part 1

191 11 0
                                    

Gadis manis dengan balutan seragam pekerja berjalan pelan.
ia adalah seorang yang bekerja di rumah lansia, panti jompo.

" cucu ku seumuran dengan mu... dia sangat cantik "

Ji Won, si gadis manis dengan rambut hitam legam itu hanya tersenyum. bekerja merawat lansia yang tua dan juga sering lupa dengan apa yang mereka lakukan itu tidak mudah ...
tapi selama bekerja Ji Won tidak pernah mengambil cuti ataupun menggunakan hari liburnya.

" Kim Ji Won ssi "

Ji Won berbalik ke arah suara. kepala panti memanggilnya

" aku akan segera kembali nenek " pamit Ji Won lembut

****

Ji Won duduk dengan tenang, menatap punggung kepala panti yang sibuk mencari sesuatu

" ketemu ..." kepala panti menyodorka  sebuah surat  " surat ini datang seminggu yang lalu, maaf sekali aku lupa memberikannya "

Ji Won melirik sekilas pada surat itu, begitu membaca alamat pengirimnya ia jadi enggan mengambilnya.

"padahal zaman sudah semaju ini tapi kenapa keluarga mu menghubungi dengan surat ?"

Ji Won tak menjawab
kepala panti menatap karyawannya itu dengan seksama

" Ji Won ssi ... seingat ku kau bekerja disini sudah 10 tahun. dan selama 10 tahun ini kau tidak pernah mengambil cuti ataupun hari libur "

Ji Won masih diam
enggan mengambil surat itu, rasanya seperti ingin menolak untuk membacanya.

" mungkin karena lupa tadi ada yang menelpon ... "

" tidak perlu diangkat ... katakan saja aku sudah pindah tempat kerja"

" Ji Won ssi, aku tidak terlalu mengenal mu. hubungan kita jiga sebatas atasan dengan karyawan tapi sepertinya kau punya masalah serius dengan keluarga mu "

Ji Won menarik nafas lalu menghembuskannya dengan berat. Ia menggeleng pelan...
tidak, bukan masalah serius ...

" kau merawat lansia cukup lama. kau pasti tau rasa kesepian orang tua bukan ? apa kau tidak merindukan ibu mu ?"

" tidak ... "

sedikit terkejut dengan penuturan Ji Won, Kepala panti menatap karyawannya itu dengan lekat

" ku kira kau gadis yang penuh kasih sayang. ternyata aku salah "

Ji Won tak menjawab, ia masih terdiam

" tadi teman mu yang menelpon, katanya ibu mu sakit keras ... ia membutuhkan mu"

" mustahil "
Ji Won terkekeh ...
membutuhkan dirinya ? jangan bercanda ...
10 tahun memang bukan waktu yang singkat tapi 10 tahun itu tidak menghapus kenangan masa lalu di benak Ji Won dengan mudah.

" karena kau tidak mengambil cuti ataupun libur, aku bisa memberi mu cuti dengan setengah gaji mu untuk 6 bulan "

" tidak perlu .."

kepala panti menatap Ji Won dengan takjub. gadis ini berpendirian kuat...
entah apa yang membuatnya mati rasa seperti ini

" aku permisih jika sudah selesai "

kepala panti hanya bisa mengangguk pelan. Bahkan surat yang ingin ia berikan pun tidak di ambil Ji Won

****
Ji Won bersandar pada dinding kamarnya
memorinya berputar kembali pada kenangan masa kecilnya

" kenapa kau tidak bisa seperti kakak mu ... kenapa kau selalu membuat kegaduhan ! ?"

" bukan salah ku ... Lim See Yon yang mengatai ku dahulu "

" jangan membela diri Kim Ji Won !"

" aku berkata jujur ... See Yon mengatai ku anak haram... dia bilang aku tidak punya ayah "

" itu benar ... kau memang tidak punya ayah Ji Won "

sejak ia lahir, ia tidak pernah mengenal ayahnya. meski tidak ingin tau tapi kenyataannya ayahnya meninggalkan ibunya untuk wanita lain.
Karena hal itulah ia selalu di kucilkan dalam pergaulan.

ahh kalau tidak salah kepala panti bilang temannya yang menelpon, Ji Won ingat ia punya satu sahabat yang selalua bersama dengannya.
orang kepercayaan Ji Won, tapi itu dulu ...

Ji Won meraih handphonenya, mengaktifkan kembali nomer yang sudah lama ia matikan.

beberapa pesan masuk, benar dugaannya. salah satu pesannya ada dari temannya itu ... Park Ji Yeon.

drtttt drttt
pesan baru masuk, lagi-lagi dari Ji Yeon

"10 tahun tak bertemu ... apa kau tidak merindukan ku ? kau tidak merindukan ibu mu ... ? "

Ji Won menutup layar ponselnya, ia malas membaca lanjutan pesan itu

drtt drrtt drrt...
kali ini telepon masuk, itu Ji Yeon
dengan berat hati Ji Won mengangkatnya.

" ya... kau akhirnya menjawab telepon ku " ucap orang d seberang telpon sana dengan riang

" kenapa ?"

" aku menulis surat dan menelpon ke tempat mu bekerja. kau masih bertanya kenapa ?"

" berhenti melakukan hal seperti itu Park Ji Yeon ssi "

" ibu mu sakit, ia butuh anak perempuannya di sini. "

" jika ia membutuhkan ku, ia yang akan menghubungi ku ... bukan kau !"

" kau bahkan tak pernah keluar dari asrama mu saat ibu mu ingin berkunjung... Ji Won ah, pulanglah sebentar agar kau tidak menyesal di kemudian hari "

Ji Won menutup sambungan teleponnya, ia menonaktifkan handphonenya kembali. mencoba mebenamkan wajahnya ke bantal

menyesal di kemudian hari ?
apa ia perlu pulang ?
haaa... ia belum siap dengan kenangan masa lalu dan juga orang-orang disana.

****

pagi hari Ji Won kembali bekerja seperti biasa. tersenyum manis tapi senyuman itu terasa kosong...

" nona muda ..." Ji Won menengok pada lansia yang sedang ia layani " apa kau sedang memikirkan sesuatu ?"

" tidak .." jawab Ji Won sambil terus tersenyum

" kau terlihat seperti punya beban ... "  wanita lansia itu menoleh ke luar jendela

pemandangan yang indah dan nyaman. tempat ini memang sangat cocok untuk para orang yang mulai menginjak usia lanjut
tempat yang aman, sepi dari keributan kota dan juga sejuk dan nyaman.

" aku punya seorang anak perempuan, sekarang ia sudah menikah... ia juga sudah memiliki 2 orang buah hati " Ji Won diam mendengar wanita tua itu bercerita

" anak ku bekerja pada sebuah perusahaan kesenian. ia juga punya seorang suami yang mapan dan mencintainya tapi kau tau nona muda ... kenapa aku berakhir di sini ? padahal anak ku mampu merawat ku"

Ji Won menggeleng pelan, wanita itu memintanya mendorong kursi roda mengitari taman

" dia tidak ingin merawat orang tua seperti ku. orang yang akan menghambat keluarga bahagianya ... yang akan menyita waktunya... "

Ji Won tetap menyimak tanpa ingin bertanya lebih dalam. bukan sifatnya mencari tau atau mencampuri urusan orang lain...

" awalnya aku sangat kecewa, sedih dan marah. anak ku satu-satunya bersikap dingin seperti itu. tapi lama kelamaan aku sadar, dulu aku juga tidak merawat ibu ku dengan baik... mungkin ini hukum karma bagi ku"

" tidak ... mungkin putri anda ingin anda di rawat dengan benar di sini"

" ya mungkin saja ..."

****
selesai bekerja Ji Won kembali pada aktifitasnya berdiam di kamar. ia mengingat kembali yang di katakan wanita tua siang tadi

apa ibunya juga sedang merasakan hal seperti itu ? kecewa, sedih dan marah ?
apa ia pulang untuk sementara saja ?
benar ... lebih baik ia pulang untuk sementara. toh ia punya waktu cuti dengan stengah gaji. tidak untuk 6 bulan... 1 minggu saja cukup

bersambung

SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang