happy reading!
Jaemin ternyata mengajaknya pergi ke pasar malam. Keramaian kota Seoul sendiri rupanya tidak begitu banyak berbeda dengan Tokyo. Giselle tidak tahu mereka ada di kawasan mana tepatnya, tetapi pasar malam di sini benar-benar hebat. Beberapa stand menjual aneka pernak-pernik, pakaian, dan yang paling hebat dari semuanya adalah stand-stand yang menjual berbagai makanan atau kue dari berbagai negara.
Malam itu Jaemin berbaik hati mentraktirnya makan Mille-fuille yang menurut pengakuan lelaki itu adalah kue Prancis favoritnya. Jaemin juga membayarinya Takoyaki dan jajan khas Korea seperti Tteokbokki dan Odeng yang dibungkus untuk Giselle bawa pulang.
"Omong-omong apa kau menguntitku?" tanya Giselle saat mereka sedang mencari tempat duduk. "Kau pasti menguntitku," ujarnya memutuskan.
Lalu Giselle ikut menghentikan langkahnya ketika Jaemin berbalik dan menatapnya dengan takjub.
"Astaga, aku baru tahu ternyata kau senarsis itu," komentar Jaemin dengan nada sedikit mendengus setelah mendapatkan tempat duduk.
Kekehan pelan lolos dari bibir Giselle, gadis itu ikut duduk dan berkata, "Siapa tahu. Terakhir kali kau belum mendapat maafku dan beberapa hari lalu kau meminta menjadi temanku. Mungkin kau memang sefrustrasi itu karena benar-benar menginginkan dua hal itu dariku dan berpikir aku tidak akan kembali ke Jepang sampai menyusulku ke sini."
"Apa kau pikir aku kurang kerjaan? Restoran sangat membutuhkanku. Lagipula sekarang aku sudah menjadi temanmu. Siapa yang menyangka bahwa untuk bisa menjadi temanmu aku hanya perlu banyak mentraktirmu makanan dan kau akan langsung menempel."
Satu tinjuan kecil mendarat di lengan Jaemin dan membuatnya tertawa. "Aku hanya bercanda, tahu."
"Bercandamu tidak lucu," gerutu Giselle sambil memasang wajah pura-pura tersinggung.
Giselle tiba-tiba mendesah lalu mengeluh. "Dari sekian banyak stand makanan, mengapa tidak ada yang menjual Okonomiyaki?"
"Jadi kau menyukai Okonomiyaki?"
"Sangat menyukai," ralat Giselle sambil mengunyah Mille-fuille traktiran Jaemin. "Aku dan Yoshi punya langganan warung Okonomiyaki, dan setiap akhir pekan akan mengunjunginya. Mereka menjual Okonomiyaki paling enak di seluruh Jepang."
"Benarkah?" tanya Jaemin terlihat tidak yakin.
Giselle mengangguk kecil sambil mengunyah Mille-fuille. "Kau harus mencobanya," katanya sembari menimang-nimang sebentar sebelum menambahkan, "Aku tidak keberatan mentraktirmu setelah kita kembali ke Jepang."
Awalnya Giselle berniat untuk tidak banyak bicara dengan Jaemin sepanjang perjalanan mereka malam itu, karena ia masih berusaha untuk tidak terlalu akrab dengan lelaki itu. Tetapi rupanya ia melupakan rencananya sendiri segera setelah ia tahu kemana tujuan mereka. Saat melihat stand-stand makanan, di sanalah titik awal kekalahannya. Giselle langsung antusias dan banyak bertanya mengenai beberapa nama kudapan yang dijual di stand-stand pada Jaemin. Kemudian semua berjalan begitu saja, jarak dan konflik di antara mereka menguap entah ke mana. Tiba-tiba saja mereka bisa langsung akrab hanya karena duduk di satu tempat dan berbagi menu yang sama, saling mengobrol dan tidak sungkan untuk berbagi beberapa hal.
"Aku baru ingat, Wonbin juga langsung menyukai Okonomiyaki di sana, kau juga pasti akan menyukainnya. Hhmm, aku benar-benar ingin memakan Okonomiyaki sekarang."
