Saat ini geng Aodra dan Geng Thunder sedang berkumpul di Kanebo belakang rumah Twins J.
"Gua masih penasaran ini ulah siapa!"
"Tapi kalau ini ulah Gazan gua gak terima!"
"Tapi gua curiga ini pasti ulah musuh papa!"
"Tapi kalau gua bos curiga ini ulah Geng Rion!"
"Udah deh, mending kita buka tuh kotak sekarang!" Ujar Jihan yang kemudian langsung membuka kotak tersebut secara perlahan.
"ANJING!" umpat mereka semua saat melihat isi kotak tersebut.
"Asu! Kagak ada otak nih orang! Bikin gua kaget aja." Umpat Jihan sambil melempar kotak misterius tersebut.
"Bener, bener kagak ada otak emang! Masa tikus mati sama jarum dimasukin ke situ! Kagak ada akal emang!" Emosi Jaemin dengan amarah yang menggebu-gebu.
Mahen mulai beranjak dari duduknya dan mulai mendekati kotak misterius tersebut. Kemudian ia mulai mengacak-acak isi kotak tersebut dengan berhati-hati dan menemukan sebuah lembaran kertas yang diselipkan disana dengan disertai bercak darah.
"Jaem," panggil Mahen sambil menampakkan kertas tersebut kepadanya.
"Apaan tuh?" Tanya Jaemin yang kemudian langsung mendekat ke Mahen dan Mahen hanya mengangkat bahunya.
"Coba lu baca, Hen." Pinta Jaemin kepadanya.
Mahen pun mulai membaca surat tersebut,
"Nyawa akan dibalaskan juga dengan nyawa. Pertumpahan darah juga akan dibalas dengan pertumpahan darah. Semua perbuatan keji juga akan dibalas dengan keji. Tertanda S.Symphony"
Mereka semua tertegun setelah mendengar isi dari surat tersebut. Mahen kemudian menatap ke arah Jaemin yang sedang melamun.
Selang beberapa menit mereka terdiam, Jaemin langsung beranjak pergi dari sana dan meninggalkan mereka semua tanpa menghiraukan panggilan dari mereka atau pun dari Jihan."Gua yakin, pasti Jaemin tau sesuatu." Gumam Jeno dengan pelan kemudian Jeno menatap mereka satu per satu.
***
Jaemin melajukan keretanya di atas kecepatan rata-rata sampai pada akhirnya dia berhenti di sebuah hutan belantara. Jaemin mulai memberhentikan keretanya dan mulai masuk ke dalam hutan tersebut, tiba-tiba saja angin mulai berhembus dengan kencang tanpa Jaemin ketahui bahwa ada seseorang yang terus mengawasi pergerakannya.
"Akhirnya kau datang juga," ucap seseorang yang memakai topeng sambil memainkan pistol miliknya.
Jaemin hanya diam dan mulai menatap orang tersebut dengan tajam,
"S. Symphony,"
gumamnya ketika melihat tulisan yang sama seperti pada kertas yang dibacakan Mahen tadi.
"Sepertinya kau sangat tahu dengan keberadaanku, Jaemin." Ucapnya lagi sambil berjalan mendekati Jaemin yang terus menatapnya, kemudian ia mengarahkan pistol tersebut ke atas dan melepaskan senapannya.
Seketika burung-burung yang bersembunyi di balik pepohonan langsung berterbangan keluar dan pada saat itu juga segerombolan orang berpakaian ninja mulai mengelilingi Jaemin dan beberapa dari mereka mulai memasang posisi di belakang Jaemin.
"Ah, sial! Seharusnya gua gak kesini sendirian tadi!"
Orang bertopeng tadi mulai menjabat tangannya kepada Jaemin tetapi Jaemin tidak sedikit pun menerima jabatan tersebut dan hanya menatapnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinja [Hiatus]
RandomWARNING! DILARANG KERAS PLAGIAT! "Woy monyet prindafan, sini lu!" teriak Jihan sambil memegang seutas tali. "Apaan sih njir" ucap Jaemin sambil berlari dengan kencang bahkan melebihi sang Atlit. __________________________ "Kok bisa ya...