62. HANTAMAN TRAGIS

9.9K 229 23
                                        

Dari sekian malam, akhirnya aku bisa update cerita ini lagi😭 baru sadar aku loh se lama itu aku lantarkan cerita ini.

Galau gaes, nentuin ending nih cerita. Makanya sampe lupa lanjut ngetik. Untung ada yang ingetin. Jadi ku gas dan akhirnya selesai juga😭

Semoga kalian suka ya, selamat membaca 💗

*
*
*

Pagi dini yang terasa dingin, Keisya terdiam ditempat yang sama sembari memandangi jam yang menunjukkan pukul 3 pagi. Tatapan pilunya beralih ke arah Damian yang sedang tertidur pulas sehabis memperkosanya untuk sekian kali.

Keisya tidak bisa diam terus-terusan seperti ini. Ia harus bertindak, namun ia bingung karena mustahil untuk keluar dari rumah ini. Entah dimana Damian menyembunyikan kuncinya, Keisya tidak yakin bisa menemukan secepat itu. Tapi, apa salahnya Keisya mencoba dulu?

Ia mulai berdiri, dan pelan-pelan memeriksa meja dan laci dikamar. Keisya berusaha agar tidak membuat suara gaduh yang bisa membangunkan Damian. Keisya membuka lemari baju, dan meraba-raba berharap bisa menemukan kunci setelah tidak menemukannya disekitar meja dan laci.

Tak pantang menyerah, Keisya tetap berusaha mencari sembari berdoa dalam hati agar Tuhan membantunya kali ini. Damian sudah gelisah ditempat, cowok itu seolah menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Keisya membungkukkan badan, saat merasa ada yang mengganjal dibalik karpet yang ia injak. Keisya pun menyingkirkan karpet itu, matanya langsung berbinar saat menemukan kunci kamar ini.

Keisya kembali melirik Damian, perhatiannya tertuju pada ponsel di samping cowok itu. Keisya tak dapat menemukan ponselnya, mungkin ponselnya terjatuh saat di gudang itu. Atau mungkin ponselnya ada, cuma Damian menyembunyikannya agar Keisya tak bisa menghubungi siapapun.

Melangkah pelan, Keisya mengambil ponsel Damian untuk keperluannya nanti. Ia berencana menelpon kedua orangtuanya. Mereka pasti khawatir sekali padanya.

Keisya hendak membuka pintu kamar, namun kunci itu susah diputar.

"Ayo dong, ku mohon." Panik Keisya saat Damian melenguh karena terganggu suara berisik dari pintu dan kunci tersebut.

Clek

Akhirnya kunci tersebut bisa berputar. Tanpa berlama-lama, Keisya langsung membuka pintu dan berlari hendak menuju pintu keluar. Saat didepan pintu keluar, tangan Keisya yang bergetar langsung membuka kunci yang sudah disatukan bersama kunci kamar.

Keisya berhasil keluar, kemudian ia langsung berlari menjauhi rumah tersebut dengan airmata yang turun di pipinya. Sangking paniknya, Keisya sampai lupa untuk memakai alas kaki. Alhasil, kakinya terasa perih saat berlari diatas permukaan yang tidak rata.

Sekarang tujuannya adalah kantor polisi, ia harus melaporkan apa yang ia lihat. Keisya tak mau Damian bebas dari hukuman setelah apa yang telah dilakukan cowok itu. Ia terus berjalan sembari memegang ponsel milik Damian, sesekali celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa ia mintai tolong. Namun sayangnya tiada orang yang terlihat sejauh ia memandang.

*
*
*

Mimpi buruk menyebabkan Damian gelisah dalam tidurnya. "Enggak, enggak, jangan pergi ..."

"Maaf, maafin aku ..."

"Aku nggak sengaja ... Jangan, jangan pergi."

"JANGAN!"

Damian tersentak dari tidurnya. Ia bangun sembari menetralkan nafasnya yang tak beraturan. Setelah merasa lebih baik, Damian menoleh kesamping untuk memeriksa keadaan Keisya. Raut wajahnya berubah drastis saat tak melihat Keisya disampingnya.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang