut adalah kakak dari Alisha.

'Kalau dia kakak dari Ning Alisha berarti dia Gus dong, aduh gimana ini makin ribet kan' batin Fiona.

"I-iya Gus" ucap Fiona gugup.

"Kamu terlambat. Kamu harus tetap dihukum, tapi karena kamu sudah menolong adik saya, maka saya akan ringankan hukuman kamu" ucap laki-laki itu datar.

"Ikuti saya" sambungnya.

Fiona mengikuti laki-laki itu yang ternyata membawanya kedepan barisan.

Semua mata tertuju pada mereka berdua, banyak yang melihat Fiona dengan kagum, mungkin karena kecantikannya. Tapi, ada juga yang tidak suka dengan Fiona.

"Eh, baru tau kalau ada santri baru secantik itu" ucap salah satu santri putra.

"Iya, cantik banget ma syaa Allah" balas temannya, dan banyak lagi bisikan-bisikan yang di tujukan untuk Fiona.

"Pstt, itu Fiona kan? Dia pasti telat dan ketahuan Gus Fatih, pasti hukumannya berat" bisik Nafisa kepada keempat sahabatnya.

"Iya, apalagi Gus Fatih ga suka orang yang ga disiplin dan buang-buang waktu. Tau sendiri kan Gus Fatih orangnya gimana" balas Miya.

"Woy disini ada adeknya loh" bisik Niyya mengingatkan keduanya.

"Eh, afwan Ning" ucap keduanya.

Lea hanya terdiam tak menanggapi mereka dan fokus kepada Gus Fatih dan Fiona, entah apa yang ia pikirkan.

"Perkenalkan nama kamu dan dari asrama mana" titah Gus Fatih.

"Bismillahirrahmanirrahim assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, perkenalkan saya Laila Fiona Syafazea dari asrama Khadijah. Sekian wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab mereka.

"Baiklah, karena kamu terlambat saya akan menghukum kamu untuk membersihkan ndalem setiap sore dihari Ahad"

"Tapi Gus, bukannya sudah ada mbak ndalem ya?" Ucap Aqila, salah satu OSIS.

"Kamu ga usah protes, saya yang putusin dia harus dihukum apa" jawab Gus Fatih.

Seketika Aqila langsung bungkam, begitu pula dengan yang lainnya tidak ada yang berani protes.

"Kamu silahkan kembali ke barisan, kalian lanjutkan kegiatannya saya permisi, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" pamit Gus Fatih.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" balas mereka.

'kok bisa sih Gus Fatih belain dia dan ringanin hukumannya, awas aja kamu Fiona, kamu membuat saya malu' batin seseorang.

Bersambung.....

******

Jangan lupa tinggalkan jejak, silahkan vote kalau kalian suka🤗
Jangan lupa follow juga yaa.. nanti ku follback😊
See you......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gus FatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang