2. Hati-hati

74 13 0
                                    

HATI-HATI

💐💐💐

Fena melangkah cepat dan tergesa sambil menutup sebagian wajahnya dengan buku. Sementara Luna di belakangnya berlari kecil sambil terus memanggilnya.

"Fen!! Fena!! Jangan marah dong!! Tungguin!!" teriakan Luna tak di gubris sama sekali. Fena sudah dibuat malu karena ulah Luna. Jam pelajaran terakhir dengan Bu Leila sang guru kimia menjadi heboh karena Luna mengira Fena kesurupan.

Seisi kelas berteriak histeris hingga ada yang berlari keluar kelas. Walaupun Fena sudah berusaha menyangkal namun tidak ada yang percaya. Beberapa siswi malah memegangi tubuhnya dan membacakan do'a yang berbeda-beda. Kepalang malu dan pusing dengan situasi yang tiba-tiba kacau, Fena memilih untuk pura-pura pingsan.

'Malu-maluin bangeeeettt!!' -batin Fena meringis menahan malu saat beberapa siswa memandanginya di setiap langkahnya menuju tempat parkir. Dia semakin menunduk dan terus berjalan sambil menutupi separuh wajahnya sebatas hidung dengan buku ensiklopedia dengan cover keras.

BRUK

"Akhh!!" Fena memekik kaget saat merasakan tubuhnya menubruk seseorang yang berdiri tegap didepannya. Benturan itu terjadi secara tiba-tiba dan cukup keras karena Fena tengah berjalan cepat. Ditambah lagi buku hard cover yang menjadi perisainya malah membentur hidungnya.

'Aduh sakit banget idung gue!' -batin Fena sambil memijat pangkal hidungnya yang nyeri.

"Lo masih nguntit gue!?" suara itu berhasil membuat Fena mendongak kaget dengan mata melotot.

"Enggak kak!! Aku nggak–" ucapan Fena terpotong saat merasakan cairan mengalir dari hidungnya.

'Anjirr! yakali ingus gue meler didepan kak crush!!' -jerit Fena dalam hati.

Lengan Fena bergerak hendak mengusap ingus dihidunganya seperti yang biasa bocil ingusan lakukan, namun ia sangat terkejut saat tangan Jeo menahan lengannya begitu saja.

"Lo jorok banget sih!!" sentak Jeo sambil melotot. Lalu Jeo merogoh saku bajunya mengambil selembar sapu tangan, dan sedetik kemudian sapu tangan milik Jeo sudah menutupi hidung Fena.

Kejadian itu terjadi begitu cepat. Fena bahkan tidak punya kesempatan untuk berkedip sejak Jeo menahan lengannya hingga sekarang sebelah tangan Jeo juga memegangi sapu tangan yang menutup hidungnya.

"Nafas pake mulut!" perintah Jeo dengan suara melunak, tatapannya juga meredup. Tanpa dia sadari, hal itu membuat Fena hampir kehilangan nyawa karena jantungnya yang berdetak abnormal. Fena bahkan hampir lupa untuk bernafas jika Jeo tidak menyuruhnya.

Seolah sadar apa yang tengah terjadi, wajah Jeo kembali berubah menjadi garang. "Pegang sendiri!!" perintah Jeo sambil meletakkan sebelah tangan Fena yang ia tahan untuk mengganti posisinya memegangi sapu tangan di hidung Fena.

Fena juga seolah kembali di masuki rohnya. Ia sudah bisa kembali bernafas walaupun ngos-ngosan.

Tanpa sepatah katapun, Jeo berlalu pergi meninggalkan Fena yang masih mematung di tempat. Masih tak percaya apa yang baru saja menimpanya.

'Kak Crush ngasih sapu tangan buat ngelap ingus gue!!!' -batin Fena tak percaya sambil menurunkan sapu tangan Jeo dari hidungnya. Namun belum juga sedetik, Fena langsung menempelkan kembali sapu tangan itu di hidungnya dan menekannya kuat.

POSESIF JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang