2.💌

5 5 0
                                        

Hiiii apa kabar??

Vote and komen cinta!!

Happy Reading
📌

.....

Seorang gadis cantik dengan pita hitam dirambutnya berjalan riang sambil bersenandung. Kedua kakinya melangkah memasuki sebuah rumah mewah bernuansa krim itu. Seperti remaja pada umumnya ketika pulang sekolah ia mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum memasuki rumah, membuka kedua sepatunya dan meletakannya begitu saja di ruang tamu rumahnya.

Aya kembali melanjutkan langkahnya ke arah dapur yang terlihat seorang wanita catik yang sudah paru baya tengah memasak sesuatu.

"Mama masak apa nih?" Ujar gadis itu memeluk sang mama dari belakang sambil mencomot satu ayam goreng yang telah ditiriskan.

"ETS... cuci tangan dulu sis, tangan kamu bau kaki," seru  sang ibu yang di balas tatapan sinis dari Aya.

"Ma, aya laper... udah 5 hari belum makan,"

"Congor mu, tadi pagi kamu tambah 3 kali nasi goreng buatan mama. Malah ngomong engga makan sampe 5 hari lagi," ucapnya ia menoyor pelan kepala anak gadisnya itu.

"Ma, Aya itu masih remaja masih masa pertumbuhan jadi harus banyak makan." Jelas Aya menatap memelas ke arah ibunya. Ia menarik kursi di sebelahnya lalu mendudukan dirinya.

"Tapi masalahnya nafsu makan kamu tuh engga kira-kira tau, mama hawatir kamu ada gangguan apa gitu soalnya makan banyak masih kurus begitu."

"Itu sih ke untungan mah, engga semua orang kayak Aya, jadi harus di manfaatin," Diana ibu Aya membawa sepiring nasi lengkap dengan lauknya ke arah sang anak.

"Gimana hubungan kamu?"

"Hubunggan apaan mah?" Tanya balik aya tangannya terulur mengambil ayam lalu memakannya brutal.

"Itu loh sama tetangga sebelah," Semangat yang tadi terpancar di wajahnya kia memudar tangan nya yang tadi bersemangat memakan ayam gorengnya melemas.

"Aya di tolak lagi," lirih aya dengan bibir melengkung kebawah. Seakan tau apa yang terjadi sontak Diana menepuk-nepuk pungung anaknya.

"Perjuangan kamu belum seberapa sama perjuangan mama dulu buat dapatin hati papa kamu." Aya menatap Diana tak percaya, kalo dilihat tuh ayahnya keliatan bucin akut terhadap Diana bahkan tak pernah membiarkan sang istri ngambek satu hari pun.

"Emang iya?" Diana memutar bola matanya malas. Ia meraih kursi dan duduk di depan Aya.

"Mau mama ceritain engga perjuangan mama dulu dapatin hati papa kamu?" Aya berbinar dan mengangguk dengan semangat. Ia harus membuat Raga bucin setengah mati padanya seperti yang dilakukan Diana pada ayahnya dulu.

"Mama sama papa tuh dulu sekelas waktu SMA. Dulu mama belum punya perasaan apa-apa sama papa kamu sampai bangku kami di roling dan disitu mama malah sebangku sama papa kamu. Kesan awal yang mama lihat dari papa kamu tuh pendiam, ketus, juga orangnya sekali ngomong nyelekit bikin sakit hati--"

"Terus kenapa mama mau sama papa?" Tanya Aya memotong pembicaran ibunya.

"Heh, jangan motong cerita mama dulu bisa?" Aya menyingir dan mengangkat dua jarinya.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang