Seiring

25 4 0
                                    

cwe manis bilang, die kena scorching gara gara berantem sama si Bianca Tiga hari? Berarti besok die ada.

"WOIIIIIII!!!" Teriak Davin yang baru sampai.

"Bangsat lu monyet" Ucap Gio emosi. Bayangkan saja tengah fokus, malah di kagetkan begitu.

Sedang enggar dan dendra hanya tertawa.

"Makanyee yo, jadi orang jangan ngelamunnn baeeee. Mikirin siape si" Ucap enggar sedikit menahan tawa nya.

Gio melirik sinis dan marah
"Kepo, monyet monyet kaya lu cocoknya di jadikan samsak" Gio berdiri dan menindihi tubuh enggar dari samping. Tak lupa dengan bantal sofa yang ia bawa, sudah menutup wajah Enggar sempurna.

"Akhhhhhh!! Anjj lu, tolong tolong mau di perkaoss sama Gio!!! Gio Homooooo"

Gio malah makin memperkuat menutup wajah enggar dengan bantal.

"Matiin aja yooo, gua ikhlas lahir batin makan enak" Ucap Davin tertawa puas melihat itu, bahkan dendra pun juga ikut tertawa melihat tingkah konyol mereka.

"Ini arthan sama cwe baru itu?" Ucap dendra memperlihatkan handphone nya.

Mereka semua terhenti seketika.
"WHATTTTT!!??? VIN GUE GA SALAH LIAT KAN VINN??. BOSS KITE AKHIRNYA VINNNN!!!" Ucap Enggar semangat

Sedang Davin tak bisa apa apa selain menganga, apakah ini benar bahwa ketuanya sudah sejauh ini terhadap gadis itu.

Sedang Gio hanya diam seakan ya sudah itu hak ketuanya. Tak apalah kalo sesama suka? Toh perempuan itu baik dan cantik. Apa salahnya?

"Busettt dahh ini mah rill gar" Ucap davin pelan.

Hingga semunya terhenti ketika ketuanya memasuki markas.

"Eh si bosssss, ngopi dulu ngopiii" Ucap Davin.

Ia mengambil sebat yang di julurkan oleh dendra, Ia menyalakan dan melakukan kegiatan sebat nya. Seolah dirinya sadar bahwa tengah di perhatikan oleh para sahabatnya.

"Gimane bos acara nyeee kiwww" Ucap enggar menahan tawa nya.

"Make nanyaa lagi vin, tentulahh penuh dengan kebahagiaan anjay" Ucap davin menimpali.

"Kepooo" Ucap arthan dan kembali membuka handphone nya. Ouhh rupanyaaa, para sahabatnya sudah mengetahui nya.

"Ekhmmmm makan makan kage siii vin?"

"Harusnye makan makan sih gar" Ucap davin menimpali dengan senyuman usil nya.

Sedang arthan hanya tersenyum kecil, entahlah biasanya ia tak pernah menghiraukan segala yang di tujukan padanya oleh para sahabatnya.

Tapi untuk kali ini...

"Tuhh" Ucap arthan menaruh sekitar 2jutaan uang merah di meja.

"Beli terus bagiin sama anak anak di bawah juga" Ucap arthan santai melanjutkan sebatnya.

"YUHUUU ALANGKAH INDAHNYA VIN MALAM INI" Ucap enggar ceria.


Sedang, di sebuah Kamar bercat coklat muda itu, kini dipenuhi aura gelap. Bianca, gadis dengan mata tajam dan tekad bulat, menahan amarahnya yang meluap-luap. Ia menatap layar ponselnya, di mana Avella terpampang di social Instagram lelaki itu.

"Lo liat aja Avella, gue bakal balas semuanya ke elo!!!" geram Bianca, suaranya bergetar.

"AKHHHHHHHHHHHHHHHH!!!"

Bianca menghantam meja dengan keras, membuat benda-benda di atasnya berhamburan.

BRAKKKKKKKK!!!!

"BISA BISANYA DIA DENGAN MUDAH MASUK KE DALAM DUNIA LO ARTHAN!!! SELAMA INI GUE COBA DEKETIN AJA LO SELALU NGINDAR DAN SEOLAH JIJIK!!!!!!!"

Bianca terduduk di lantai, menutupi wajahnya dengan tangan. Ia merasa sangat marah, terluka, dan terhina. Arthan, lelaki yang selama ini ia cintai, kini bersama avella, gadis yang menurut Bianca tidak lebih dari sekadar pengganggu.

"Gak mungkin, gue gak akan biarin dia merebut Arthan dari gue!!!" gumam Bianca, matanya berbinar-binar penuh dendam.

Bianca bangkit dari duduknya, melangkah dengan penuh amarah. Ia membuka laci mejanya dan mengambil sebuah kotak kecil yang berisi foto-foto Arthan. Ia menatap foto-foto itu dengan penuh kerinduan dan juga rasa sakit.

"Arthan, kenapa lo bisa setega itu?" tanya Bianca, suaranya bergetar. "Lo tau kan, gue udah cinta sama lo dari dulu? Kenapa lo bisa dengan mudahnya berpaling ke Avella?"

Bianca memeluk kotak foto itu erat-erat, seolah-olah ingin melampiaskan semua amarahnya pada kotak itu. Ia merasa sangat sakit hati, terluka, dan terhina.

"Avella, lo tunggu aja. Gue bakal balas semua ini ke lo," gumam Bianca, suaranya penuh dendam.

Bianca membuka laci mejanya lagi dan mengeluarkan sebuah buku catatan kecil. Buku itu berisi catatan-catatan Bianca tentang rencana balas dendamnya. Ia telah merencanakan semuanya dengan cermat. Ia akan membuat Avella merasakan sakit yang sama seperti yang ia rasakan sekarang.

"Gue gak akan berhenti sampai Avella benar-benar hancur," gumam Bianca, matanya berbinar-binar dengan tekad.

Bianca menutup buku catatan itu dan menyimpannya kembali ke laci. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela. Ia menatap langit malam, mencoba untuk berpikir jernih.

"Gue harus tetep fokus," gumam Bianca. "Gue gak boleh terburu-buru. Gue harus sabar dan menunggu waktu yang tepat."

Bianca menarik napas dalam-dalam dan tersenyum sinis. Ia telah memutuskan. Ia akan membuat Avella merasakan sakit yang sama seperti yang ia rasakan sekarang. Ia akan membuat Avella menyesal telah merebut Arthan darinya.

Arthan & AvellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang