Happy Reading!!✨✨"Gue cuma jatuh cinta sekali dengan satu perempuan. Ga ada jatuh cinta kedua, ketiga, bahkan keseratus."
-Kalandra Alfiza Gerald
Abian mengejar Kalandra, menemukan sang adik yang tengah duduk di taman belakang sekolah yang sepi. Nampak pemuda itu tengah dikuasai amarah saat ini."Kal..."
"Apa? Mau apa? Gue udah bilang gue ga akan cinta sama cewek itu. Cinta gue udah habis buat Aga, ga akan bersisa lagi buat yang lain," ucap pemuda itu.
"Lo tau bang? Disini...." Ucapnya sambil menunjuk ke dadanya, "setelah dia masuk, hati ini udah ga akan terbuka lagi, udah tertutup rapat. Ga akan terbuka untuk siapapun itu."
"Sadar, Kal! Agata udah mati! Gue ga nyangka bakal punya adek gila kayak Lo!"
Pemuda itu tertawa, seolah menganggap itu sebagai sebuah pujian. "Ya, gue emang udah gila bang. Dan ini karena Agata."
"Gue cuma jatuh cinta sekali dengan satu perempuan. Ga ada jatuh cinta kedua, ketiga, bahkan keseratus."
Abian menggelengkan kepala frustasi. Harus dengan cara apalagi menyadarkan adiknya ini?
"Kal...,"
"Lo percaya perjodohan ini dilakukan karena alasan bisnis? Di zaman yang sudah maju ini? Bahkan, padahal keluarga kita ga kekurangan ekonomi, ga mungkin juga bergantung dengan perusahaan lain, apalagi perusahaan om Agam,"
"Lo paham maksud gue kan?" tanya Abian setelah menjelaskan panjang lebar. Berharap sang adik memahami maksud baiknya.
Kalandra mengangguk. Ia paham. Perjodohan ini pasti sudah direncanakan. Keluarga Naya melakukannya untuk memanfaatkan ayahnya. Ya. Itu yang sebenarnya terjadi.
****
Nayanika memasuki kelas barunya. Kelas XI A. Kelas unggulan, mungkin setara dengan kelas MIPA I di kurikulum sebelumnya. Naya memang anak yang pintar, jadi tidak heran ia bisa dengan mudah masuk di kelas unggulan ini.
"Selamat pagi semua. Hari ini kita kedatangan murid baru dari Bandung, silahkan perkenalkan diri kamu, nak."
"Baik, terimakasih Bu. Selamat pagi semua, perkenalan nama saya Nayanika Zeline Anagata, boleh dipanggil Naya. Saya pindahan dari SMA Pancasila di Bandung. Saya harap kita bisa berteman dengan baik untuk kedepannya."
"Sekarang, silahkan duduk di samping Alesha."
"Di sini." Ucap Alesha dengan mengangkat tangannya.
Nayanika berjalan kearah gadis itu dan duduk disampingnya sesuai dengan instruksi dari guru.
"Haii Naya. Ini yang tadi pagi ngaku jadi pacarnya Kalandra?" tanya gadis bernama Alesha itu. Naya hanya menyengir malu, tidak menyangka gadis ini mengetahui kejadian pagi tadi yang memalukan.
"Iya, hehe"
"Aku Alesha," gadis itu mendekat dan berbisik pelan, "pacarnya Abian, hehe."
"Sudah, itu kenapa masih berisik? Perkenalannya nanti lagi!"
"Baik Bu." Jawab kedua gadis itu.
****
Waktu istirahat telah tiba, semua murid berhamburan keluar kelas. Kemana lagi tujuannya jika bukan ke kantin?
Dua gadis yang baru saja berkenalan pagi ini juga melakukan hal yang sama. Berjalan santai dengan Alesha yang terus mengajukan pertanyaan sedari tadi.
"Sekolah di Bandung enak ga Nay?"
"Hmm... enak kok." Jawab gadis itu yang tentunya bohong.
"Pasti kamu dulu pintar banget ya? Makanya bisa masuk kelas unggulan."
"Kamu sendiri? Masuk kelas unggulan juga, artinya pintar dong?"
"Sedikit, hehe. Aku ga lebih pintar dari Kalandra."
"Kalandra?"
"Iya, Kalandra pacar kamu. Dia murid paling pintar di SMA Bina Bangsa. Dia masuk kelas unggulan juga, satu kelas sama kita dan selalu mendapatkan peringatan satu."
"Satu kelas sama kita?" tanya Naya bingung. Pasalnya gadis itu sama sekali tidak melihat pemuda itu dikelas tadi.
"Iya. Kamu pasti heran kan, kenapa dia ga ada di kelas? Anaknya emang suka bolos. Heran juga sih, anak brandal kayak dia bisa dapat peringkat satu?"
"Jangan melihat dari luar saja. Mungkin yang kamu kira brandal diluar itu jenius dari dalam." Ucap Naya dan dibalas dengan anggukan oleh Alesha.
"Kemarin ada murid baru loh. Dari SMA Pancasila, kalian pindah bareng ya?"
Pertanyaan yang membuat Naya kembali dilanda penasaran. Sebenarnya siapa teman yang dimaksud kakaknya dan Alesha? Naya... Tidak punya teman.
"Siapa?"
"Namanya--"
"ALEE!" panggil Abian kepada Alesha.
"IAN!" sahut gadis itu, dan menghampiri Abian, tidak lupa ia menarik Naya untuk ikut serta.
"Duduk sini." ajak Abian sambil menepuk bangku disebelahnya. Alesha duduk di bangku itu sedangkan Naya duduk disampingnya.
"Siswa pindahan dari Bandung tadi siapa, Al?"
"Ohh, siswa itu? Satu kelas sama kita, iya kan, Rez?" Farez mengangguki ucapan Deon.
"Namanya, Siska." Ucap Farez.
Jantung Naya seolah ingin copot mendengarnya. Apakah ini Siska yang sama dengan yang dia kenal?
"Siska Aveline Talasha?"
"Wahh, kok tau, Nay?" tanya Deon
Naya semakin terkejut. Ia merenung sejenak. Itu artinya... Ini adalah permulaan dari luka barunya. Dan tanpa Naya sadari, akan ada luka baru lainnya yang akan Naya dapatkan kedepannya.
Terimakasih!!
Jangan lupa vote dan komen karena itu sangat berarti buat Zaza 💜 💜
Salam hangat dari Zaza, jangan lupa bahagia💜💜
See you next chapter!!🌷✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Nayanika
Fiksi RemajaKisah tentang seorang Nayanika Zeline Anagata. Tentang perjuangannya mendapatkan kasih sayang orang tua. Tentang perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang Kalandra Alfiza Gerald. Dan perjuangannya untuk memecahkan teka-teki masa lalunya. Akankah...