Can i? [6]

32 27 1
                                    

Malam hari, disaat jam makan malam Julya kembali dan langsung di kagetkan akan kehadiran ibunya di ruang makan.

"Madre.. kapan madre datang?" Tanya Julya.

"Apa aku harus izin dulu kepadamu untuk datang ke kediaman mu?" Tanya Eve dengan suara yang rendah.

"Tidak.. maksud ku, madre bisa bilang pada ku agar aku bisa menyambut madre lebih awal" jawab Julya.

"Kau tidak perlu melakukan itu" ucap Eve dengan nada yang rendah.

"Noted madre" ucap Julya.

"Kemarilah, sayang" titah Eve pada Julya. Julya pun berdiri di samping Eve.

Eve mengeluarkan pisau lipatnya lalu berdiri di belakang Julya. "Ada hal menarik yang membuat ku penasaran, sayang.." ucap Eve dengan tenang. Anak-anak Davinchi yang lainnya pun seketika memundurkan langkahnya menjauh dari dua wanita itu.

"Apa yang membuat madre tertarik?" Tanya Julya dengan suara yang ia kecilkan.

"Siapa.. pria.. bernama Ernest?" Tanya Eve penuh dengan penekanan.

Julya mengernyitkan dahinya lalu ia menutup matanya mencoba untuk mengontrol emosinya. "Bukan siapa-siapa madre"

"Lalu? Kenapa aku mendapatkan laporan... kalau kamu dekat dengannya?" Tanya Eve.

"Sebentar madre.." Julya berbalik badan. "Julya gak sekali atau dua kali deket sama orang loh.. bahkan lebih dari puluhan tapi kenapa saat Ernest yang dekat dengan ku kalian langsung berkumpul dan menanyaiku seperti ini?" Tanya Julya.

"Begini sayang.. kami melakukan research karna ini menyangkut Ernesto Eugino Dominico. Pria yang kau sukai itu.. adalah.. anak dari mafia sebelah" jawab Davin.

"Hah? Bercanda ya? Pria yng aku sukai itu Ernest Austin!" Ucap Julya.

"Iya nama aslinya Ernesto Eugino Dominico dari mafia Dominic Shadow" jelas Davin.

"Apa sih.. aku udah double chek tentang dia kok.. ayahnya CEO ibunya Dosen kenapa jadi sekarang aku dapet informasi kalau nama aslinya Ernest tuh bukan Ernest austin dan keluarganya mafia.. kalian kalo mau nipu tuh pinteran dikit, argh.." Julya pergi dari ruang makan dengan kesal.

"Julya!" Panggil Davin.

DOR!!

Pinah panas meluncur menggores pipi Julya, semua yang mendengar suara tembakan tentunya kaget dan mata semua tertuju pada yang penembak yaitu Eve.

"Duduk" ucap Eve dengan suara rendah.

Julya dengan napas yang menggebu-gebu pun mau tak mau duduk. "Jangan rewel.. semua yang diucapkan ayahmu itu kenyataan.. kalau kau ingin mati terus saja dekati dia.. kalau bukan dari keluarga kita.. kemungkinan dari keluarganya yang memebunuhmu, cukup sampai sini kebodohanmu" ucap Eve dengan suara yang rendah mencoba untuk menekan seluruh kata-katanya.

"Baik madre"

"Izin berbicara nyonya" ucap salah satu dari anak-anak yang memakai jas keluarga.

"Silahkan" ucap Davin, Eve hanya melirik orang tersebut.

"Kalau menurut saya, nona bisa dijadikan mata-mata nyonya untuk menjebak keluarga sebelah" ucapnya dengan lantang membuat Eve marah.

"Jangan bodoh.. kau ingin anakku mati?"tanya Eve penuh amarah "Atau... kau ingin mati sekarang?" Tanya Eve.

"Ha.. tidak nyonya.. maafkan sikap saya yang kurang ajar" ucap nya menunduk.

"Kemarilah" titah Eve lelaki itu pun menghampiri Eve.

Charr..

Darah merembes akibat tikaman dari Eve. "Kalau kau bersikap bodoh lagi.. akan kubakar keluarga mu" ucap Eve pada lelaki itu yang tergeletak kesakitan.

Can I Get You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang