Ke esokan harinya, lisa datang kesekolah dengan matanya yang bengkak.
"Eh lis, lo nangis semalem" ucap rose.
"Udah ah gausah nanya nanya dulu, gue capek" ucap lisa, ia benar-benar lesu karena memang hampir semalaman ia sulit tidur dan terus menangis terngiang kata-kata kasar jennie kemarin.
Lisa berjalan ke tempat duduknya sembari sedikit melirik jennie yang juga tengah melirik nya sinis lalu kemudian mulai menidurkan kepalanya ke meja.
Sepanjang pelajaran, lisa hanya fokus mendengarkan guru yang tengah menerangkan pelajaran dan sampai setibanya waktu jam terakhir mendekati jam istirahat ia kembali menidurkan kepalanya dan berakhir ketiduran, lisa benar-benar lelah dan mengantuk.
"Lisa bangun, udah istirahat" ucap jisoo disaat bersamaan ia melihat jennie yang melenggang keluar dari kelas.
"Lisa" jisoo kembali membangunkan lisa sembari menepuk pelan punggungnya.
Tapi lisa samasekali tak terusik, tidurnya begitu nyenyak hingga jisoo tak tega untuk mencoba membangunkan lisa.
"Keknya dia beneran cape banget" ucap seulgi.
"Udahlah biarin aja, kasian gausah di bangunin lagi" ucap wendy.
"Eh sakit tu anak" joy menyaut.
"Kayaknya sih gitu" ucap wendy.
Kemudian selanjutnya mereka semua pergi keluar menuju kantin dan membiarkan lisa beristirahat.
Beberapa saat kemudian, terlihat jisoo dan juga rose yang kembali ke kelas sembari membawakan makan dan minum untuk lisa.
"Lis, lisa bangun dulu" ucap rose menepuk punggung lisa.
Lisa terbangun dari tidurnya, ia sedikit mengucek mata kemudian menatap sekeliling dengan sedikit heran.
"Loh kok sepi, udah istirahat ya" ucap lisa.
"Iya udah istirahat, gue tadi bangunin lo tapi lo terlalu nyenyak jadinya gatega" ucap jisoo.
"Nih gue bawain lo makan ama minum" ucap rose, lalu ia mengulurkan tangannya menyibak poni dan mengecek suhu tubuh lisa.
"Dahi lo panas banget lis, mending besok lo ijin aja" ucap rose.
"Iya lis muka lo juga pucet" ucap jisoo.
"Alah ini mah panas bentar, abis tidur ini aja gue udah rada enakan, gue gak papa kok. btw ini lo yang beli chaeng" ucap lisa.
"Iya gue, kenapa" ucap rose.
"Makasih, nanti gue ganti" ucap lisa.
"Apa sih gausah, mending lo makan aja tuh" ucap rose.
"Kalian udah pada abis dari kantin makan" ucap lisa.
"Iya makanya ke sini, ah bawel bet lo lis" ucap jisoo.
Lisa hanya terkekeh menanggapinya, sementara itu di kantin jennie tengah terduduk dengan yang lain tanpa gangguan menikmati makanannya, ia pikir pagi tadi lisa pasti akan kembali berulah tapi nyatanya tidak samasekali, sebenarnya ia merasa ada yang kurang tanpa gangguan lisa, tapi mungkin ini hanya dirinya saja yang belum terbiasa karna pada akhirnya ia bisa mendapatkan ketenangan itu.
"Kenapa, lo ngerasa bersalah sekarang" ucap irene yang membuat jennie melirik kearahnya.
"Dih sotoy, lo ngapa deh keknya ngebelain tu orang banget, lo suka hah" ucap jennie.
"Heh, jangan ngawur ya lo" ucap irene.
"Halah tinggal ngaku aja pakek ngeles" ucap jennie.
"Heh jennie, lisa itu temen kita ya, gue gasuka ya cara lo maki-maki kemaren, iya gue tau hak lo buat kesel dan marah tapi ya gak gitu juga nolaknya, lo ga liat hah lisa pagi ini jadi begitu, lisa juga punya perasaan jen" ucap irene.
"Perasaan kayak apa hah, perasaan lesbi" ucap jennie.
Brak!
Irene menggebrak meja.
"Lo ya emang" ucap irene kesal sembari mengacungkan telunjuknya kearah jennie.
"Gue setuju ama irene, lo memang keterlaluan jen" ucap joy.
"Waduh, malah jadi mo berantem" ucap yerim berbicara dengan nada pelan.
"Apa hah!" ucap jennie sembari menepis tangan irene.
"Eh udah udah, ngapa pada jadi mo berantem deh" ucap seulgi.
"Udah heh jan berantem, malu diliatin yang lain, joy jan ikut-ikutan bisa" ucap wendy.
Irene tidak lagi melanjutkan, ia memutuskan untuk mengalah kali ini.
"Untung ini di kantin, kalo kaga abis lo gue jambak" ucap irene.
"Dih lo yang gue jambak duluan" ucap jennie.
"Udah heh!" ucap seulgi.
Jennie mencoba mencuri-curi pandang pada lisa, tapi disana lisa benar-benar seakan menjadi pendiam dan hanya fokus mendengarkan penjelasan guru di depan, mata sayunya itu fokus akan tetapi tatapannya kosong.
"Dih, ngapa jadi lemah banget tu anak"
Batin jennie berseru, tanpa ia sadari ia terus memikirkan lisa dan ucapan nya kemarin.
Bahkan sampai dirumah pun jennie terus melakukannya.
"Aduh... Apa sih ni otak gada kerjaan banget mikirin tu cewe aneh" ucap jennie bangun terduduk dari tempat tidurnya sembari mengacak rambutnya karena frustasi.
Biasanya ia bisa tidur siang tapi kenapa rasanya kali ini begitu sulit baginya.
"Bosen banget, ini jam berapa sih" ucap jennie mengambil ponselnya dan menyalakannya.
Jam 3 sore sekarang, ia kemudian membuka aplikasi WhatsApp nya yang berujung meng kepoi chat WhatsApp lisa yang ia arsip bersama dengan beberapa orang di sana.
Kemarin, itulah terakhir kali lisa mengiriminya chat, tepat saat ia meluapkan emosinya. semua chat yang dikirimkan lisa itu jarang yang ia balas, jennie hanya membiarkan nya karna tidak di balas saja sudah berisik apalagi jika dibalas, lisa pastinya akan bertambah lebih berisik lagi, itulah kenapa ia mengarsipkannya.
Namun kali ini, entahlah jennie ingin melihatnya. Konyol, itulah satu kata yang ada dipikiran jennie, bagaimana tidak selain menanyainya, lisa juga selalu menceritakan kejadian yang ia alami setiap harinya, padahal ia sama sekali tidak ingin tau semua itu.
Hanya senyum dan kekehan yang menjadi tanggapannya, apalagi tepat di bagian yang menurutnya sangat lucu dimana lisa menceritakan jika dirinya terjungkal dan kakinya terjeblos ke selokan, hais lisa memang terkadang ceroboh.
"Dasar nyebelin, gue gayakin galama lo pasti kumat lagi" ucap jennie sembari memandangi room chat lisa, ia masi meyakini jika lisa tak akan bisa tahan tanpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
FanfictionOrang gila mana yang bilangnya risih eh giliran di jauhin malah kangen