Chapter 3 - Aplopetic

142 15 0
                                    

ELA

Belum hilang kebingungannya pagi ini ketika dia mendapati dirinya berada di pelukan ajudannya–dengan telanjang pula! Kini dia dikagetkan dengan gedoran pintu serta panggilan marah papanya yang membuatnya semakin khawatir.

Elaina tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Otaknya masih buntu. Tubuhnya masih terasa nyeri, dan kepalanya masih begitu berat.

Sosok Pradipta yang terlihat tenang setidaknya membuat kepanikannya sedikit berkurang meskipun tangannya masih terasa kebas dan begitu dingin.

Pradipta membuka pintunya dan kamar hotel ini langsung diserbu dengan kedatangan papanya beserta tunangannya, Dhanu.

"Jelaskan arti semua ini Pradipta!" Suara papa yang begitu menggelegar membuat Elaina berjengit kaget.

Di samping papa, Dhanu hanya membisu dan menatap Ela dengan tatapan tajam yang membuat Ela semakin merasa kecil.

Di tubuhnya hanya terbalut bathrobe putih hotel, rambutnya basah sehabis shower. Sedangkan pengawalnya yang berada dalam satu kamar bersamanya berdiri dengan kemeja kusut yang dimasukkan asal ke dalam celana hitamnya. Rambut hitam legamnya berantakan.

Dan kamar ini–kamar ini begitu berantakan. Sukses menegaskan kegiatan panas mereka semalam dengan gamblang.

"Kurang ajar kamu! Berani-beraninya menyentuh anak saya!" Tanpa tedeng aling-aling, papa langsung meninju wajah Pradipta.

Ela berteriak keras.

"Papa!" Suara Ela bergetar menahan tangis.

"Murahan sekali kamu, Nak! Semalam kamu baru saja menukar cincin dengan Dhanu dan secepat itu juga kamu melebarkan kaki untuk pria rendahan seperti Pradipta, hah!"

"Bapak! Ini tidak seperti yang Anda pikirkan!" Pradipta menyela dengan cepat ketika papa menghardik dirinya dengan kata-kata yang menyakitkan.

"Shut up, bajingan lo ya! Cewek gue itu! Jangan-jangan lo perkosa ya! Mana mau Ela sama cowok kayak lo!"

"Dhanu! Aku dan Pak Pradipta nggak seperti itu!" Ela mencoba membela dirinya.

Tapi tunangannya itu terlanjur gelap mata. Menolak mentah-mentah pembelaan jujur yang diucapkan dirinya dan Pradipta sejak awal.

Kali ini Dhanu meluapkan emosinya dan mendorong Pradipta dengan segenap kekuatannya. Tapi Pradipta tetap bergeming dan tak goyah dari tempatnya berdiri meskipun diserang oleh papa dan Dhanu.

Pengawalnya hanya diam saja menerima caci maki serta tuduhan jahat yang diucapkan kedua pria yang paling Ela percaya.

"Papa, Dhanu–ini nggak seperti yang kalian pikirkan!" Ela mencoba membela diri serta menyelamatkan Pradipta dari amukan mereka.

"Pak, tolong dengarkan penjelasan kami dahulu," ujar sang pengawal tersebut dengan nada genting.

Tubuhnya bergerak mendekati papa dan mencoba menatap atasannya tersebut secara langsung. Mencoba memastikan jika papanya–Hendra Dharmawan mendengarkan secara utuh penjelasan Pradipta.

Namun papanya kepalang murka.

Dia menepis tangan Pradipta dan menolak mendengar penjelasan lebih lanjut Pradipta secara terbuka. Alih-alih, papanya justru mencengkram tangan Ela dengan kuat hingga dirinya mengernyit kesakitan.

"Papa, hentikan. Ini sakit," ujar Elaina sambil menahan nyeri di pergelangan tangannya.

"Pulang sekarang! Kamu telah mencoreng nama baik keluarga dengan tindakan menjijikkan seperti ini, Ela!" Papanya seperti tak mengacuhkan rintihan sakit Ela dan tetap menyeret Ela untuk mengikutinya keluar dari kamar ini.

Champagne DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang