Bagian Kelima : Do You Regret it?

304 31 2
                                    

The Divorce Paper
Bagian Kelima : Do You Regret it?

Kelopak mata Naysilla mengejap beberapa kali ketika cahaya yang masuk melalui sela-sela jendela kamarnya itu mengenai wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelopak mata Naysilla mengejap beberapa kali ketika cahaya yang masuk melalui sela-sela jendela kamarnya itu mengenai wajahnya. Dia menoleh ke nakas di samping ranjangnya untuk menemukan sebuah jam meja yang menunjukkan jika saat itu dia kesiangan.

"Hah, jam tujuh?"

Dia berdecak sembari menggaruk bagian belakang lehernya, merasa terganggu karena dia kurang puas dengan waktu tidurnya yang baru sebentar akibat keasikan mengobrol dengan Tara hingga larut malam, berujung keduanya membuat sebuah video cover lagu menggunakan kamera ponsel seadanya. Naysilla yang bernyanyi dan Tara yang memainkan gitarnya.

"Tar?" Naysilla menoleh ketika dilihatnya sang sahabat belum bangun pagi itu. "Lo nggak ada kuliah?"

"Hmm? Hari ini 'kan sabtu, Nay." Suara Tara terdengar lebih mirip gumaman karena gadis itu masih setengah tertidur.

"Oh iya, lupa gue. Gue mau sarapan, lo mau ikut sarapan nggak?"

"Hmm...entar aja deh, masih ngantuk gue." Tara masih menutup matanya kala berbicara.

"Oke, nyusul ya?"

"Hmm..." jawab Tara dalam gumaman.

Tara yang beralasan mau menemani Naysilla itu memang memilih untuk menginap. Gadis itu sudah biasa menginap di rumah Naysilla, dan kedua orang tua mereka masing-masing pun tak keberatan. Ketika Naysilla turun, di lantai bawah rumahnya dia melihat sang kakak—Trian, yang sedang duduk di meja makan sembari menikmati roti bakar dan secangkir teh manis.

"Aku kira Abang pergi hari ini." Naysilla duduk di hadapan sang kakak sembari mengambil sebuah roti tawar ke atas piring.

"Pergi ke mana? Sabtu mah males-malesan di rumah."

"Ya ke mana kek, pacaran."

"Kamu ngeledek, mentang-mentang abang jomlo?"

Naysilla terkekeh. "Muka doang ganteng, badan keker, tapi cewek nggak punya."

"Nggak ada yang mau," jawab Trian santai.

Naysilla teringat kehidupan masa depannya sebelum kecelakaan mobil, kakak laki-laki satu-satunya itu akan dikenal sebagai bujangan paling digilai perempuan pada masanya kelak. Bahkan ketika pria itu menjadi duda karena bercerai dari istri pertamanya yang dinikahinya karena alasan bisnis. Naysilla tak bisa mengingat dengan pasti apa penyebab perceraian mereka, tapi yang Naysilla ingat, dia akan memiliki seorang keponakan perempuan yang sombongnya luar biasa.

"Bang, please jangan nikah sama anak orang kaya," kata Naysilla tiba-tiba.

"Apaan sih? Ngatur."

"Pokoknya jangan."

Trian mendecakkan lidahnya. "Bawel, nggak jelas banget."

"Dikasih tau juga." Naysilla memanyunkan bibirnya.

The Divorce PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang