Chapter 02

23 4 0
                                    

Masalah Otak

_____

Paginya Jesse sudah bersiap siap.

Biasanya pagi-pagi seperti ini dia melatih tubuhnya sedikit entah dengan berlari mengelilingi suku atau berlatih dengan alat seadanya.

Walaupun kekuatannya lemah jika dibandingkan dengan pejuang suku, tapi tidak masalah jika hanya melumpuhkan satu atau dua dari mereka, dia juga bisa menggunakan senjata, jadi keamanannya lebih terjamin jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Bukannya dia tidak mempercayai mereka, dia hanya berjaga-jaga ditempat yang asing ini, lagipula didunia nya dulu yang digadang-gadang sebagai tempat yang damai, nyatanya masih banyak tindak kriminal yang tertutupi ketidak pedulian dunia.

Lalu dia juga membuat alat seadanya, bukan kapak atau pisau batu seperti mereka, dia mencari bambu dan memotongnya sedikit tipis agar menjadi tajam, walaupun tidak bisa melukai lawan dengan menusuknya jika kulitnya keras tapi itu bisa menyayat nya.

Dia juga masih memiliki pisau Swiss army yang selalu menempel ditubuhnya. Ya.. hanya berjaga-jaga.

Tadinya dia ingin membuat busur panah atau bahkan panah silang, tapi dia belum menemukan bahan yang cocok untuk membuat itu.

Bambu yang dia gunakan untuk membuat pisau bambu juga hanya bambu sisa, dia belum menemukan dimana pohon bambu itu tumbuh, dia sudah cukup puas dengan pisau bambu ini. Seminggu yang lalu dia menggunakannya untuk membersihkan kulit binatang, ini lebih mudah digunakan dari pada pisau Swiss miliknya.

Saat dia berjalan kearah mereka, semuanya sudah siap tinggal menunggu aba-aba dari pemimpin tim pengumpul.

Tim pengumpul terdiri dari dua puluh satu orang termasuk dirinya dan tujuh pejuang yang mengawal.

Pemimpin tim adalah seorang pria yang mungkin berumur sekitar 25-26 dengan badan kekar seperti pejuang suku lainnya dengan bekas luka di bahu kiri. Namanya Ruga.

Ruga mengangkat tangannya mengisyaratkan agar mereka mulai berjalan.

Hari baru akan memasuki sekitar jam tujuh, entahlah dia tidak tau pasti jam berapa sekarang, yang jelas baru beberapa waktu setelah matahari naik mereka mulai beraktivitas dan masuk kedalam hutan.

Pemukiman suku ada didekat bukit berbatu, tempat dirinya pertama kali membuka mata ada digua bukit itu.

Ada anak sungai kecil disekitar suku ..err dibilang kecil sebenarnya cukup lebar hanya saja air di sungai itu dangkal hanya mencapai diatas lututnya saja, orang suku menyebutnya sungai kecil dia hanya ikut-ikutan.

Berjalan beberapa meter langsung disuguhi pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan besar rata-rata tiga kali lipat dari pohon biasa.

Jalan yang dilewati tim pengumpul cukup jauh, butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk sampai ditujuan mereka.

Saat mereka sampai, mereka langsung berpencar dengan dua atau tiga orang ataupun sendirian.

Jesse mengikuti wanita dengan rambut ikal didepannya, tidak tau itu ikal atau memang kusut karena tidak keramas. Yang tingginya satu kepala lebih tinggi darinya.

"Tifa, kemana kamu akan memetik?"

"Sedikit kedepan Jesse, tadi sepertinya aku melihat beri liar."

Jesse menatap kepala belakang Tifa sedikit rumit. Pasalnya sepanjang perjalanan mereka kesini, Jesse melihat banyak sekali sayuran liar yang tumbuh tapi pemimpin tim dan para wanita lainnya tidak sedikitpun tertarik untuk mengambil mereka.

Kembali ke Zaman PrasejarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang