Akan Hal

57 3 0
                                    

"Assalamualaikum nek, kakek" Ucap Vella masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam Vella, sini sayang nenek di ruang tengah"

"Vella jam segini ko baru balik, ke mana ajaa" Ucap kakek.

"Iyaaa Vella, tumbenan" Ucap nenek.

"Vella ada kerja kelompok nek, dan harus di selesai kan malam ini soal nya besok di kumpulin" Ucap Vella berbohong. Maafkan Vella nek kakek, Vella ga bisa jujur nanti kalian khawatir.

"Iyaaa pak aji sudah bilang tadi, tapi tetap aja nenek kakek khawatir" Ucap nenek Vella.

"Maafin Vella nek kakek" Ucap Vella tertunduk.

"Vella jangan minta maaf, vella gaa ada salah namanya aja kerja kelompok ya harus di kerjain" Ucap kakek melerai.

"Yaaa udh sayang kamu masuk gih bersih bersih dulu, entar ke bawah nenek siapin makan pasti laperr kann" Ucap nenek tersenyum tulus.

"Iyaaaa nekk, kekkkk. Vella ke kamar dulu"

ia pun bergegas menaiki tangga dan memasuki kamarnya, rasanyaaaaa badannya lengket, gerah, panass dan sakit.

Warriors markas.

"BERI SALAM PENGHORMATAN UNTUK KETUA KITA, BERDIRI SEMUA" Ucap dendra selaku wakil ketua.

Dan mereka semua yang ada di ruangan tersebut berdiri, begitupun dengan Davin dan teman temanya tanpa terkecuali mereka semua melakukan penghormatan.

Tidak lama, hanya sampai arthan duduk di tempatnya. Salam penghormatan di berikan untuk menghargai arthan sebagai ketua, ini sudah mereka lakukan sejak warriors di bangun.

"Duduk" Ucap arthan.

Dan mereka semua pun duduk.

Ada sekitar 300an lebih anggota Warriors yang tersebar, dan mereka semua ada di sini sekarang.

"Gua suruh kalian semua kumpul untuk hati hati" Mereka semua serius, sangat serius mendengarkan arahan ketuanya.

"Gua tadi di kroyok sama tama dan anak buah nya, gua mau kalian semua jaga diri" Entahlah, arthan merasa bahwa ada seseorang yang melatih anak buah tama.

"Anak buah tamaa bisa lu anggap lumayan kuat, berarti ada sesuatu dong" Ucap Denra.

"Yaaaaa, gua ngerasa ada seseorang di balik ini selain si tama. Mereka punya banyak sajam, dan gua lihat itu sajam harganya lumayan mahal ga mungkin si tama bisa beli. Bukannya keuangan keluarga nya lagi nurun" Ucap arthan.

"Gua juga ngerasa gitu" Ucap gio

"Bahayaa dong kaloo dia makin kuat, mana main nya kroyokan bawa sajam lagi" Ucap Enggar dan di angguki Davin.

"Ehhhh" Davin tersadar, bukannya arthan bilang di kroyok.

"Lu gimana bosss, aman aja? Lu bilang di kroyok" Ucap Davin.

"Gua aman tenang aja, yang terpenting kalian jaga diri. Kalo keluar usahain lebih 5 orang, sekarang ini jangan sendiri dulu"

"SIYAP BOSSSS" Ucap mereka serentak.

"Kalian boleh pergi" Ucap arthan dan di angguki oleh yang lain, tersisalah arthan dan teman-temannya.

"Si tama tama itu ada masalah apa si sama kite? " Ucap Davin

"Karna kalah balapan" Ucap Enggar.

"Enggaa, kalo cuma masalah kalah balapan ga mungkin sampe segitunya mau gebukin arthan" Ucap dendra serius.

"Dia ada dendam sama gua, tapi gua ga tau apa" Ucap arthan, ya ia merasa bukan hanya karna balapan tapi ada sesuatu di balik ini.

"Dendam, emang sebelum nya lu ada masalah? " Ucap gio. Perasaan mereka baru bertemu sekali pas di arena balap.

Arthan & AvellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang