17. Random

563 24 4
                                    

Typo bertebaran ~

***

"Pagi ku, cerah ku, matahari nya belum nongol! Asik!!" nana bersenandung ceria sendari tadi.

"Asek, adek ku!" Sahut Kaivan.

Setelah kejadian kemarin, semuanya kembali ke aktivitas masing-masing.

Seisi meja makan terkekeh ketika melihat interaksi Anak kembar itu.

"Oh ya pa, motor aku udah ada, kan?" tanya Nana.

"Sudah, kamu hati-hati bawanya. Arsen dan Kaivan akan mengawasi kamu lewat mobil mereka," jawab Sean.

Nana menatap Sean dengan kecewa. "Tapi, pa ..."

"Papa tidak menerima penolakan, sayang. Jika tidak begitu, kamu berangkat saja bareng dengan Abang mu." Final Sean. Sedangkan Nana hanya pasrah saja.

"Papa titip adek sama kalian, hati-hati. Dia suka bandel." Titip Sean kepada Arsen dan Kaivan.

"Siap pa!" jawab keduanya, sedangkan Nana merenggut tak suka.

Emang dirinya anak kecil apa? pikir Nana.

***

Keadaan kelas 11 IPA 6 kini terlihat seperti pasar. Dimana semua muridnya tak ada yang diam satu pun.

Semua guru kini tengah mengadakan rapat. Jadi, semua muridnya diperbolehkan untuk keluar kelas maupun ke kantin.

Asalkan tidak ada yang keluar dari jangkauan sekolah, sampai jam pulang tiba.

Kaivan tengah menatap sang kembaran dengan malas. Bagaimana tidak?

Nana dengan tingkah random nya, tengah masuk kedalam kardus besar. Yang entah dari mana kardus itu berasal.

Baru saja tadi pagi, Nana membuat ulah dengan masuk kedalam loker. Entah apa motif yang jelas, tapi ia hanya ingin saja.

Kaivan memotret Nana melalui Handphone nya. Jujur saja, setiap hal random yang Nana perbuatan. Pasti dirinya akan selalu memotret nya, dan mengabadikan nya di dalam galeri miliknya.

"Haha, anak papa yang satu ini sifatnya nurun dari siapa, sih?" Batin Kaivan terkekeh.

"Kaivan, abang!" teriak Nana, padahal dirinya kini telah berdiri didepan Kaivan.

Kaivan menatap Nana penuh selidik. Dirinya di panggil 'Abang' pasti ada sesuatu hal di balik itu.

"Apa?"

"Hehe. Pulang sekolah pergi ke Mall, ya? uang papa kan banyak, sayang dong kalo ga di abisin!" tuturnya disertai cengiran kuda.

Kaivan sontak tertawa ketika mendengar penuturan Nana. Entahlah, lucu saja pikirnya.

Dirinya lantas mengangguk setuju. Dan Nana merekahkan senyuman nya tentunya.

Sebenarnya, Nana bisa saja pergi sendirian. Namun pasti, sang papa tidak akan memberikan izin.

"Yaudah, ke kantin yuk! Cia sama Zaza, udah nungguin." Ajak Nana kepada Kaivan.

Nana Grizsella [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang