Chapter 8: Alea Sempurna

31 8 0
                                    

Malam ini Alea hanya berdiam di kamar bersama buku mata pelajarannya seperti biasanya. Setiap malam Alea melakukan cara itu agar bisa memenuhi kemauan Papanya yang mau dirinya menjadi pintar seperti Alina. Padahal mereka berdua jelas berbeda dan tidak sama, namun Arkan tetap kekeuh menginginkan keduanya sama tanpa perbedaan diantara keduanya. Egois memang tapi itu kenyataannya.

"Kalau capek istirahat dulu aja, Lea. Lo bukan robot kok yang terus menerus disuruh belajar tiap jam." Benda pipih di samping bukunya itu bergetar menandakan ada sebuah pesan WhatsApp masuk.

Alea dengan lirikan matanya membaca pesan yang dikirimkan oleh Keenan. Tanpa mau membalasnya, Alea hanya melirik sekilas selebihnya gadis itu melanjutkan membaca bukunya.

"Coba hadap ke arah balkon, gue dari sini liatin lo yang sibuk belajar." Untuk kedua kalinya, handphone Alea kembali bergetar.

Alea membacanya lalu setelah itu kepalanya menoleh ke arah balkon. Mendapati Keenan yang duduk disana sembari tersenyum manis ke arahnya.

Tangan Keenan terangkat, melambai ke arah Alea. Gadis itu tersenyum manis disana, lalu beranjak untuk keluar dari kamar. Dengan membawa buku mata pelajarannya, Alea membuka pintu balkon lalu duduk di kursi yang memang ada diluar.

"Semangat, Lea! Besok kita jajan donat, ya, di kantin," teriak Keenan kecil namun masih bisa didengar oleh telinga Alea.

Alea memberi jempol dua ke arah Keenan, berisyarat bahwa dirinya mengiyakan ajakan cowok itu.

Keenan tersenyum, menatap Alea tanpa henti disana. Disaat Alea mulai membaca bukunya kembali pun, netranya tidak berpindah dari pemandangan cantik didepannya. Alea cantik dan Alea sempurna di matanya.

"Andai lo tau kalau gue sesayang itu sama lo, Lea." Keenan tidak berhenti tersenyum, melihat Alea sejauh ini saja sudah membuat dirinya bahagia. Apalagi jika bisa memilikinya?

"Alea, harusnya lo nggak usah repot-repot buat menjadi diri orang lain. Karena lo sempurna menjadi diri sendiri di mata gue, selamanya akan seperti itu."

☁ミ✲ 

"Ada yang bisa menjawab pertanyaan dari Ibu barusan?" tanya Bu Wilda setengah menyelesaikan satu pertanyaannya.

Seperti suasana kelas pada umumnya yang disaat diberi pertanyaan pasti kebanyakan murid menunduk, itulah yang membuat kelas 11 Bahasa 2 mendadak hening. Semua murid terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing untuk terhindar dari tunjukkan Bu Wilda.

"Lo nggak mau jawab pertanyaan Bu Wilda barusan?" bisik Neira bertanya kepada Alea yang memang satu bangku.

Alea lebih dulu menelisik setiap sudut kelasnya yang memang tiba-tiba menjadi hening tanpa ada suara. Lalu, melambaikan tangannya ke udara, Alea ingin menjawab pertanyaan Bu Wilda.

"Iya, Alea. Jadi, apa jawabannya?" Bu Wilda membuka suara saat melihat Alea mengangkat tangannya.

"Boleh ulang pertanyaannya, Bu?" tanya Alea, takut jikalau jawaban miliknya nanti salah.

Bu Wilda tersenyum, lalu membacakan ulang soalnya. "Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno-Hatta bertemu dengan Nishimura yang menjabat sebagai kepala Urusan Umum Pemerintahan Jepang di Indonesia. Lalu, apa tujuan dari pertemuan tersebut?"

"Tujuan dari pertemuan tersebut ialah untuk menjajaki sikap Jepang terhadap rencana persiapan kemerdekaan Indonesia." Sebelum itu, Alea lebih dulu menghembuskan napasnya panjang.

"Iya, benar."

Alea merasa lega waktu mengetahui bahwa jawabannya ternyata benar. Kalau begitu, Alea tidak merasa lelah belajar.

HIRAETH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang