(Nnael x Aboy)
Warn! Long chapter, semoga gak bosen bacanya, kalo bosen ya udah.
_
Aboy menatap kosong gelas berisi jus jeruk di depannya, tak ada teman mengobrol juga jadi hanya melamun sambil sesekali meminum jus jeruknya. Banyak pikiran berkecamuk di kepalanya, banyak juga pertanyaan yang ia ingin lontarkan pada pacarnya.
Iya, sekitar 60% masalah yang Aboy pikirkan itu berasal dari Nnael, pacar brondongnya yang menjadi sangat sibuk sekarang. Sudah hampir 3 hari mereka tidak bertemu, padahal satu kampus. Mengobrol lewat pesan whatsapp pun hanya formalitas saja, entah sekedar bertanya 'udah makan belum?' atau 'kamu lagi apa?' lalu setelahnya mati topik.
Aboy pernah bertanya pada pacarnya tentang kegiatan apa yang sedang pemuda itu lakukan sampai sesibuk ini. Namun, Nnael hanya menjawab kalau dia banyak tugas, Aboy memakluminya kalau memang benar sibuk mengerjakan tugas. Tapi, apa iya sampai jarang ada kabar seperti ini? Nnael pun sering bilang kalau sedang di luar, entah apa tujuannya.
Brak!!
"Woy! Ngelamun aja, mikirin apaan?" Rey datang sambil menggebrak meja.
Aboy langsung tersadar dari lamunannya, hampir saja jantungnya jatuh, untung dipegangin paru-paru.
Aboy menatap kesal pemuda di depannya yang malah tersenyum tanpa dosa, ingin sekali ia siramkan jus jeruk ini pada wajah cantik pemuda itu.
"Ngagetin anjing!"
Rey terkekeh pelan, "Mikirin apaan sih, Boy? Jauh amat ngelamunnya."
"Kepo lu." ketus Aboy, mood-nya sedang tidak baik sekarang.
"Cerita aja sama sahabat sehidup sejiwa tapi gak semati lu ini, Boy. Kenapa sih?" Rey sedikit memaksa, ia benar-benar ingin mengetahui apa yang sedang dipikirkan temannya itu.
Aboy sebenarnya malas bercerita, namun ia takut Rey malah makin bertingkah dan banyak nanya.
"Nnael, sibuk banget bocah itu sekarang. Udah berapa hari gak ketemu." terang Aboy sedikit sedih.
"Mungkin lagi banyak tugas, Boy. Atau lagi banyak project." Rey menyahuti, ia mencoba berpikir positif saja.
"Tapi masa iya sampe ngabarin pun jarang? Gak biasanya aja dia kayak gini. Gue mikir, kayaknya dia udah bosen sama gue." Aboy kembali menatap kosong gelas jusnya.
"Kok gitu?! Jangan mikir gitu, Boy. Coba positive thinking aja." balas Rey.
Aboy tak menjawab, ia mau berpikir positif, namun susah karena Nnael benar-benar tidak seperti biasanya. Sesibuk-sibuknya anak itu, dia selalu mengajak untuk bertemu, walau sebentar.
Di tengah lamunannya, Aboy tersadar kalau sedari tadi Rey menatapnya sambil tersenyum manis.
"Apasih?" tanya Aboy bingung, serem diliatin kayak gitu.
"Minta nomor hazel dong, hehe." pemuda itu lalu tersenyum malu.
"Stop gatel! Urusin dulu tiga cowok yang belum lu kasih kepastian itu!" Aboy mendengus, ia lalu bangkit dan meninggalkan sahabatnya itu.
"Malah pergi, padahal boleh tuh." ucap Rey yang hanya melihat punggung Aboy yang mulai menjauh.
Lama-lama bersahabat dengan Rey, Aboy jadi takut tiba-tiba ketularan gatal dan binal. Pemuda itu muka saja polos, tapi kelakuannya bikin tepuk jidat.
_
Malamnya, Aboy berniat untuk me-refresh pikirannya dengan jalan-jalan ke mall, sekalian beli sepatu baru. Ia ingin melupakan Nnael sejenak agar tidak semakin merindukan pemuda itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/368938959-288-k189341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are
Fanfictionpro player oneshoot bxb! hars word! fiksi! jangan bawa cerita ini ke kehidupan asli tokoh! open req! hargai dengan vote dan comment ya^^