2. pertemuan kedua

205 30 7
                                    

High school merupakan sekolah khusus perempuan. Tidak ada satupun laki laki disekolah bahkan hanya ada guru perempuan. Sangat membosankan dan tak menarik.

Pagi ini tiba tiba sekolah menjadi riuh. Nala yang penasaran menerobos kerumunan. Disana, dihalaman sekolah seseorang yang familiar sedang bersandar disisi motor besarnya. Mencuri perhatian seluruh siswi dengan menebar pesona.

"Al!"

Pria itu menoleh, melambai kearahnya. Dan itu berhasil membuat semua berteriak heboh.

Nala mendekat dan menarik pergi tubuh besar Al.

"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau bisa tau sekolahku?"

Al mengeluarkan kartu pelajar Nala.

"Itu milikku" Nala merampas kartu pelajar dari tangan Al.

"Aku menemukannya"

Nala berdecih sinis.

"Ternyata ini sekolah khusus perempuan. Mereka seperti binatang buas melihat mangsanya. Atau aku yang terlalu tampan?"

"Cih, berhenti sok tampan dan pergilah dari sekolahku" Nala melangkah pergi hendak meninggalkan Al yang dengan cepat mengangkat enteng tubuh kecil Nala dengan satu tangan.

"Ah! apa yang kau lakukan? Lepas atau aku akan melaporkanmu pada guru"

Al mengabaikan ocehan Nala. Dia membawa Nala ke arah motor besarnya yang terparkir dihalaman sekolah. Mendudukkan Nala  dibagian depan. Disusul Al, duduk menghimpit Nala dibelakang. Motor itu tipe single seat.

"Al, turunkan aku. Aku harus sekolah"

"Aku akan mengizinkanmu"

"Apa?! iiih, aku gak mau. Lepas!" Nala mencoba mencakar lengan besar Al yang melingkar diperutnya hingga menimbulkan goresan merah.

"Hanya sebentar"

Nala berhenti memberontak. Bersidekap pasrah. "Sebelum bel masuk berbunyi kau harus membawaku kembali" ucapnya masih kesal.

Al tersenyum kecil. Menghidupkan motor dan melaju pergi dari sekolah.

Disisi lain, seorang guru melihat kepergian Nala.

.
.

Angin membawa terbang helai demi helai surai pendek Nala. Posisi Nala benar benar seperti anak kecil yang bersandar didada lebar Al. Jika diperhatikan dari belakang orang orang akan mengira Al hanya sendiri. Nala tertutup tubuh besar Al.

"Engh~ ini sempit"

Al sedikit mengangkat Nala agar tidak terlalu terhimpit.

"Kau punya banyak motor. Bukankah waktu itu hancur"

"Hm, aku tidak keberatan jika kau menghancurkannya lagi"

"Gak boleh sombong. Kalau memang banyak motor kenapa minta ganti rugi pada pelajar sepertiku? Sampai datang kesekolah dan buat kehebohan. Apa kau tau saat ini aku bisa melaporkanmu karena menculik anak dibawah umur"

"Apa suka sama suka bisa disebut menculik?"

"Apa?! Sejak kapan aku menyukaimu?!"

"Kau tidak menyukaiku?"

"Tidak!"

Al tersenyum melirik Nala yang bergumam dengan bibir manyun.

"Sebenarnya, kau membawaku kemana?"

"Kesuatu tempat"

"Setiap tempat pasti ada namanya"

"Kau juga akan tau nanti"

NALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang