Sean terdiam melihat kertas lusuh berisi Aldmoorithic di tangannya. "Aldmoorithic, ya." Matanya terpejam, mencoba mengingat sesuatu. Selang beberapa menit kemudian, matanya terbuka kembali dengan terkejut. "Ku rasa aku bisa membacanya."
Ketiga lainnya menoleh. "Kau ... sungguh?!" pekik Jane. Sean mengangguk cepat. Kakinya membawa pemuda itu keluar dari ruangan tempat mereka menemukan Aldmoorithic dan peta harta karun. Sementara yang lain mengikuti Sean menuju ruang tengah villa.
"Aku ingat sewaktu kecil nenek ku pernah mengajarkanku cara membaca aksara kuno dengan bentuk seperti ini. Ia bilang aksara ini disebut Aldmoorithic. Jadi ku rasa aku masih ingat bagaimana cara membacanya." ujar Sean seraya meletakkan kertas lusuh berisi Aldmoorithic itu di meja.
"Oh Sean, kau jenius sekali! Aku sungguh bangga memiliki teman sepertimu." Luna merangkul Sean bangga, sementara Grey memutar bola matanya malas. "Berlebihan sekali."
Sean terkekeh pelan. "Sudahlah Grey, kalau iri bilang saja." ledeknya dengan alis yang bergerak naik turun. "Ck! Cepat baca saja Aldmoorithic itu." ketus Grey.
"Sudah Sean, baca saja Aldmoorithic itu dan jangan kau goda singa garang macam Grey. Kau tahu sendiri kan bagaimana Grey jika dia sudah mengamuk?" tengah Jane membuat Luna tertawa kecil.
Grey yang meliriknya berkacak pinggang, "Apa maksudmu tertawa begitu, nona Blair?" Luna tersenyum kecil. "Tidak. Menurutku lucu saja."
Kedua alis Grey terangkat, "Apa yang lucu?"
Seringaian kecil tercetak di bibir Luna, "Kau."
Seketika tubuh Grey terasa seperti patung yang membeku, tidak bisa bergerak.
"Astaga, ku rasa saran mu itu benar, Jane. Aku harus segera membacakan isi dari Aldmoorithic ini sebelum kita dianggap tidak ada oleh mereka berdua." sinis Sean terkesan menyindir.
Jane tertawa. "Ayo, bacakanlah."
"Hei, kalian berdua, dengar sini! Aku akan membacakan Aldmoorithic ini jadi ku harap kalian berdua tidak sibuk sendiri." Grey memutar bola matanya begitu mendengar panggilan Sean.
Deheman singkat terdengar, Sean mulai membaca Aldmoorithic yang berada di atas meja.
"Melangkahlah di bawah rimbunan dedaunan yang menyimpan rahasia, di hutan di mana alam berkisah dalam bisikan diamnya.
"Persembunyian harta rahasia terkunci rapat, petunjuk tersembunyi dalam nada bisikan daun yang lembut. Jelajahilah, anak dan cucuku, hadapi misteri yang menanti, dan dalam perjalanan ini, harta yang tiada tara menantimu.
"Namun, hanya ketika bulan purnama menjelang, rahasia itu menyapa di bawah cahayanya, mengundang mereka yang mampu membaca teka-teki malam."
Keempatnya terdiam setelah mendengar isi dari Aldmoorithic itu. "Apa maksudnya?" bingung Jane.
"Entahlah, mari kita pikirkan maksud dari Aldmoorithic ini." sahut Sean.
Grey terdiam mengingat apa yang diucapkan Sean saat pemuda itu membaca Aldmoorithic. "Jelajahilah anak dan cucuku ..." gumamnya mengingat. "Apa ini sebuah pesan dari orang terdahulu?"
"Mungkin saja," timpal Sean. Luna yang masih bergelut dengan pikirannya sibuk mencubit dagunya tanda berpikir. Kepalanya lalu menoleh ke arah Jane, "Jika peta harta karun dan Aldmoorithic ini ditemukan di villa milik kakek Jane, maka pasti semua ini mempunyai kaitan dengan keluargamu, Jane."
Sean memperhatikan kembali Aldmoorithic di meja, "Aku setuju dengan opini Luna. Apa kau mengingat sesuatu tentang keluargamu yang berkaitan dengan ini semua, Jane? Terutama leluhurmu, mungkin? Karena ku pikir Aldmoorithic ini adalah pesan dari orang terdahulu Aldmoor, dan kita menemukannya di villa milik keluargamu, bukan begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sylvan Cipher
Short StoryLuna, Jane, Grey, dan Sean yang ingin mengasingkan diri sementara waktu dari pusat kota berniat mencari pelarian di villa tua Aldmoor bagian utara. Siapa sangka di villa tua itu mereka menemukan sebuah peta kuno serta naskah misterius. Dipenuhi ol...