LVN 3

18 9 0
                                    

Ku lihat seorang pria berjalan kearah kami memakai tuxedo berwarna hitam disertai dengan rambut ikalnya yang tertutup dengan topi. Pria itu terlihat sangat tampan.

Ya, dia adalah Harry Edward Styles. Anak kedua dari anne styles yang sangat di gemari oleh para wanita diluar sana, karena wajahnya yang tampan serta kepiawaiannya dalam dunia perbisnisan.

"hai" sapa harry kepada kami.

"hai" jawabku, margot dan dylan secara bersamaan.

"kau sangat tampan sekali aslinya ya" lagi-lagi margot mengagetkanku dengan ucapannya itu.

"Terimakasih, kau juga. Aku harry dan kau?" Harry mengulurkan tangannya kepada margot.

"Margot Anderson Dawyne" jawab margot dengan muka tengilnya sembari menjabat tangan harry.

"Dan kau?" tanyanya kepadaku.

Baiklah, sekarang akan ku beritahu keadaanku.

Aku sangat sangat sangat gugup, apa yang harus aku lakukan ini.

Tentu saja kau hanya perlu mengatakan, hai aku madeline senang berkenalan denganmu harry. Oke, baiklah aku akan mengatakan itu.

Kalian bertanya kenapa aku sangat gugup, ini kali pertama aku melihat pria setampan harry.

Aku tau itu sangat berlebihan, tapi itu adalah kenyataannya.

"hei, dia hanya bertanya namamu bukan melamarmu" margot menyadarkanku dari lamunan.

"oh hi, aku madeline. Maafkan aku" aku menjabat uluran tangan harry.

"senang bertemu denganmu mad" jawab harry dan ku balas dengan senyuman kecil.

"apa kau mau minum?" tanya Margot kepada Harry, aku sangat bersyukur karena margot menyudahi keanehan yang ada pada dalam diriku ini.

"sure" ucap harry lalu ia berjalan bersama margot mengambil minum dan beberapa camilan.

"kenapa kau terlihat sangat gugup sekali mad?" tanya gemma kepadaku.

"ah, tidak. Aku tidak papa gem. Aku hanya aneh saja dengan situasi seperti ini" jawabku berbohong.

"ya, aku mengerti apa yang kau rasakan mad. Semoga kau baik-baik saja. Aku akan bergabung dengan teman-temanku disana, do u want to join with us?" ajaknya dan aku menolaknya degan halus.

Tubuh Gemma perlahan menghilang di telan kerumunan, begitupun juga Harry dan Margot.

"ada apa dengan kau dan pria berambut ikal itu?" aku terkaget dengan suara dylan yang ternyata ia masih berada di sapingku.

"oh mad, kau sampai tidak menyadari bahwa aku masih berada di sampingmu. Oh ya, jangan kau berpikir bahwa aku tidak melihatmu melamun seperti patung hidup tadi." oceh dylan kepadaku.

"sudahlah, aku tidak papa. Ayo kita susul margot" jawabku sembari menarik tangan dylan untuk segera berjalan mencari keberadaan margot dan ya harry.

"Kau berbohong kepadaku, cepatlah katakan padaku apa yang menjadi rahasiamu itu mad" ucap dylan.

"itu dia" aku menunjuk ke arah dua insan manusia yang sedang bergurau bersama layaknya kawan lama. Dan, menghiraukan pertanyaan dylan tadi.

"akrab sekali mereka" gumamku dan ternyata di dengar oleh manusia di sampingku ini.

"Margot memang orang yang bisa berbaur dengan siapapun mad, berbeda dengan kau. Pantas saja banyak orang yang senang berbicara dengan dia." Jelas dylan.

Apa yang dikatakan dylan memang benar.

Ku habiskan waktuku hanya mengurung dikamar sembari melukis, membuat origami, menonton film,bernyanyi dan mengobrol dengan mereka.

Uhm. Maksudku lukisan dan beberapa origami ku. Aku senang mengobrol sendiri. Pantas saja aku tidak punya teman bukan.

Kami berdua berjalan mendekati mereka, Di setiap langlahku, aku selalu mengaguminya. Dia memang sangat tampan dan sangat berkharisma.

Tuhan kenapa jantungku berdetak sangat cepat. Dia, akan menjadi saudaraku. Aku tidak bisa seperti ini.

"hai, maaf menganggu kalian berdua. Kami tidak tahu mau kemana lagi" ucap dylan memotong perbincangan asik yang sedang mereka lakukan.

"ah, itu bukan masalah yang besar. Kemarilah dan duduk bersama kami" ajak harry kepadaku dan dylan.

"margot banyak menceritakan tentang rencananya di dunia bisnis, bagaimana denganmu" tanya harry kepadaku.

Aku melirik dylan dan margot ketika ia bertanya itu kepadaku. Pasalnya ketertarikan margot di dunia bisnis sama besarnya seperti ayah sedangkan aku tidak.

"ah, dia suka melukis" belum sempat ku menjawab margot sudah mendahuluiku.

"dia tidak suka bisnis jadi, dia tidak banyak tahu soal bisnis" jawab margot.

"apa benar mad?" tanya harry seakan-akan tidak percaya dengan apa yang dikatakan margot.

"iya benar, aku tidak suka bisnis" jawabku dan membuat mereka semua terdiam.

LA VITA NUOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang