Prolog

1.8K 123 3
                                    

SMA GALAKSI adalah salah satu sekolah bergengsi di kota ini. Gedung bertingkat lima yang selama tiga tahun Alanka tempati ini menjadi sebuah memori tersendiri yang tersimpan rapi di otaknya

Alanka Denandra, bukanlah siswa pintar. Tapi remaja Tujuh belas tahun itu cukup terkenal karena tingkahnya seperti monyet yang lepas dari kandangnya

Hampir seluruh penghuni di SMA GALAKSI pernah merasakan aksi kejahilannya. Tapi mau marah pun percuma karena Alanka adalah anak yang bebal, jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah bersabar dan berdoa semoga Alanka segera bertaubat

"ANKA!! UDAH GILA LO ANJING!!" Teriakan itu sudah biasa terjadi. Hingga para siswa-siswi hanya melirik sebentar dan kembali fokus pada kegiatannya masing-masing

Sedangkan Alanka berlari pontang-panting menghindari amukan dari kakak tingkatnya yang baru saja ia pelorot celananya, tapi Anka sedikit kecewa karena Kakak tingkat nya itu masih menggunakan celana dalam di balik seragam olahraga

"Ampun Sepuh!" Balasnya di sela pelarian dari Anjing yang sedang mengamuk

Tapi Anka sama sekali tak takut, terbukti dengan lebarnya ia tertawa dengan mata menyipit, lucu. Mereka berlarian di koridor yang ramai hingga membuat Anka sedikit kesusahan untuk menghindari terjangan Kakak Kelasnya

"Anka nggak bosan-bosannya bikin masalah"

"Mana lagi nih yang jadi korbannya?"

"Baru juga kemarin gue di ceburin ke got"

"Anjay! Si Anka berani banget sama anaknya kepala sekolah"

Di sela-sela pelariannya Anka mendengar bisik-bisik setan yang memujinya. Ia pun sedikit menyapa dengan menyentuh pelan dua gunung kembar milik mereka, menimbulkan pekikan keras bak nuklir yang menghantam kota

"Hahahaha.....!!" Tawanya seperti orang kesurupan

Dan berakhir Anka bersembunyi di perpustakaan. Anka menarik kursi untuk ia duduki, tapi bersamaan dengan itu seseorang juga akan menduduki kursi yang Anka tarik membuat siswa itu terjatuh dan tawa Anka mengudara begitu merdunya

"Anka!!" Geram siswa itu, mengambil buku yang sempat terjatuh dan langsung duduk di hadapan Anka

"Ampun Baginda Rajaku!" Anka menautkan kedua tangannya membuat orang yang berada di depannya mendengus

"Anak mana lagi yang Lo ganggu?!" Tanya Siswa itu sedikit kesal. Dari keringat yang ada di dahi Anka saja ia sudah tau bahwa temannya itu baru saja membuat masalah

"Gue enggak ganggu, Raja. Gue cuma bantuin cewek-cewek buat lihat pemandangan mempesona, tapi sayangnya gagal" Anka berpura-pura sedih atas aksinya

"Eh! Mau kemana?!" Tanya Anka melihat Raja merapikan bukunya dan berdiri, sontak ia pun langsung mengikuti kemana temannya itu pergi

"Lo nggak dengar bel bunyi?!" Anka mengangkat bahunya acuh, putar balik tak ingin mengikuti kelas tapi kerah bagian belakangnya di tarik oleh Raja membuat Anka terpaksa berjalan mundur mengikuti langkah temannya

"Gue mau ke Kantin, Raja" rengek Anka sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Raja

Setelah terlepas, Anka langsung berlari menjauhi Raja. Anka tau, Raja tidak akan mengejarnya dan lebih memilih untuk pergi ke kelas. Karena Raja sangat anti dengan yang namanya bolos

Melihat kepergian Anka membuat Raja mendengus di tempatnya. Tak berniat untuk mengejar, karena ia harus bergegas untuk menuju kelasnya

Raja tak bisa marah pada Anka setiap temannya itu membuat masalah. Karena Raja sendiri pun tau, Anka melakukan itu hanya karena ingin dan butuh perhatian

Kedua orangtua Anka seringkali pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Bahkan dalam satu bulan pun hanya terhitung sekali mereka bisa pulang ke rumah dan berkumpul selayaknya keluarga. Dan itu membuat Anka merasa kesepian karena Anka tidak memiliki saudara

Raja seringkali merasa kasihan pada Anka, di saat seluruh teman sekelasnya membawa orangtua saat pengambilan raport, Anka justru datang dengan asisten rumah tangga

...

Anka berjongkok di pinggiran danau, melemparkan beberapa bebatuan kecil kesana dengan wajah yang terlihat bosan

Ia menatap gundukan tanah kecil di sampingnya, Anka baru saja menguburkan semut yang baru saja ia injak saat menuju kesini. Di atasnya ada beberapa lembar kelopak bunga untuk menambah kedramatisan

Walaupun Anka nakal, tapi hati mungil nya ini begitu lembut seperti pantat babi

"Hahh" menghela nafas berat, Anka menghiraukan bel pulang sekolah yang berbunyi. Terlalu malas untuk pulang ke rumah karena tak ada sosok ibu yang menyambut nya

Anka terdiam begitu lama, hingga tak menyadari semburat oranye telah muncul. Ia buru-buru bangkit dan hendak pergi dari sana. Namun sayangnya kakinya tergelincir hingga ia jatuh ke dalam danau itu

Byurr

Dan sayangnya, Alanka tidak bisa berenang. Lebih sialnya lagi, disini sangat sepi.

Ankankah ada orang yang menolongnya?

Alanka berusaha menjangkau permukaan. Kepalanya muncul lalu tengelam, Anka ingin sekali berteriak meminta tolong, tapi sayangnya ia tidak bisa.

Gelapnya dasar danau menyapa netranya, dinginnya air menyentuh tubuhnya. Bayangan kehadiran kedua orangtuanya muncul di depannya, dengan senyuman kecil Anka pun melambaikan tangannya

Dalam hati Anka memanggil keduanya. Mereka memang jarang berinteraksi, tapi Anka begitu menyayangi kedua orangtuanya

Anka bisa merasakan tubuhnya melemas dan seakan di tarik ke dasar danau. Ia pun sudah tak bisa menahan napasnya lagi dan berakhir air yang masuk ke lubang hidung juga mulutnya

Kepalanya pening, dengingan panjang pun terdengar di telinganya. Seakan-akan kepalanya serasa ingin pecah. Ia pun akhirnya menyerah dan membiarkan air melahap tubuh lemahnya

"Papa, Anka sayang sama Papa. Maaf karena selama ini Anka nggak bisa ucapin kata itu. Papa adalah Papa terbaik di dunia"

"Mama, Kalau seandainya kehidupan kedua itu ada, Anka ingin jadi Putra satu-satunya Mama lagi. Anka mau Mama jadi Mamanya Anka lagi"

"Raja, Makasih udah nemenin gue selama ini. Makasih karena udah mau jadi teman dan sahabat gue. Kalau seandainya kita nggak bertemu lagi setelah ini, ikhlasin Utang gue yang gocap itu ya"












Next.....




History of CalestiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang