Bruk!
"Eh m-maaf jen gak sengaja" ucap lisa saat begitu tau siapa orang yang tak sengaja ia tubruk karena ia tadi berlari sembari menoleh ke belakang.
Jennie menatap lisa, hah rasanya sudah lama sekali ia tak melihat lisa sedekat ini, saat ia ingin membalas ucapan lisa sayangnya ada seseorang yang lebih dulu berteriak yang membuat lisa kembali berlari.
"Lisa kurangajar malah ngebanjirin kelas!, yer buru bantu tangkep lisa" ucap irene dari kejauhan sambil nenteng ember kosong buat ngehantam lisa.
"Woi lis beresin kampret!" yerim muncul dari ambang pintu dan ikut irene berlari mengejar lisa sembari membawa sapu.
"Yaampun kan gue mau bantuin doang" ucap lisa masi berlari karena takut di amuk irene, irene kalo marah garang banget soalnya kek mo makan orang makanya lisa ngibrit.
Pagi pagi udah gaduh aja, ya gimana gak gaduh coba pagi ini bukan jadwal lisa piket tapi ngeliat irene ngepel dia sok ngide inisiatif bantuin dengan cara yang bikin emosi, si lisa nuang air di ember ke lantai sambil bilang "biar cepet tuh gini", irene yang lagi ngepel tentu aja kesulut emosi liatnya karna lisa tiba-tiba nyiram tanpa nanyain persetujuannya.
"Apanya yang ngebantu, lo nambah nambain kerjaan ya anjir!" ucap yerim.
Saat berpapasan, jennie dan irene tampak sama sama saling melirik satu sama lain.
"Ah elah jen harusnya tadi lo tahan si lisa" ucap yerim saat gilirannya berpapasan dengan jennie.
Jennie hanya diam sembari menoleh menatap keduanya disana yang tengah mengejar lisa.
Melihat lisa berbelok, jennie kemudian terpikir sesuatu kemudian ia bergegas pergi menuju arah berlawanan, agaknya ia berencana untuk mencegat lisa, entahlah perasaannya mendorongnya untuk melakukan itu.
"Lisa berenti gak! " ucap irene.
"Gue bakal berenti kalo lo janji gak gebukin gue" ucap lisa.
"Hah gilak capek banget, ni badan jompo banget sumpah" ucap yerim ngos-ngosan.
Tepat saat lisa kembali berbelok menuju arah kelasnya kembali ia malah di kejutkan dengan jennie yang menangkapnya.
"Mau kemana hm" ucap jennie.
Lisa tentunya terkejut dan mematung di tempat, lisa tidak tau kenapa tapi merasakan sentuhan jennie benar-benar membuatnya tak bisa berkutik dan jika berkata jujur ia merasakan takut saat ini.
"Nah hayo, gamau tau beresin tu air trus lo pel lantainya" ucap irene, begitu memegang lisa ia langsung menghantamkan ember itu ke kepala lisa dan disusul yerim yang memukulkan sapu itu pada kaki lisa, yang dilakukan tidak kuat hanya sebatas sedikit saling melampiaskan kekesalan masing-masing.
"Mmm bisa lepasin gue jen" ucap lisa yang lantas membuat jennie tersadar dan beru buru melepasnya, ia menjadi canggung sendiri.
"Maaf" ucap jennie.
Irene kembali melirik jennie, dalam diam ia membatin untuk apa jennie repot repot mencegat lisa, bukankah dia tidak peduli dan risih berada di dekat lisa, tapi kenapa ia barusan sampai mendekapnya seperti itu, ini sangat aneh.
"Buru beresin sono" ucap yerim.
"Yaampun iya iya, tapi gue bisa jalan sendiri btw" ucap lisa karena yerim dan irene yang memegangi masing masing tangannya menuju ke kelas.
"Diem!, kalo gak gini tar lo yang ada kabur lagi" ucap irene.
Sekali lagi jennie hanya diam memperhatikan di belakang.
Sesampainya di depan pintu kelas kebetulan ada joy dan rose yang baru datang, saat joy hendak masuk ia heran dan tidak jadi melangkahkan kakinya dengan genangan air yang ada.
"Njir kok basah, ini kelas apa kolam renang deh" ucap joy.
"Rebes apa gimana sih, perasaan semalem gak ujan" si rose celingukan liat plafon.
"Nih tanya aja nih ama yang berulah, orang lagi ngepel malah ember air di guyurin" ucap irene.
"Wah pinternya lalis" ucap rose.
"Jangan ada yang pada masuk, biar di beresin dulu ama lisa" ucap yerim.
Lisa hanya bisa mendengus, padahal niat hati tadi hanya ingin membantu tapi sekarang justru ia menggantikan piket mereka.
Dan diam diam di sana jennie sedikit terkekeh melihat lisa yang mendengus.
"Jennie dan lisa"
Entah kenapa saat ibu guru menyebut namanya di pasangkan dengan lisa dalam satu kelompok jennie merasa begitu amat senang.
Ia merasa dirinya tiba-tiba salah tingkah dan selalu ingin tersenyum tapi ia tahan tahan, jennie sudah membayangkan bagaimana jika ia nantinya kembali di jahili oleh lisa, juga tidak ada irene yang dekat dekat dengan lisa lagi.
Berbeda dengan jennie, lisa justru merasa cemas, ia ingin bersama irene saja rasanya tapi ia tidak bisa memilih karena sudah di tentukan, ia ingin mengajukan protes tapi ia merasa tidak enak melihat tidak ada satupun teman sekelasnya yang memprotes, sudah lumayan lama ia tidak begitu berinteraksi dengan jennie ia rasa nantinya akan begitu sangat canggung.
"Jadi itu tadi nama nama pasangan kelompoknya, nah ibu harap untuk kreasi baju dari memanfaatkan pakaian bekas nya kalian buat sekreatif mungkin dan ibu harap juga pada materi daur ulang di pertemuan minggu depan sudah selesai dan dikumpulkan" ucap ibu guru.
"Yes mantep, joy kita kudu buat yang bagus pokoknya" ucap wendy sembari mengacungkan jempolnya ke arah joy di bangkunya.
"Ya pasti jelas lah wen tos dulu kita" ucap joy mengajak fly tos.
Pelajaran hari ini pun akhirnya usai, kemudian setelah guru berpamitan mereka semua menyandangi tas dan keluar dari kelas.
Saat berjalan di lorong, jennie sebenarnya sangat ingin menghampiri lisa yang tengah berjalan di depannya ia bisa menggunakan alasan untuk sekedar membahas tugas kelompok yang akan mereka buat, tapi berulang kali rasa ragu itu selalu saja menyelimutinya.
Jennie menarik napasnya, ia akhirnya berusaha memantapkan dirinya tapi saat ia hendak menghampiri lisa, lisa malah berlari menghampiri irene dan mengobrol sembari berjalan beriringan.
"Irene lagi irene lagi, oh setelah gak bisa gangguin gue lo pindah caper ke irene, oke cukup tau aja" monolog jennie, lagi lagi ia kesal.
"Bisa gasih gue sekelompok aja sama elo rene, gue males ama dia" ucap lisa mengeluh.
"Hahaha sayangnya gabisa, kan gue udah ama seulgi" ucap irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
FanfictionOrang gila mana yang bilangnya risih eh giliran di jauhin malah kangen