Bab 3: Taraaa!

34 11 0
                                    

.
.
.
.
.

"Maksud Lo?" Tanya Fahri bingung.

"Seandainya orang kristen kaya Alin pakai kerudung, boleh gak?" Tanyanya memperjelas.

"Gak salah lo nanya itu sama gue?"
Tanya Fahri membuat Alin terlihat berfikir.

"Gue pulang duluan!" Katanya lalu melajukan motornya melewati Alin yang masih menatap punggungnya sampai benar-benar lenyap dari pandangannya.

Dari kejauhan, seseorang terlihat mengepalkan tangannya menahan kesal dibalik sebuah pohon.

°°°°°

"Bundaa!"

Kata Alin pada ibunya sambil tersenyum.

Bunda pun berbalik dan agak kaget melihat perbedaan Alin hari itu.

"Gimana bunda? Alin cantik gak?"

Tanya Alin lalu memutar tubuhnya sambil terus tersenyum. Bunda ikut tersenyum sambil berjalan menghampiri Alin.

"Anak bunda sih selalu cantik, tapi gak biasanya Alin tampil kek gini. Emangnya ada apa?"

Tanya bunda lembut.

"Gak ada apa-apa kok, cuman iseng aja" Jawab Alin.

"Ngapain kamu pakai itu?"

Alin kaget mendengar intonasi ayahnya yang seperti membentak. Ayah turun dari tangga dan menghampiri keluarganya. Sebelumnya ia mencoba menetralkan diri agar tenang.

"Hari ini panas, kamu gak gerah pakai gituan?"

Tanya ayah dengan intonasi yang melembut.

"Alin cuman mau nyoba aja yah,"

Jawabnya lalu menampilkan senyum terpaksanya. Ayah hanya menghembuskan nafas gusar sesudahnya lalu duduk di meja makan.

°°°°°

Drrrttt..

"Fahri! Ada yang nelpon nak!" Ibu mendatangi Fahri yang sedang menemani dan mengajari Anak-anak tetangga yg belajar iqro.

"Angkat dulu! Siapa tau penting. Biar ibu yang gantiin!" Katanya lalu mengambil tempat Fahri setelah sang empu berdiri menjauhkan diri dari anak-anak.

Nomor tidak dikenal.

"Halo!?" Sapa Fahri memulai obrolan.

"Hai Fahri! Ini nomer Alin, jangan lupa disimpen ya! "
Kata Alin dengan nada ceria dan hebohnya.

"Darimana dapet nomor gue?"

"Gampang lah, kan Alin detektif"
Jawabnya lalu terkekeh kecil.

"Yaudah lah, ada apa nelpon?" Tanya Fahri to the point.

"Ada yang mau Alin tunjukin ke Fahri."

Tiba-tiba Alin mengubah telpon menjadi panggilan video.

"Angkat Fahri!" Katanya saat Fahri tak kunjung mengangkatnya.

"Taraaaa! Gimana penampilan Alin menurut Fahri?"

Fahri menatap ponsel yang menampilkan seorang gadis cantik yang sedang menggunakan hijab. Tak lama, Fahri segera mengalihkan pandangannya asal.

Kita Sebatas KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang