ANXIETAS

39 8 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING

°.✩┈┈┈┈∘*┈┈୨♡୧┈┈┈*∘┈┈┈✩.

.

.

.

Sinar mentari pagi menyapa bumi,memandikan hamparan bunga tulip yang luas dengan cahaya yang hangat.Halilintar dan seina berjalan beriringan di antara hamparan bunga yang berwarna-warni itu. Tawa dan canda mereka terdengar riang,memecah kesunyian pagi.

Seina, dengan senyum nakalnya, sesekali menggoda Halilintar dengan memetik bunga tulip dan meletakkannya di telinga hali. Halilintar, dengan pipinya yang merona berusaha menepis tangan Seina Karena baginya itu pertama kalinya di perlakukan seperti itu.

"Se-sei..." Ucap Hali dengan gugup.

"Ihhh Hali kenapa malah menepis tanganku siniii cepet."

"Ma-maaf" ucap Hali tergugup gugup.

"Sini!!!..." ucap Seina sambil meletakan bunga tulip ke telinga Halilintar.

Taufan dan Gempa yang pulang dari kampusnya karena dosen tidak masuk, pada saat di perjalanan pulang dekat dengan taman hamparan bunga mereka tidak sengaja melihat Halilintar dan Seina yang sedang romansa di kejauhan, Taufan dan Gempa diam-diam mengamati mereka berdua.

Gempa, dengan tatapan penuh kasih sayang, tersenyum melihat kebahagiaan abangnya yang banyak tersenyum ketika bersama Seina. Taufan yang jail mencoba untuk membuka hp dan memotret mereka berdua dengan diam diam.

"damai banget ya Gem lihatnya." celetuk Taufan.

"Iya, jarang-jarang bang Hali bisa senyum kaya gitu." balas Gempa.

"Kalau kakak iparku Seina aku betah  Gem dirumah" ucap Taufan dengan senyuman.

"Bang Taufan pasti senang gegara bisa minta ajarin bikin kue atau minta di buatin camilan sama Seina"

"Hahaha tau aja Gem, udah ayo Gem kita pulang." ucap Taufan dengan senyum jahilnya.

Gempa hanya bisa menghela nafasnya dia yakin nanti dirumah pasti akan terjadi peperangan antara kedua kakaknya itu. Akhirnya Gempa menaiki motornya menyusul kakaknya yang sudah mulai menjauh.

.

.

.


Setelah lama berbincang dan menikmati pemandangan di taman bunga, cuaca terlihat semakin panas terik, Halilintar dan Seina memutuskan untuk menjemput sekolah ke tiga adiknya itu.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang