2

819 91 14
                                    

"MENIKAH?"

Demi kucing kembarnya yang belum mandi satu bulan, jika ini semua mimpi tolong bangunkan Wonbin dengan segera. Wonbin masih tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Orang di depannya ini mengatakan bahwa mereka akan menikah.

Apa tidak ada lelucon yang lebih lucu lagi dari ini?

"Iya. Kita berdua sebentar lagi akan ke altar," jawab orang di depan Wonbin, yang tadi mengenalkan dirinya sebagai Eunseok, Eunseok Alvaro lengkapnya.

Tangan Eunseok mencoba meraih tangan Wonbin namun dengan cepat Wonbin menghindar. Ruangan yang ditempati mereka berdua sudah sepi sekitar lima menit yang lalu karena Eunseok ingin berbicara dengan Wonbin hanya berdua.

Eunseok menaikkan sebelah alisnya. Dirinya hanya diam saat mendapat penolakan dari Wonbin.

Ya siapa coba yang tidak menolak jika tiba-tiba dia diajak menikah oleh orang asing yang baru saja ditemui?

"Gue.gak.mau.nikah." Wonbin menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

"Saya gak nanya pendapat kamu. Saya cuma ngasih tau biar nanti kamu gak bingung pas kita sudah di altar." Eunseok berucap datar.

Wonbin yang mendengarnya mendelik. "Gue tetep gak mau. Gue sama lo aja gak kenal gimana bisa lo tiba-tiba jadiin gue pengantin lo? Kalau mau ngeprank coba cari orang lain aja jangan gue. Gue pokoknya gak mau nikah sama lo. Titik!"

Wonbin langsung berjalan ke arah pintu. Dirinya sudah tidak kuat dengan bualan aneh yang dilontarkan Eunseok. Namun sebelum tangannya sempat meraih handle pintu, Eunseok sudah lebih dahulu meraih tangan Wonbin, membuat badan Wonbin tersentak dan berbalik menghadap Eunseok.

Jarak keduanya cukup dekat hingga kini Wonbin dapat mencium bau parfum Eunseok. Wonbin yang memang orangnya suka dengan wewangian tak menampik bahwa harum parfum Eunseok sangatlah enak di hidungnya.

"Ayo menikah sama saya, Wonbin." Dan bisikan Eunseok membawa kesadaran Wonbin kembali.

Wonbin dengan cepat mendorong tubuh Eunseok menjauh. "Gak mau. Gue gak mau Eunseok. Lo itu bebal atau gimana sih? Gue gak mau nikah. Demi Tuhan gue ke sini tadi cuman nemenin temen gue ketemu temen kencannya gak lebih. Tolong jangan libatin gue ke dalam skenario lo yang aneh ini. Hidup gue udah susah tolong jangan dibuat makin susah dong.." Wonbin mulai frustrasi.

"Oke kalau kamu gak mau." Mata Wonbin langsung saja berbinar saat mendengar ucapan Eunseok.

Eunseok menyeringai saat melihat wajah sumringah Wonbin. "Temen kamu tadi namanya Sungchan kan? Oke karena kamu gak mau menikah sama saya, saya akan laporin temen kamu itu ke polisi."

Binar mata Wonbin meredup. "Po–polisi?"

Eunseok mengangguk. "Iya. Saya akan laporin temen kamu ke polisi dengan tuduhan penculikan."

"HAH?? PENCULIKAN?? APA HUBUNGANNYA GUE GAK MAU NIKAH SAMA PENCULIKAN?!?!"

Eunseok bersedekap. "Temen kamu pergi sama Anton kan? Untuk informasi aja, Anton itu calon pengantin saya hari ini. Dan temen kamu si Sungchan itu bawa kabur pengantin saya gitu saja. Apa itu namanya kalau bukan penculikan?"

Wonbin yang mendengarnya mulai panik. Jadi Anton yang seharusnya nikah sama Eunseok? Terus dia kabur dengan cara minta ketemuan sama Sungchan?

wow sangat plot twist sekali ya

"Tapi Sungchan kan gak tau apa-apa. Dia pasti gak tau kalau Anton itu mau nikah hari ini. Anton kan daftar di aplikasi kencan buta pasti Sungchan mikirnya Anton jomlo. Iya pasti gitu." Wonbin mencoba mencari pembelaan untuk Sungchan. Setidak bergunanya sahabatnya itu untuk hidupnya, Wonbin tetap sayang sama sahabatnya itu.

Mana mungkin Wonbin biarin gitu aja Sungchan masuk penjara?

"Untuk yang itu biar nanti temen kamu yang jelasin sendiri ke polisi. Oh iya kamu pasti punya nomor temen kamu itu kan? Sini kasih ke saya."

Mata Wonbin melotot horor. "Mau ngapain?"

"Mau ngasih nomor temen kamu ke polisi biar polisi yang hubungi temen kamu," jawab Eunseok dengan langkah semakin mendekati Wonbin.

Wonbin yang melihat Eunseok mendekatinya semakin kelimpungan. Dirinya mulai mengamankan ponselnya di belakang badannya.

"Gak. Gak boleh. Lo jangan macem-macem sama temen gue ya. Udah gue bilang temen gue gak tau apa-apa soal Anton lo itu!"

"Ya udah kalau emang dia gak salah biarin dia nanti jelasin sendiri ke polisi." Eunseok mencoba mengambil ponsel Wonbin.

Wonbin dengan sekuat tenaga mempertahankan ponselnya. Badannya kini sudah terpojok di dekat meja akuarium. Wonbin sudah tak bisa lagi mengambil jarak karna kini badan Eunseok sudah menghimpitnya.

Eunseok menyeringai saat Wonbin tak dapat lagi menghindar, sedangkan Wonbin mulai mencari apa saja yang bisa dia gunakan untuk mempertahankan ponselnya, dan pandangan Wonbin berhenti di akuarium yang tepat berada di samping kanannya.

Plung!

Tanpa pikir panjang Wonbin melempar ponselnya ke dalam akuarium.

Eunseok kaget, Wonbin lebih kaget. Wonbin kaget dengan tindakan spontannya sedangkan Eunseok kaget karena tak menyangka bahwa Wonbin akan mengorbankan ponselnya sendiri demi melindungi temannya.

Tangan Eunseok sudah terulur ke akuarium namun dengan cepat Wonbin menggigit lengan Eunseok kencang.

"Akh shit!"

Umpatan dari Eunseok terdengar nyaring di telinga Wonbin. Wonbin memanfaatkan kelengahan Eunseok untuk kabur setelah sebelumnya mengambil kembali ponselnya yang sudah tenggelam di dasar akuarium.

Wonbin langsung saja berlari keluar. Mendorong satu orang penjaga yang mencoba menghalanginya. Penjaga itu terhuyung ke belakang karena tenaga yang digunakan Wonbin tidak main-main.

The power of kepepet.

Wonbin tetap berlari menjauh tak tentu arah. Ingat jika Wonbin itu buta dengan arah, maka bermodal tekad melarikan diri yang sangat kuat, Wonbin kini hanya bisa mempercayai langkah kakinya untuk membawanya bebas dari tempat ini.

Di saat Wonbin mencoba mencari jalan keluar, di dalam ruangan tadi Eunseok masih menatapi lengannya yang tadi digigit oleh Wonbin. Satu orang penjaga mendekati Eunseok, menanyakan apakah keadaan tuannya itu baik-baik saja.

"Cari dia sampai dapat. Saya semakin tertarik menjadikan dia milik saya." Seringaian Eunseok kembali muncul.

Tanpa membantah, penjaga itu langsung saja berlari keluar, ikut membantu rekannya yang lain menangkap orang yang diinginkan oleh tuannya.

Eunseok lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi seseorang. Dering ketiga panggilannya diangkat, Eunseok langsung mengatakan apa yang dia inginkan tanpa menunggu sapaan dari seberang.

"Saya butuh bantuan kamu."



****

Song Eunseok as Eunseok Alvaro

Married With Stranger || SEOKNENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang