𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca dan Semoga suka . . . . .
"Miracle! Miracle!"
"Miracle!"
Seorang gadis kecil menutup mulutnya tertawa kecil. Gadis kecil itu mengintip kedua orangtuanya yang sedang sibuk mencarinya. Saat ini dia sedang bersembunyi. Bermain petak umpet bersama kedua orangtuanya. Tak mau kalah. Miracle pergi bersembunyi ke tempat yang lain.
"Miracle! Putri papa! Kamu dimana sayang?!"
Miracle melihat pintu gerbang rumahnya yang terbuka. Ada mobil besar dan juga orang-orang yang sedang bekerja mengeluarkan box-box kecil dari dalam. Miracle mengendap-endap menuju gerbang itu. Dia tidak pernah melewati gerbang itu. Ia selalu penasaran seperti apa di balik gerbang itu. Karena semua orang sibuk. Inilah kesempatan yang bagus. Miracle kecil pergi keluar diam-diam.
Miracle menatap gedung-gedung tinggi di sekitarnya. Ada banyak sekali orang-orang yang berlalu lalang. Miracle menatap sebuah gerobak es krim. Gadis itu pergi untuk mengantri. Miracle berusaha meraih es krim dari tangan pedagang itu. Namun pedagang itu berkata. "Uangnya?"
"Uang?" Miracle merogoh sakunya. Ada banyak sekali kerikil di dalam kantungnya. Miracle memberikan kerikil itu kemudian mengambil es krimnya.
"Hei!" Pedagang itu sangat marah. Namun tidak melakukan apapun. Membiarkan es krimnya di bawa tanpa di bayar.
Miracle berputar bahagia menikmati es krimnya. Kakinya terus berjalan. Mengikuti aspal lurus di depannya. Miracle mencium aroma yang sangat harum. Aroma harum dan manis. Aroma itu berasal dari toko donat di sebrang jalan. Miracle membuang es krimnya. Berjalan masuk ke dalam toko donat itu. Sangat sepi, hanya ada satu orang wanita yang duduk. Wanita itu bangun dari tempat duduknya. Berjalan ke arah toilet.
"Donat!" Miracle meraih donat itu. Menggigitnya, manis dan lembut. Gadis kecil itu membawa donat yang ada di atas meja itu keluar dari toko.
Tak lama kemudian wanita yang sempat bangun itu kembali ke tempatnya. Dia menemukan piringnya yang sudah kosong. Donat yang belum sempat dia cicipi tiba-tiba menghilang seperti sihir. "Pelayan!"
Miracle kembali berjalan di atas trotoar. Dia berjalan kesana kemari memenuhi rasa penasarannya. Sampai tak terasa dia berjalan tak tentu arah. Miracle menatap langit yang sudah berubah menjadi gelap. Dia pernah mendengar ibunya bercerita. Bulan purnama, adalah di saat Manusia serigala berubah. Mencari mangsanya.
"Mama .." Miracle terus berjalan dengan penuh ketakutan. "Papa ..."
Miracle berjongkok di dekat tempat sampah. Gadis kecil menangis. Dia ingin pulang. Dia merindukan mama dan papanya.