Nala sedang berada diperjalanan pulang. Sebelum itu dia mampir ke toko serba ada dan tak sengaja bertemu paman pencuri.
"Paman?!"
Yang dipanggil menoleh, menghela nafas berat saat mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Paman bekerja disini? Sudah berhenti jadi pencuri?"
Beberapa pengunjung yang mendengar membeku, menatap waspada penjaga toko.
"ke-keponakan saya memang suka bercanda" ucap paman pencuri sembari memiting kepala Nala.
"Ugh, sejak kapan kita...."
"Shyuut~ diam"
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku haus, ingin membeli minuman"
"Kalau begitu ambil dan cepat pergi dari sini"
"Beneran? Aku bisa ambil dan pergi"
Lagi, pria itu menghela nafas lelah.
"Tentu saja setelah kau membayarnya!"Nala manyun.
"Paman pelit!" Teriaknya sengaja mengundang atensi para pengunjung.Paman pencuri mengernyit bingung. Kenapa lagi ni anak, pikirnya.
"Aku hanya mau minuman kenapa kau tidak bisa membelinya untuk keponakanmu!"
"Hah? Apa yang kau katakan?"
Nala mengangkat sudut bibir, mendekatkan wajah pada paman pencuri lalu berbisik.
"Aku akan menutup mulutku kalau paman memberikan minuman secara gratis""Kau....!" Tubuh pria itu gemetar, menahan gejolak amarah.
"Kenapa? Toko ini milik nenek, kan?"
Nala hanya menebak tapi sepertinya itu benar dilihat dari reaksi paman yang terkejut.
"Apa paman mau toko ini tutup karena rumor yang beredar"
Sebenarnya siapa yang jahat disini?...
Anak nakal dihadapannya itu lebih cocok menjadi penjahat dan licik dari pada dirinya."Ambillah"
"Boleh tambah cemilan"
Hampir, hampir saja meja kasir pria itu balik jika tak memikirkan nenek yang mengomelinya.
"Ambil dan pergi dari hidupku selamanya. Enyahlah!"
pria itu berharap setelah dia memberikan apa yang Nala inginkan, Nala akan pergi tapi apa ini... Kenapa anak nakal itu malah duduk menemaninya. Apakah tidak cukup kesialan yang diberikan gadis itu padanya?... Kenapa gadis nakal itu terus mengganggunya.
"Aku menyuruhmu pergi"
"Tidak apa apa, aku akan menemani paman. Paman pasti kesepian menjaga toko sendiri"
"Itu bahkan lebih baik dari pada menjaga toko bersamamu!" Nafasnya naik turun, benar benar kesal. Tapi semarah apapun dirinya Nala sama sekali tidak takut, malah menganggapnya lelucon.
Nala menutup mata dan menggeleng.
"Paman pencuri jangan malu, mukanya sampai merah gitu""Aku tidak malu dan berhenti memanggilku paman pencuri!"
"Lalu aku harus memanggil apa? Paman pencuri yang sudah pensiun?"
Aku lelang beneran juga ni anak, pikir paman pencuri.
"Namaku Haris dan aku masih 29 tahun, belum punya istri jadi berhenti memanggilku paman"
"Haris? Kenapa terdengar tidak cocok untuk paman"