Chapter 5: Cemburu

42 10 0
                                    

"Setau gue lo suka ini, cobain deh Bunda buatin ini buat lo," ucap Keenan menyodorkan nugget ayam yang dibuat Bunda Keenan sendiri.

"Gue suka, Bunda masaknya jago banget jadi pengen belajar masak bareng Bunda, deh," ucap Alea setelah makan nugget ayamnya.

"Main aja ke rumah, udah lama juga, 'kan, lo nggak main. Pasti Bunda kangen sama anak putrinya," tawa Keenan.

Alea tersenyum malu, bisa saja Keenan ini. "Nanti, deh, kalau gue ada waktu gue ke rumah lo. Mau masak bareng Bunda,"

"Sok sibuk banget, dasar nggak jelas!" ketus Keenan malas.

"Kayak nggak tau Mama Papa gimana kalau gue main kelamaan," jawab Alea lirih.

Mendengar hal itu, Keenan jadi teringat kemarin yang mengajak Alea bersepeda dan pulang ke rumah pukul setengah tujuh malam.

"Kemarin, lo juga kena marah?" tanya Keenan penasaran.

"Enggak kok, mereka kebetulan aja lagi nggak di rumah jadi aman." Alea menggeleng.

"Nggak ada yang cepu, 'kan ke mereka berdua?"

Alea yang memang sedari tadi asyik dengan sarapannya itu mendongak merasa bingung dengan pertanyaan cowok dihadapannya. "Maksud lo?"

"Alina, dia nggak cepu ke orang tua lo, 'kan?" ulang Keenan lebih jelas. 

"Oh, enggak. Dia aman kok, baik juga sama gue."

Keenan mengangguk saja, namun ia sedikit tidak percaya akan hal itu.

"Udah ayo beresin, bentar lagi kelas mau mulai."

☁ミ✲

"Itu Alaska kenapa sama lo? Murung banget keliatannya dari tadi gue liat-liat." Neira terus saja memperhatikan Alaska yang duduk di depannya sembari berbisik ke Alea yang duduk disampingnya.

Padahal mereka bertiga tengah makan siang bersama di kantin. Namun, Neira merasa mereka hanya berdua dengan Alea tanpa Alaska didepannya.

"Nggak tau." Alea mengangkat bahunya tidak mengetahui apa yang membuat pacarnya murung sejak tadi.

"Kalian nggak berantem, 'kan?" final Neira memberanikan diri untuk bertanya kepada pasangan itu.

"Tanya aja sama temen lo itu," ucap Alaska lalu pergi dari sana.

Alea sendiri kebingungan kenapa harus bertanya kepada dirinya yang jelas-jelas ia juga tidak mengetahui apapun. Melihat Alaska yang pergi begitu saja tanpa memberikan penjelasan ke dirinya, dengan segera ia susul Alaska.

"Lah, kok pergi gitu aja?" Neira merasa bingung sekarang ini melihat kedua orang itu saling kejar mengejar.

"Eh, terus ini gue yang bayar semuanya?" gumam Neira merasa linglung.

Dilain tempat, Alaska berhenti di belakang ruang basket dan diikuti Alea. Suasananya hening, keduanya sesama diam hanya beradu tatapan.

"ARGHH! GUE FRUSTASI BANGET!" teriak Alaska dengan menjambak rambutnya kesal.

"LO KENAPA HARUS DEKAT-DEKAT SAMA KEENAN, ALEA?! LO NAKSIR SAMA DIA?!" teriak Alaska lagi.

Alea terkejut mendengar Alaska yang berteriak kencang. Untung keadaan sepi.

"Lo kenapa, sih? Ngaco banget kalau ngomong," ucap Alea.

"Masih tanya gue kenapa?" kekeh Alaska. "Gue cemburu, Alea! Gue cemburu liat lo dekat sama Keenan!" lanjutnya lagi.

HIRAETH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang