kehilangan

1.9K 86 23
                                    

(Skylar x Irrad)

Note! Buat Skylar dia pake nama asli.

(Maaf kalau ada typo nama, karena ini hasil perubahan dari draft)

_

Tepat pada hari ini David berulang tahun yang ke 23, sebenarnya ia senang tidak senang sih. Senang karena masih diberi umur sampai sekarang dengan orang-orang tersayang di sisinya, tidak senang karena umurnya semakin tua.

"Happy birthday Ler!! Semoga bahagia dan sehat selalu, apa yang diinginkan tercapai."

Baru bangun tidur Irrad sudah menyambutnya dengan kue ulang tahun yang ia bawa. Tampilannya agak sedikit berantakan, David tidak tahu ini layak dimakan atau tidak.

"Hah?" David yang nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul melihat bingung pada kue itu.

"Buru make a wish! Nanti lilinya keburu meleleh!" seru Irrad menyodorkan kue itu di depan David.

David berdo'a lalu meniup lilin itu, ia pun baru sadar kalau dia ulang tahun. Tapi setelah nyawanya terkumpul penuh, David langsung tersenyum dan mengambil kue itu lalu diletakkan di meja.

Dengan rasa senang David memeluk tubuh Irrad yang masih setengah berdiri. Walau baju pemuda pendek itu sedikit kotor karena terkena cream, tapi David tidak peduli.

"Makasih ya, sayang!!" ucap David.

Irrad mengangguk, "Sama-sama."

David melepaskan pelukan itu, lalu ia melihat ke arah kuenya, "Itu bisa dimakan?"

Irrad mendengus, "Ya bisalah! Itu aku buat sendiri tau! Walau tampilannya jelek tapi tetep enak."

Mendengar Irrad yang berceloteh seperti itu David tertawa, lucu sekali. David tidak ada mengira kalau kue itu tidak enak, hanya saja David harus jujur kalau tampilannya sangat berantakan.

"Tapi kayaknya–itu beracun." tutur David dengan jahil.

Irrad tentu tidak terima, ia mengambil cream yang menghiasi kue itu, lalu mengoleskannya ke muka David, tidak hanya satu colek, tapi satu kepalan tangan.

"Makan tuh!"

-

Sorenya Irrad berniat pergi keluar untuk membelikan David hadiah yang pemuda itu sangat inginkan, ia tahu karena David sering menyebut-nyebut nama barang tersebut.

"Aku mau pergi dulu, pinjem motor ya?" izin Irrad pada David yang sedang bersantai di sofa.

"Pergi kemana?" tanya David.

"Gak usah kepo, pokoknya bakal bikin kamu kaget nanti pas aku bawa." jawab Irrad sambil mengambil kunci motor di atas meja.

"Hati-hati, jalanan licin abis ujan." David memberikan wejangan.

Irrad mengangguk, "Iya, dadah!!"

David membalasnya dengan senyuman, kala pemuda itu keluar dari apartemen David kembali memfokuskan matanya pada layar ponsel.

-

Sudah sekitar jam 7 malam Irrad masih belum pulang, David sudah menelponnya beberapa kali tadi tapi tidak diangkat. Sedikit khawatir karena di luar sedang hujan, takutnya pemuda itu terjebak hujan di jalan.

"Kemana coba? Dari sore belum balik aja, mau ngasih surprise apaan sih?" David bermonolog sambil terus mengirim pesan pada Irrad walau ceklis satu.

Tiba-tiba sambungan telpon masuk dengan nomor yang tidak dikenal terpampang di layar ponselnya.

"Siapa nih?" David lalu mengangkat sambungan telpon tersebut.

we areTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang