Bab 4. Kotak misterius

18 2 0
                                    

Jam pelajaran Pak Sahrul sudah terlewati, saat ini Jihan sedang duduk santai sambil menunggu waktu istirahat. 

"Eh, ji gua boleh minta tolong gak?" Tanya Rama kepada Jihan yang sedang asik bersantai.

"Minta tolong apaan nih? Kalau gua lagi gak mager ya gua tolong," jawab Jihan.

" Tolong antarin nih tugas ke meja  Pak Sahrul boleh gak?"

"Lah itu kan tugas lu. Emangnya lu mau kemana?"

"Gua mau ke perpustakaan buat balikin buku kimia. Tolong ya ji, lu gak kasian apa sama gua?" Melas Rama kepada Jihan dengan wajah yang dibuatnya sesedih mungkin.

Karena merasa kasihan kepada Rama akhirnya Jihan pun membantunya dengan ditemani oleh Nella.

"Kok tumben lu, mau ikut gua keluar kelas?" Tanya Jihan kepada Nella yang berada disampingnya.

"Ya, lagi mau aja, Ji. Kenapa emangnya?" Tanya Nella sambil menatap Jihan yang sangat terlihat kece.

"Ya, gak papa sih."

"Oh, habis ini kita langsung ke kantin yuk, Ji." Ajak Nella kepada Jihan.

"Gas, lah." Jawab Jihan sambil meletakkan buku di atas meja Pak Sahrul.

Tetapi saat asik berjalan Jihan dan Nella bertemu dengan Jaemin dan Anggota inti Aodra.

"Eh, ternyata ada kembaran gua disini. Ngapain lu dimari?" Tanya Jaemin sambil merangkul Jihan.

"Ya, mau ke kantin lah, ogeb!" Jawab Jihan sambil berusaha melepaskan rangkulan dari Jaemin.

"Wee, santai aja napa dek. Pms lu?"

"Lu bisa diem kagak? Gua lagi jaga image di depan crush gua!" Bisik Jihan kepada Jaemin.

"Oh, paham gua. Dah lah kuy ke kantin, gua dah lapar nih." Ajak Jaemin kepada Jihan.

"Ya, ayok! Kan dari tadi gua bilang mau ke kantin, nyet!" Ucap Jihan dengan kesal setelah berhasil melepaskan rangkulan dari Jaemin.

"Nel, kuy cabut. Kagak bener tuh monyet prindafan," sambung Jihan sambil menarik tangan Nella dan meninggalkan Jaemin dan Anggota inti Aodra lainnya.

"Ha-ha. Bos bos dah tau kembaran lu gampang emosi malah diajak gelud."

"Diem lu! Manusia spesies kayak lu gak cocok bicara sama gua." Ucap Jaemin yang langsung saja pergi bersama dengan anggota inti Aodra lainnya dan meninggalkan Arjun seorang diri.

"Parah lu bos. Sakit nih hati gua, tanggung jawab lu, bos!" Teriak Arjun dengan dramatis.

"Emang gua peduli ? Oh, jelas gua gak peduli!" Teriak Jaemin dari jauh kepada Arjun.

"Bangke!" Umpat Arjun yang kemudian langsung menyusul Jaemin dan lainnya.

*****

"Bagaimana keadaan anak kembar Vikram, El?" Tanya seseorang sambil mengesap rokok miliknya.

"Sejauh ini keadaan mereka baik Tuan, hanya saja penjagaan mereka tidak seketat dulu. Jadi dapat mempermudahkan kita untuk menculik mereka, Tuan." Jawab seseorang tersebut yang dipanggil El.

"Kita harus segera melaksanakan rencana yang sudah kita persiapkan El dan kau pantau terus mereka!" Pinta orang tersebut kepada El.

"Baik Tuan," Jawab El yang kemudian langsung beranjak pergi dari sana.

"Kau tunggu saja Vikram, Kehancuran akan segera menghampirimu!" Gumam orang tersebut dengan disertai senyum smirk miliknya.

**********

Jihan dan anggota inti Thunder saat ini sedang duduk di kantin bersama dengan Jaemin serta anggota inti Aodra.

"Nanti malam bakalan ada balap. Lu ikut gak?" Tanya Jeno kepada Jaemin yang sedang memakan seblak.

"Wajib ikut itu mah! Lu daftar terus, Jen," jawab Jaemin yang kemudian langsung melahap kembali seblak miliknya.

"Eh, si Dewi mana Ji? Kok gua gak nampak tuh cewek?" Tanya Kenzi kepada Jihan.

"Kagak datang, kenapa lu tanya-tanya si Dewi? Naksir lu sama tuh anak?" Tanya Jihan balik kepada Kenzi.

"Cielah, gua tanya malah ditanya balik! Tinggal lu jawab doang juga," jawab Kenzi dengan sedikit kesal.

"Ya, suka suka gua lah!" Ucap Jihan yang kemudian langsung mengambil handphonenya untuk melihat live streaming NCT Dream yang merupakan idol favoritnya.

"Ji, nanti ngumpul di cafe Om Dion yuk! Dah lama kita gak kesana." Ucap Jaemin yang tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari makanan miliknya.

"Yuk lah! Tapi lu yang minta izin ke papa ya? Kalau gua yang minta izin pasti papa bakalan banyak tanya." Ucap Jihan kepada Jaemin sambil tersenyum lebar.

"Lah, yaudah lah kagak papa. Gua rela kok demi menghadapi kumpulan pertanyaan dari papa untuk minta izin," ucap Jaemin dengan sedikit berlebihan dan dramatis yang membuat  Jihan terkadang muak dengan sikap sang kembaran.

Tidak terasa waktu pembelajaran berlalu dengan cepat saat ini Jaemin dkk sedang menunggu kehadiran Jihan dkk di parkiran.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Jihan dkk pun datang. Tetapi saat mereka ingin meninggalkan perkarangan sekolah ada seseorang yang memanggil Jaemin dan Jihan dan memberikan sebuah kotak kepada mereka.

"Lu kenal gak ji sama anak yang tadi?" Tanya Jaemin sambil ikut memperhatikan sebuah kotak yang ada pada Jihan.

"Gua gak kenal. Gua pun baru nampak tuh anak tadi. Tapi min, gelagat tuh anak agak mencurigakan," jawab Jihan sambil menatap Jaemin dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Iya, tapi ada masalah apaan tuh anak sama kita?" Ucap Jaemin yang masih kebingungan.

"Ya, gua gak tau juga. Dah lah daripada tambah bingung mikirin ini semua mending kita buka aja nih kotak. Siapa tau nanti ada petunjuk di dalam entuh kotak." Usul Jihan kepada Jaemin.

"Yaudah, coba lu buka,"

Tetapi sebelum Jihan membuka kotak tersebut Haekal melarangnya.

"Apaan sih kal lu larang-larang gua buat buka nih kotak!" Kesal Jihan kepada Haekal yang menatap kotak tersebut dengan serius.

"Eh, pinter! Lu enggak pikir apa dari tadi kita semua diliatin sama tuh anak-anak lain? Mending kita buka nih kotak  di rumah lu aja Jae, kita gak tau mungkin disini ada yang ngawasin gerak gerik kita." Nasehat Haekal sambil melihat kondisi sekitar.

"Iya, Jaem bener kata Ekal. Mending kita mencegah daripada sebelum terjadi." Ucap Jeno dengan wajah datarnya.

"Yaudah kita ngumpul di rumah gua aja buat ngetuntasin nih masalah. Berarti mulai sekarang kita harus waspada jangan lengah sedikit pun!" Ujar Jaemin dengan tegas dengan wajahnya yang dibuat sedatar mungkin.

"Yaudah lah yuk buru!" Ajak Jihan yang kemudian mereka semua langsung melajukan sepeda motor mereka ke arah Rumah Twins J.

****

"Tuan saya sudah menjalankan sesuai dengan arahan Tuan," ujar seorang Pria sambil menunduk hormat kepada Tuannya.

"Bagus, lakukan terus apa yang saya perintahkan. Saya tidak akan membiarkan mereka bebas sedikit pun mulai sekarang! Nyawa harus dibalas dengan nyawa, darah harus dibalas darah!" Ujar sang Tuan dengan senyuman smirk yang tampak sangat menyeramkan.

"Iya, anda benar Tuan," jawab Pria tersebut yang kemudian langsung pergi meninggalkan sang Tuan.

Revisi
17 Mei 2024


Jinja [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang