Jakarta malam ini

2K 94 39
                                    


Jangan lupa vote dan comment ya guyss!!

(Yawi x Gugun)

_

"Kiel udah pulang?" tanya Yawi yang baru keluar dari kamar.

Gugun yang sedang membereskan bekas sampah cemilan itu pun mengangguk. Padahal tadi yang nyampah bertiga, tapi dua orang itu dengan tidak tau dirinya langsung pulang dan tidak mau membantu membereskan.

"Udah tadi bareng Aran."

Mendengar jawaban Gugun, Yawi hanya mengangguk paham, ia menyimpan kaleng cola miliknya ke kulkas.

Selesai Gugun membereskan kekacauan itu ia berniat untuk makan, tapi lupa kalau tidak ada apa-apa. Memang mereka belum belanja bulanan di bulan ini.

"Eh lupa beli bahan makanan , Kak. keluar yuk belanja." ajak Gugun.

"Gak ada sama sekali?" tanya Yawi memastikan, Gugun menggeleng.

Yawi bangkit dari duduknya lalu memakai jaket kulit miliknya, tak lupa tangannya langsung mengambil kunci motor yang terletak di atas meja.

"Yaudah sana ambil hoodienya, dingin di luar." titah Yawi.

"Gak usah deh, ribet." tolak Gugun, ia hanya memakai kaos dan celana bahan biasa.

"Dingin Gun, nanti masuk angin. Kita sekalian jalan-jalan dulu." ucap Yawi mengingatkan.

Gugun tersenyum kala mendengar kata 'jalan-jalan' dan dengan cepat ia pergi ke kamar untuk mencari hoodie miliknya.

"Dasar bocah."

________

Di bawah hamparan bintang dan terangnya bulan di langit Jakarta malam ini, motor vespa milik Yawi membelah jalanan yang cukup sepi itu.

"Udah lumayan lama kita gak jalan-jalan malem kayak gini." ucap Yawi sedikit berteriak.

Gugun mengangguk membenarkan, mereka biasanya keluar malam kalau ada urusan penting saja dan tidak lama, hanya membeli makanan atau pergi ke rumah teman, itu pun tidak muter kemana-mana lagi.

"Iya sih."

Tak ada obrolan lagi setelahnya, hanya angin malam dan suara dari kendaraan yang menemani keduanya.

Suasana malam di Jakarta memang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Cahaya-cahaya dari gedung-gedung dan lampu-lampu yang menghiasi jalanan membuat kota itu terlihat indah namun modern. Cocok untuk night ride seperti ini, kalau tidak macet.

Gugun mengeratkan pelukannya pada pinggang Yawi, cuaca memang sedang dingin. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak sang kekasih, sedang tidak memakai helm juga jadi lebih nyaman bersandarnya.

"Makasih ya, Kak." celetuk Gugun tiba-tiba, tentu membuat Yawi bingung.

"Buat?"

Gugun tersenyum, "Buat semua yang lu kasih ke gue. Baik dari kasih sayang, perhatian, perlindungan, bahkan materi. Makasih banyak."

Yawi melirik ke arah Gugun melalui kaca spionnya, "Makasih juga udah nerima dan nunggu gue."

"Kadang gue tuh ngerasa gak pantes buat lu, Kak. Kayak, dengan semua kekurangan gue, apa yang bikin lu suka? Gue ngerasa gak bisa ngasih apa-apa ke lu." ucap Gugun, matanya terfokus pada setiap jalan yang mereka lewati.

"Gue jatuh cinta karena lu itu Gugun Surya Pratama, gue suka semua hal tentang lu. Lu gak perlu ngasih apa-apa ke gue, karena dengan kehadiran lu aja gue udah bersyukur banget." terang Yawi, tangannya mengelus-elus paha si manis.

we areTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang