Excited sendiri

2 0 0
                                    

Excited sendiri? Emangnya ada hubungan yang seperti itu?

Sorak sebagian orang bertanya heran.
Dan dengan lantang ku jawab Ada!
Aku pernah terperangkap di hubungan seperti itu hanya karena satu alasan. ya, lagi lagi karena cinta.

Cinta yang membuat sebagian orang kehilangan harga diri? Nilai diri? Atau jati diri?

Aku seorang anak perempuan yang di ratukan oleh keluargaku, di jadikan adik yang selalu di pahami di jadikan anak yang selalu di turuti semua mauku. Tapi kalian tahu bukan ujianku di mana?

Ya, pasangan.

Aku pernah mengemis untuk di cintai. Menormalisasi sikap dia yang sejak awal sudah tak kusukai.

Membentak menjadi kebiasaan nya ketika marah. Menggunakan nada tinggi caranya memberi tahuku agar aku menurut.

Merendahkan adalah caranya menegurku, berkata aku murahan atau kadang harga diriku yang ia injak injak hanya karena satu kesalahan. Aku berbicara dengan lawan jenis.

Berkali kali aku klarifikasi berkata bahwa hanya membicarakan perihal tugas, membicarakan hal hal penting. Tapi tetap saja ia tak peduli itu.

Berkata putus setiap kali bertengkar menjadi suatu ancaman yang ia lontarkan padaku. Dan lagi lagi ku harus mengemis memintanya bertahan sekali lagi.

Perjanjian perjanjian yang berat sebelah menjadi syarat darinya agar kami bisa kembali bersama.

Tapi bodohnya, aku menurut bak robot yang di setir oleh tuannya.
Ku terima fakta bahwa cinta mampu membuat orang tak berdaya.

Setiap orang yang melihatnya akan menganggap bahwa hubungan ku layaknya 'dialog'.
Tapi sayangnya hubunganku ini hanya monolog. Excited sendiri, bercerita sendiri, bertanya sendiri. Itu sudah biasa kulakukan.

Aku berkali kali meyakinkan diriku bahwa kami saling mencintai. Ya, saling mencintai.

Tapi berkali kali juga aku di tampar fakta ketika melihat sikapnya yang membuatku ragu. Benarkah dia cinta?

Di hubungan ini hanya aku yang bertanya perihal hari harinya, perihal masalahnya, perihal keluhnya.

Setiap kali bertengkar pun hanya aku yang bertanya salahku di mana. Hanya aku yang usaha memperbaiki. Dia sama sekali tak menyadari kesalahannya. Atau dia sama sekali tak berminat bertanya apa salahnya. Apa kurangnya.

Pertanyaan itu selalu saja terlontarkan dari ku.

Ahh sudahlah, rasanya terlalu lelah jika harus mengingat kembali hari itu.

Setelah Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang