05. Jangan ninggalin aku ya

16 3 0
                                    

***

"SUPRISE!" Levon mengagetkan Lintang yang keluar dari cafe untuk pulang setelah bekerja.

L

intang yang terkejut melihat Levon yang sudah berada di depannya. Levon yang sudah merentangkan tangannya untuk menawarkan pelukan kepada Lintang.

"Dingin peluk aku." ucap Levon dengan nada seperti anak kecil yang manja. Lintang yang mendengarnya pun senyum geli. Lalu Lintang jatuh ke dalam pelukan levon, dengan erat dan rasa nyaman, lintang meletakkan dagunya ke dada Levon dan mendongakkan kepalanya untuk berbicara, Levon yang tinggi itu membuat Lintang harus mendongakkan kepalanya.

"Aku nyuruh kamu buat istirahat dirumah kenapa jemput aku?" tanya Lintang sambil mengukir senyum manis dari wajahnya untuk Levon.

"Aku kangen, aku mau culik kamu." Jawab Levon, lalu mengangkat Lintang untuk dibawa ke dalam mobil sambil tertawa riang.

Levon menurunkan lintang, lalu membukakan pintu mobil untuk Lintang.

"Silahkan tuan putri Lintang Viorella." ucap Levon yang menyuruh Lintang masuk ke dalam mobil dengan memberi hormat layaknya pangeran yang memberi hormat kepada putri kerajaan.

"Terimakasih tuan pangeran." ucap Lintang dengan senyuman. Lalu lintang masuk kedalam mobil dan di susul oleh Levon

Tanpa mereka sadari dari kejauhan ada sosok hitam yang sedang memperhatikan mereka. Semoga saja itu bukan pertanda buruk untuk mereka. Begitu Lintang dan Levon pergi sosok hitam itu pun ikut pergi dan membuntuti mereka.

***

Mereka telah sampai di depan rumah Lintang, Lintang yang ingin turun dari mobil itu dicegah oleh Levon.

"Ada apa kak?" tanya Lintang dengan suara halus dan menatap Levon.

Levon menatap lintang dengan tatapan yang tulus, lalu berkata. "Sayang, janji jangan pernah ninggalin aku ya."

Lintang yang mendengar ucapan Levon hanya menganggukkan kepalanya.

Pukul menunjukan 22.00 WIB, Lintang sedang berbaring di ranjangnya sambil memainkan ponselnya.

Seketika kefokusan Lintang buyar saat ada yang mengetuk pintu rumahnya. Lintang bergegas keluar dari kamarnya untuk melihat siapa yang bertamu malam malam seperti ini, apakah Levon ? Tapi tidak mungkin.

"Iya, ada apa?" tanya Lintang sambil membuka pintu depan rumahnya , namun tidak ada seorang pun disana. "loh kok engga ada siapa siapa." ucap Lintang dengan keheranan.

Ya, disana tidak ada siapa pun tidak ada seorang pun hanya ada Lintang dan motor yang lalu lalang di jalan depan rumahnya .

Saat Lintang hendak kembali ke dalam dan menutup pintu Lintang melihat ada sebuah kotak warna merah, dengan rasa amat penasaran Lintang pun mengambil nya dan membukanya. Betapa kagetnya saat kotak merah itu di buka berisi bangkai tikus yang penuh darah dan ada pisau kecil yang masih tertancap di perut bangkai tikus itu. Lintang langsung menutup kotak itu dan membuangnya di tempat sampah yang berada di depan rumahnya. Lintang pun bergegas masuk kedalam rumah dan mengunci semua pintu dan jendela rumahnya.

Dengan rasa yang tak karuan itu Lintang tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu. Ia tidak berniat untuk bercerita pada siapapun.

***

P

agi telah tiba, Levon yang sudah siap untuk berangkat kuliah itu sudah berada di depan rumah Lintang dengan motor kerennya. Namun Levon sudah cukup lama menunggu Lintang di sana .

"Kenapa Lintang belum keluar keluar?" tanya heran Levon.

Levon mencoba untuk mengetuk pintu namun tidak ada yang menjawab lalu Levon mengintip ke jendela kamar Lintang yang kordennya terbuka sedikit namun tidak ada Lintang di sana. Ranjangnya rapi selimutnya terlipat dengan rapi seperti belum di pakai untuk tidur.

"Masa iya jam segini udah berangkat." Levon sedang mengoceh dengan wajah di tekuk dan sedikit khawatir.

"Kenapa enggak chat gw dulu kalau mau berangkat pagi?"

"Kebiasaan Lintang."

"Awas aja, pas ketemu gua hukum dia karena bikin gua khawatir pagi pagi."

Levon tidak berhenti dengan ocehannya, ia terus mengoceh sambil memakai helmnya lalu pergi meninggalkan rumah Lintang dengan mengendarai motornya kecepatan tinggi.

  Story Is A Cold City Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang