03.2

13 2 0
                                    

Ditenda kulit binatang Tifa.

Tifa yang sedang memasak, dikejutkan oleh kedatangan Jesse yang terlalu dibesar-besarkan.

Jese masuk sembari merangkul bahu Tifa, dan memanggil namanya dengan mesra.

"Tifa~"

Tifa yang mendengar itu entah bagaimana merinding dibuatnya. Dia melepaskan tangan yang ada di bahunya lalu berbalik untuk melihat Jesse.

"Ada apa denganmu? Kamu membuatku ketakutan kamu tau?!"

Jesse hanya tersenyum saat mendengar itu.

"Kenapa?" Tanyanya lagi.

"Aku senang."

"Aku tau." Ujarnya datar.

Lihat teman barunya ini, datang-datang memanggil namanya dengan nada seorang kekasih lalu saat ditanya dia malah menjawab yang sudah jelas terlihat.

Akan aneh jika dia tidak curiga ada yang salah dengan otaknya. Tapi tetua Puma bilang, tidak ada yang salah dengan Jesse jadi dia hanya bisa percaya.

Tapi lihat sekarang.. apa benar-benar tidak masalah?

Dia ragu jika ini normal!

"Um.. ya.. aku menemukan barang-barang ku kembali, ini sesuatu dari tempatku berasal." Ujar Jesse dengan senyum lebar.

"Ah.." Entah bagaimana Tifa sedikit tidak nyaman saat melihat Jesse tersenyum seperti itu.

Senyum yang manis, terlihat sangat bahagia tapi entah mengapa seolah ada rasa kesepian, dia tidak yakin apa matanya salah mengartikan senyumannya.

Tifa mendekat, menepuk kepala gadis itu lalu memeluknya dan mengusap punggungnya.

"Tidak apa-apa, ada kami disini." Hiburannya pelan kepada Jesse.

Jesse yang mendapatkan pelukan tiba-tiba, tidak bisa bereaksi, entah bagaimana matanya terasa panas saat mendapatkan usapan dalam pelukan Tifa.

Saat Tifa berfikir Jesse sedang menangis dalam diam, Jesse tiba-tiba berkata sesuatu yang mengejutkan.

"Tifa.."

"Ya, aku disini."

"Tifa."

"Ya Jesse."

"..daging mu hangus."

!!

Tifa yang terkejut, melepaskan pelukannya dengan sedikit mendorong Jesse.

Jesse yang tidak siap hanya pasrah saat tubuhnya terjungkal kebelakang.

Tifa yang sudah panik karena makanannya gosong bahkan lebih kelabakan saat melihat Jesse terjatuh karena dorongannya.

"Je.. Jesse- Jesse.. apa kamu tidak apa-apa, apa kamu terluka, apa tidak ada masalah?!"

Pertanyaan beruntun keluar dari mulutnya begitu saja, Jesse yang pertama kali melihat Tifa seperti ini hanya bisa tertawa.

"Kenapa malah tertawa, tidak ada yang lucu!"

Tifa kesal melihat Jesse yang tertawa saat dirinya sedang panik seperti ini, menurutnya tidak ada bahan yang bisa ditertawakan.

"Maaf maaf, tapi sebaiknya kamu mengurus makananmu dulu." Kata Jesse diselingi dengan tawa.

Seakan tersadar Tifa berbalik dan mengurus bakarannya.

Tim berburu mendapatkan mangsa yang cukup banyak hari ini, jadi semua orang mendapatkan bagian mereka dengan cukup.

Tifa yang awalnya ingin membuat bakaran untuk makan malam, malah harus hangus hampir menjadi arang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembali ke Zaman PrasejarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang