Bab 3-Waktu Tiga Bulan

41 13 19
                                    


Happy Reading!!✨✨

"Yang pergi tidak akan kembali, tidak peduli sehebat apa menangisinya. Tidak peduli sesakit apa lara nya. Kamu tidak perlu berlarut dalam duka, tidak ada gunanya. Cukup mengenang dan melanjutkan langkah."

***
"Cinta yang Lo punya hebat. Dan gue harap orang lain bisa merasakannya."

-Farez Zeyn Daviandra

“Cowok ga baik ngerokok,” ucap Deon sembari merampas rokok yang tengah dihisap Kalandra lantas membuang dan menginjaknya.

“Kalau gue cewek boleh?”

Deon terbelalak kaget saat mendengar pertanyaan cerdas dan tidak terduga yang dilontarkan Kalandra.

“GA GITU!” jawab Deon setengah berteriak. Pertanyaan macam apa ini? Ahh sudahlah. Anggap saja Deon yang salah memberi pernyataan.

“Masalah apa kali ini, Kal?” tanya Farez seolah memahami kondisi Kalandra.

“Rumit, Rez."

“Mau cerita?” tanya Farez memberi penawaran.

“Gue dijodohin.” ungkap Kalandra seadanya.

“BENERAN?!”

“Akhirnya, temen gue ga jomblo lagi. Cantik ga, Kal cewek lo?”

“Lo bisa diem, De?” bentak Kalandra nampak frustasi.

“Hehe, sorry, Kal.”

“Sampai kapan pun, gue ga akan jatuh cinta sama cewek selain Aga. Cinta gue udah habis buat Agata." Tegas Kalandra. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Agata dihatinya. Agata adalah cinta pertama dan terakhirnya. Agata adalah satu-satunya yang berhak masuk dihatinya. Agata adalah dunianya, semestanya.

Kedua sahabatnya menghela nafas kasar. Agata adalah hal yang paling berat dan sensitif untuk dibahas.

"Aga udah lama mati, Kal. Lo harus bisa buka hati!" tegas Deon.

Kalandra mengepalkan tangannya, berusaha meredam amarah yang membuncah di dadanya. Agata memang sudah mati, tapi namanya masih tersimpan dengan utuh dihatinya.

"Aga ga pernah mati. Perasaan gue juga masih utuh, ga akan mati."

Farez menepuk pelan pundak Kalandra. Berusaha menyalurkan kekuatan lewat sentuhan itu.

"Deon benar,"

"Yang pergi tidak akan kembali, tidak peduli sehebat apa menangisinya. Tidak peduli sesakit apa lara nya. Kamu tidak perlu berlarut dalam duka, tidak ada gunanya. Cukup mengenang dan melanjutkan langkah."

Farez mengambil nafas hendak melanjutkan ucapannya, "Gue kagum sama perasaan Lo," ungkap Farez dengan bersungguh-sungguh. Farez yakin, siapapun yang mendengar kisah mereka akan kagum dengan kehebatan cinta seorang Kalandra. Tapi, sesuatu memang ada masanya kan?

"Cinta yang Lo punya hebat. Dan gue harap orang lain bisa merasakannya."

Ucapan Farez menjadi penutup perbincangan mereka hari ini. Farez dan Deon pergi, membiarkan Kalandra berpikir dengan tenang. Membiarkan pemuda itu mencerna setiap kata yang mereka lontarkan. Mereka akan mendukung apapun langkah dari pemuda itu. Tapi mereka harap, Kalandra bisa melepaskan diri dari masa lalu dan mulai membuka hati.

****

Pertemuan antara keluarga Kalandra dan Nayanika tengah dilaksanakan. Dua keluarga itu tengah asik berbincang sembari menikmati hidangan saat ini.

“Jadi gimana, kalian terima perjodohan ini?” tanya Arsen.

“Ngga.”
“Iya.”

Kalandra dan Nayanika menjawab secara serentak dengan jawaban yang berbeda. Kalandra menatap tajam Naya, mendengar jawaban yang keluar dari mulut gadis itu.

“Pemuda itu ada hubungannya sama kalung yang lo pakai.”

Kalimat itu kembali terdengar di tempurung Naya. Menciptakan kebimbangan di hati Naya. Demi Tuhan Naya tidak mencintai pemuda ini. Tapi Naya tidak bisa menolak, Naya ingin mengetahui masa lalunya.

“Naya mau menerima perjodohan ini.” Ucap Naya dengan lantang.

“Gimana kalau mereka pacaran aja dulu?” usul Freya saat melihat tatapan Kalandra yang tidak mengenakkan.

“Sama saja." Bantah Kalandra

“Maksud gue, anggap aja perjodohan ini ga ada. Kasih waktu buat adek gue bikin lo jatuh cinta. Kalau dia gagal maka perjodohan ini juga gagal.” Terang Freya.

"Gue pastikan, ga akan jatuh hati sama adek Lo!" tegas Kalandra.

“Gue pastiin lo nyesel karena ucapan lo, hari ini.” Jawab Freya tak mau kalah.

“MENARIK!” ucap Abian-kakak laki-laki Kalandra.

“Oke, mulai hari ini kalian resmi pacaran. Kala, kamu kasih waktu berapa lama buat, Naya?” tanya Arsen.

“3 bulan."

“Selamat berjuang selama 3 bulan anak bunda,” ucap Karina-Bunda Kalandra memberi semangat. Kalandra sendiri mendengus kesal saat bundanya justru lebih mendukung orang lain dibanding dirinya. Sebenarnya disini yang anaknya siapa?

Terimakasih buat yang sudah baca✨✨
Jangan lupa vote dan komen karena itu sangat berarti buat Zaza💜💜
See you next chapter!!

Story of NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang