BAB 7 : home

1.7K 184 21
                                    

Sooji merengut kesal di dalam hatinya saat dia menemukan dirinya terjebak dalam situasi yang tidak diinginkannya: menunggu, dan yang lebih buruk lagi, menunggu seseorang seperti Baek Harin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sooji merengut kesal di dalam hatinya saat dia menemukan dirinya terjebak dalam situasi yang tidak diinginkannya: menunggu, dan yang lebih buruk lagi, menunggu seseorang seperti Baek Harin. Cahaya sore yang redup menyelimuti koridor sekolah, menciptakan atmosfer yang seolah-olah cocok untuk kegelapan hatinya. Dengan gerakan malas, dia menyandarkan tubuhnya pada tembok yang kokoh, menghirup udara dengan napas yang lemas.

Sooji menghela nafas dalam-dalam, memperhatikan dengan sinis ponselnya yang tampak sangat sepi. "Lagi sibuk kali ya, si Sydney," gumamnya sambil menggelengkan kepala. "Kangen gue, buset dah. Pake pelet keknya nih orang."

Tanpa kesabaran yang cukup untuk menunggu lebih lama lagi, Sooji memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke permainan online favoritnya, Call of Duty Mobile. Dia membiarkan dirinya tenggelam dalam dunia virtual, memusatkan perhatiannya pada setiap detail dan strategi permainan.

Namun, ketika dia sedang asyik-asyiknya bermain dengan serius, Sooji tiba-tiba merasakan hawa yang aneh, sesuatu yang meniup lehernya dengan lembut namun cukup kuat untuk membuatnya tersentak. "Jancok!" teriaknya spontan, menahan gejolak ketakutannya. Dengan cepat, dia menjauhkan wajahnya dari arah sumber hawa itu, hanya untuk menemukan bahwa orang yang membuatnya merinding adalah Baek Harin.

Sooji merasa jantungnya berdegup kencang, dadanya naik turun dalam irama yang tidak teratur. Dengan wajah cemberut, dia memegangi dadanya, mencoba menenangkan diri dari kejutan yang tak terduga. Baek Harin hanya tertawa kecil, mengejek reaksi Sooji yang kacau balau.

"Asik banget lagian," kata Baek Harin dengan nada santai, seolah-olah menikmati situasi yang dia ciptakan.

"Lo! Ngagetin aja, cocok emang jadi setan. Eh udah jadi setan sih ya." Goda Sooji sambil tertawa kecil. Perubahan suasana di antara mereka begitu cepat.

Kali ini giliran Baek Harin yang merengut kesal, wajahnya berubah menjadi ekspresi yang jauh dari senang. Dia menatap Sooji dengan pandangan tajam, tidak menyukai ejekan receh yang dilemparkan padanya.

"Yaudah ayo," ucap Baek Harin dengan suara agak kasar, seolah-olah ingin segera mengakhiri candaan mereka. Namun, sebelum dia bisa melangkah pergi, tangan Sooji tiba-tiba menahannya.

"Eh bentar lah, satu match lagi ini," pintanya dengan nada sombong. "Tadi gue udah nunggu lo, sekarang lo juga harus nunggu sampe gamenya beres."

"Whatever, Sung Sooji."

Dengan senyum kemenangan, Sooji segera kembali memusatkan perhatiannya pada layar ponselnya.

Sooji dan Harin berjalan bersama menuju parkiran sekolah, langkah mereka seiring sejalan dengan senja yang mulai meredup di ufuk barat. Suasana yang sebelumnya tegang kini menjadi lebih tenang, meskipun masih terasa sedikit canggung di antara mereka.

Mereka berdua saling bertukar pandang sesekali, tapi tidak ada kata yang diucapkan.

Sooji masuk ke dalam mobil milik Harin dengan tatapan terkejut saat menyaksikan kehidupan yang mewah yang dijalani oleh Harin. Dengan segera, Harin memberi instruksi pada sopirnya untuk segera berangkat, tanpa memberi kesempatan bagi Sooji untuk berbicara.

Do you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang