part 8

2.2K 246 9
                                    

"Ahhh segernya" ucap jennie setelah minum es teh.

"Udah gak ngambek lagi nih" ucap lisa menggoda sembari sedikit mencondongkan badannya dengan wajah yang ia dekatkan pada pundak jennie.

Mata lisa tentu saja reflek terpejam ketika dua lembar tisu itu menampar wajahnya.

"Apa dih" ucap jennie lalu setelahnya tisu itu ia gunakan untuk mengelap kumis keringat yang ada di sekitar mulutnya.

"Tadi udah janji loh" ucap lisa.

"Kapan, aku gak bilang janji apapun tuh" ucap jennie, wajahnya melengos kearah lain, ia sedikit mengulum senyumnya, ia ingin balik sedikit menggoda lisa. tapi benar bukan yang ia katakan, memangnya tadi ia berjanji, ia bahkan tidak berkata apapun.

"Aaa~ jennie ih, kamu mah gitu" ucap lisa sembari memanyunkan bibirnya.

"Kamu gada niatan resmiin gitu" ucap jennie, ia kini berbalik menghadap lisa.

Lisa menghentikan rengekannya, ia tampak berpikir sejenak sampai kemudian ia sadar.

"Oh jadi kamu dari tadi ngambek tuh cuma gara gara gak di tembak, yaampun ngebet banget mbak kayanya" ucap lisa sembari tersenyum meledek.

"Cuma kamu bilang, siapa yang ngebet hah, aku tuh kesindir tau gak pas irene bilang hts tadi, ya gimana gak bete giliran udah di sukain malah gak diresmiin mana tangan udah ngegerayangin pah-" ucap jennie yang lantas membuat lisa memelototkan matanya.

"Usss heh!" ucap lisa merangkul dan membekap mulut jennie karena ke vulgar an bicaranya, ia takut jika beberapa orang di sekitarnya mendengar.

"Ih kamu apaan sih" ucap jennie menyingkirkan tangan lisa dari mulutnya.

"Denger aku tuh juga mo resmiin tau, tapi gak sekarang" ucap lisa.

"Trus kapan" ucap jennie, kini gilirannya yang sekarang memanyunkan bibir.

"Ya... kapan kapan" ucap lisa.

"Ih tuh kan nyebelin" ucap jennie yang membuat lisa lantas terkekeh.

Melihat sekelilinggnya terlebih dahulu lisa kemudian dengan sengaja memberikan kecupan pada pipi jennie, itu tentunya membuat jennie terkejut.

"Udahlah gausah ngambek ngambek, yuk ah mending pulang, tar kelamaan takutnya mami kamu bikin selembaran se-dot we-se" ucap lisa sembari menunjuk udara.

Udahlah jennie gak kuat, tawanya pecah begitu saja.

"Bangke ya lo lisa!"













"A a a aduh gak mau ah"

"Apa sih ini belom loh, baru juga di pegang tangan udah odah aduh" ucap jennie.

Jennie berdecak jengah saat lisa menarik tangannya kembali, ia sedang mencoba membantu memotongkan kulit di pinggir kuku lisa yang mengelupas dan sedikit berdarah saat ini, tapi lisa selalu saja bergerak ketika ia mencoba fokus.

"Ya aku takut, ngeri liatnya ini perih banget soalnya mana cenut cenut juga" ucap lisa.

"Enggak enggak, ini kan pake gunting kuku di cetek doang beres, lagian kamu juga aneh sih ngapain malah di klopek trus di tarik" ucap jennie.

"Yakan biasanya aku pernah gini juga ku tarik gak perih bisa langsung putus" ucap lisa.

"Pokoknya mulai sekarang kalo ada ginian lagi jangan di tarik, Siniin lagi tangannya" ucap jennie.

"Tapi sakit" ucap lisa.

"Oh jadi kamu lebih pilih menderita dengan kulit yang masi nyantol trus kalo kena senggol perih, oke kalo gitu aku pundungin" ucap jennie.

"Eh ya jangan di pundungin dong, masak perkara ini doang aku sampek di pundungin" ucap lisa

"Ya makanya!" ucap jennie sedikit ngegas.

"Ck huft, yaudah nih nih tangan aku nih" ucap lisa menyerahkan tangannya.

Kembali memegang tangan lisa, jennie mengambil jari manis itu dan sedikit mendekatkan penglihatannya sembari memposisikan gunting kuku itu pada kulit yang terkelupas.

Lisa tampak menutupi wajahnya dengan telapak tangan akan tetapi mata itu tetap mengintip melalui sela sela jarinya.

Sedikit dramatis ketika jennie mulai memotongnya, tidak menimbulkan suara sama sekali dari pemotongan itu melainkan lebih ke lisa lah yang berisik dan histeris.

"Ih brisik banget ya kamu, nih lihat nih udah, gak sakit kan" ucap jennie sembari memperlihatkan potongan kulit tipis yang menempel di gunting kuku.

"Loh kok udah, cepet banget" ucap lisa.

"Makanya kamu tuh gausah lebai, yaudah bentar ku cariin plester dulu keknya aku masi punya deh" ucap jennie.

Setelah mendapatkan plester yang ia cari, jennie kemudian kembali memegang tangan lisa, mengelap luka itu terlebih dahulu menggunakan tisu basah selanjutnya jennie menempelkan plester itu pada jari manis lisa.

"Nah udah beres" ucap jennie.

"Makasi dokter jennie" ucap lisa tersenyum sembari memiringkan kepalanya.

Jennie tentu terkekeh melihatnya.

"Dih sok imut" ucap jennie.

"Loh kan aku emang imut" ucap lisa.

"Iyain ajalah biar seneng, yaudah yuk lanjutin lagi ngerjain tugasnya" ucap jennie.

Selanjutnya kemudian mereka pun kembali mengerjakan tugas mereka, berkutat dengan peralatan dan bahan, menit demi menit pun berlalu hingga tak terasa siang itu kini berganti sore, tugas mereka belum sepenuhnya selesai, mereka masi akan melanjutkan lagi nantinya.

Lisa memutuskan untuk pamit pulang, jennie di situ tentunya mengantarkan lisa ke depan.

"Tante om, pamit pulang dulu ya" ucap lisa ketika berpapasan dengan mami dan papi jennie yang tengah menonton TV di ruang tengah.

"Loh udah mau pulang" ucap papi jennie.

"Iya om udah sore" ucap lisa.

"Nak lisa gak mau makan dulu sana sebelum pulang" tawar mami jennie.

"Iya bener, ayo sana mending makan dulu aja, biar hemat nasi juga di rumah" ucap papi jennie bergurau.

Jennie dan lisa tentu terkekeh mendengarnya, lisa yang tadinya telah memantapkan diri untuk menolak pun jadi merasa tidak enak.

"J udah sana ajak lisa makan dulu" ucap mami jennie.

"Yok makan bareng aku" ucap jennie.

"Yaudah deh ayok" ucap lisa.

Mereka berdua pun kini sudah ada di meja makan, jennie terlihat mengambil dua piring yang ada di rak.

Membuka tutup nasi, jennie mengambil satu centong nasi lebih setengah kemudian menatap lisa.

"Segini cukup" tanya jennie.

"Loh kamu ngambilin aku" ucap lisa, dia sedikit bengong, pantes aja jennie gak ngasiin ke dia piring yang satunya.

"Iya, segini cukup ato masi kurang" ucap jennie bertanya lagi.

"O-oh udah kok cukup, aku gak bisa makan banyak banyak soalnya" ucap lisa.

"Samaan berarti kita, lauknya mo apa" lagi-lagi jennie bertanya.

"eh udah gausah biar aku aja yang ambil sendiri" ucap lisa, ketika ia hendak meraih piring itu jennie malah menjauhkannya.

"Ep gaboleh, biar aku aja" ucap jennie.

"Kamu ini ya, kan yang mau makan aku" ucap lisa.

Tanpa menanggapi lisa lagi, jennie memutuskan untuk mengambilkan macam-macam lauk yang ada lalu memberikannya pada lisa.

"Anjir ini mah 4 sehat 5, BUSET" ucap lisa ketika melihat piringnya warna warni dengan lauk.

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang