BAB 28 : Sooji alay

1.5K 184 62
                                    

Pagi ini, Sooji terbangun lebih awal dari biasanya. Suara kicauan burung yang lembut mulai terdengar di luar jendela, menandakan dimulainya hari yang baru. Setelah merenggangkan badan dan menguap lebar, mengecup kening Harin.

Sooji kemudian melangkah keluar dari kamarnya dengan hati-hati agar tidak membangunkan Harin. Ia mengenakan sweater hangat dan celana panjang, serta sepasang sendal yang nyaman. Dengan kantong uang kecil di tangannya, ia keluar dari apartement, merasakan kesejukan embun pagi yang menyegarkan wajahnya.

Jalanan masih sepi, hanya ada beberapa orang yang juga baru bangun dan memulai aktivitas mereka. Sooji masuk ke dalam mini market, menyapa ramah penjaga toko yang sudah mengenalnya. Ia memilih beberapa roti dan sekotak susu segar.

Sementara Harin terbangun dengan perlahan, saat ia mengusap kasur, Sooji tak ada di sampingnya. Secepatnya, perasaan cemas mulai merayapi dirinya, mengingat rasanya ditinggal yang selalu menghantui.

Tanpa bisa menahan diri, ia berteriak, "Sooji! Sooji!" suaranya memecah keheningan pagi.

Harin segera bangkit dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi, membuka pintu dengan cepat. Namun, tidak ada tanda-tanda Sooji di sana. Dengan napas yang semakin cepat, Harini memeriksa seluruh ruangan, setiap sudut yang mungkin menjadi tempat Sooji bersembunyi. Tetap saja, gadis itu tidak ditemukan.

Harin membuka aplikasi pesan dan mengetik dengan cepat, hampir tanpa berpikir,

Harin masih mengetik pesan kedua ketika tiba-tiba terdengar suara pintu apartemen terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harin masih mengetik pesan kedua ketika tiba-tiba terdengar suara pintu apartemen terbuka. Ia segera menghampiri sumber suara dengan cepat. Di sana, di ambang pintu, tampaklah Sooji yang baru saja kembali.

Tanpa ragu, Harin berlari ke arahnya dan memeluk Sooji dengan erat, seolah-olah takut kehilangannya lagi. "Sooji, kamu dari mana sih?!" kata Harin dengan suara bergetar, memegang Sooji lebih erat lagi.

Sooji tampak bingung dan sedikit terkejut dengan reaksi Harini. "Aku cuma keluar buat membeli sarapan," katanya pelan, mencoba menenangkan Harin. "Maaf, sayang."

Harin menarik napas dalam-dalam, perlahan melepaskan pelukannya. "Ah... maaf aku berlebihan, aku cuma takut aja." ujarnya sambil menatap mata Sooji.

Sooji mengangguk memahami, kemudian membelai rambut Harin dengan lembut. "Kamu tenang aja, aku ada disini, aku gak kemana-kemana, aku nggak akan ninggalin kamu. Trust me okay?" katanya dengan senyum lembut.

"I do trust you, maaf." Harin mengangguk pelan.

"Yaudah sekarang sarapan dulu. Aku beli roti dan susu buat kita."

Dengan perasaan lega, Harin akhirnya tersenyum kembali. Mereka berdua pun berjalan menuju meja makan. Sooji mengeluarkan roti dan susu segar yang dibelinya dari tas. Mereka duduk berhadapan, dan suasana mulai terasa lebih hangat dan nyaman.

"Hari ini aku nggak bisa lama-lama. Karena grandma bilang aku ada acara makan-makan nanti." Ujar Harin sambil memperhatikan Sooji yang memotong roti dan meletakkannya di piring Harin.

Do you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang