Bab 1. [ Lio dimana? ]

6.2K 508 2
                                    

Haii readers!


































Happy Reading~



































Disebuah bangunan yang disebut rumah sakit terdapat bocah laki-laki berbadan mungil yang sedang mengalami koma akibat insiden yang terjadi beberapa bulan lalu, dan sampai saat ini anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun dari tidur panjangnya, hingga

"Eungh~" anak laki-laki itu melenguh sambil menggerakkan anggota badan nya dengan tidak nyaman.

"Eum, Lio dimana?" ucap bocah laki-laki itu sambil menatap sekeliling ruangan bernuansa putih yang ia tempati.

"Ini dimana sih? eh INI BUKAN SUARA LIO!!" pekik bocah itu saat menyadari bahwa suara yang ia keluarkan berbeda.

Lalu seorang wanita yang sudah agak berumur masuk ke dalam ruangan tersebut dengan panik saat mendengar suara pekikan dari sang bocah laki-laki.

"Tuan kecil! tuan kecil sudah sadar!" ucap wanita itu dengan tergesa-gesa lalu dengan tidak sabaran dia memencet tombol disamping brankar, lalu beberapa menit kemudian datang seorang pria yang tidak lain adalah dokter.

Dokter tersebut mengecek Lio secara keseluruhan, Lio yang diperlakukan seperti itupun hanya bisa diam mencerna keadaan.

"Em, Pak dokter apakah Lio boleh bertanya?" cicit Lio dengan lirih karena ia terlanjur bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.

"Boleh, tuan kecil ingin bertanya apa? " jawab dokter tersebut, lalu menatap Lio yang sedang memainkan ujung selimut nya dengan gugup.

"Lio mau bertanya kenapa Lio bisa ada di sini, lalu siapa bibi ini dan kenapa kalian memanggil Lio tuan kecil?" tanya Lio penasaran pasalnya yang ia ingat terakhir kali adalah saat ayahnya meninggalkan nya di gudang dengan banyak sekali 'tanda cinta' yang ayahnya buat.

"Tuan kecil tidak mengingat bibi Anna?" ucap wanita yang menyebut dirinya sebagai 'Bibi Anna' dengan sendu, pasalnya sang tuan kecil yang sudah dia asuh sejak bayi dan dia anggap seperti anaknya sendiri tidak mengingat nya.

"Maaf Lio tidak ingat" jawab Lio lirih dengan menundukkan kepalanya.

"Hahh, sepertinya tuan kecil mengalami amnesia sementara akibat benturan keras yang diterima kepalanya" ucap sang dokter menatap iba Lio, karena anak sekecil itu harus mengalami hal seperti ini.

"Baguslah tuan kecil mengalami amnesia, dengan itu tuan kecil dapat melupakan perilaku tuan besar dan para tuan muda" batin bi Anna dengan menatap Lio dengan tatapan rumit.

"ah, bi Anna tolong ikut saya untuk menebus obat tuan kecil" ujar sang dokter.

"Baiklah, tuan kecil istirahat terlebih dahulu sambil menunggu bi Anna dan dokter Devan kembali, dan jangan nakal jadilah anak baik mengerti?" balas bi Anna pada pak dokter lalu menasehati sang tuan kecil.

"Promise! Lio akan menjadi anak baik dan beristirahat!!" jawab Lio dengan semangat, dan membuat kedua orang dewasa yang ada di sana menggigit pipi dalam mereka menahan gemas.

Lalu setelah selesai berpamitan dengan sang tuan kecil, bi Anna dan dokter Devan pergi untuk mengurus obat dan administrasi tuan kecil mereka.












Sementara itu di tempat lain










"Lapor Tuan besar, menurut informasi tuan kecil telah sadar dari komanya" ucap salah satu pria disana kepada seseorang yang ia paling 'tuan besar'

"Lantas? apa urusanku dengan bocah sialan itu" jawab sang tuan besar dengan dingin.

"Tapi tuan, sesuai laporan sang saya dapatkan bahwa tuan kecil mengalami amnesia dan kemungkinan melupakan anda" ujar nya menjelaskan kepada sang atasan.

Entahlah saat sang asisten mengatakan bahwa putra bungsu yang selama ini dia campakkan itu melupakan nya, dada nya terasa sesak seperti ada yang mengganjal perasaannya.

"Rion" panggil sang tuan besar kepada asistennya itu a.k.a Rion

"Ada apa tuan besar?" jawab Rion dengan sopan.

"Siapkan mobil, kita akan melihat keadaan Putra bungsu ku" perintah nya pada Rion, dan langsung dilaksanakan oleh sang asisten

Skip diperjalanan





Di tengah perjalanan pria yang Rion sebut 'tuan besar' itu hanya menatap ke arah luar jendela dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Kata-kata "melupakan anda" selalu terngiang-ngiang di telinga dan kepalanya, ada perasaan tidak rela saat mengetahui Sang Bungsu tidak mengingat nya.

Bukan lah itu aneh? perasaan nya saat ini berbanding terbalik dengan apa yang ia lakukan selama ini kepada Putra Bungsu nya.

Skip saat mobil yang Rion kendarai sampai di bangunan bernuansa putih dengan bau obat yang menyeruak indra penciuman.









































Tbc~






































JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN!

Obsession With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang