1. Tawanan Perang

1.5K 151 7
                                    

"Ukhuk! Ukhuk!"

Anka menatap ke sekeliling yang terasa asing di pandangannya. Ia juga terheran saat seragam abu putihnya sedikit basah dan Anka baru teringat jika ia baru saja terpeleset ke danau

Tapi siapa yang menolongnya?

Tempat ini pun tidak seperti terakhir kali ia lihat, hanya ada pohon pinus yang menjulang tinggi. Mungkinkah ia sedang berada di hutan? Tapi bagaimana bisa?

"Jangan-jangan gue di buang sama Raja" tuduh Anka dengan begitu yakin. Bahkan saat ini ia sudah merencanakan balas dendam yang pantas untuk temannya itu

"Aw! Aduh...pakek kesemutan lagi" Ujarnya pada saat akan berdiri. Tapi kakinya tak mampu menopang hingga tubuhnya bersandar pada pohon yang ada di dekatnya

Anka mencoba untuk berjalan, walaupun kakinya sakit luar biasa, tapi ia harus mencari tau dimana dirinya sekarang.

"Raja! Ngumpet dimana Lo?"

"Jangan bercanda anjing! Kaki gue sakit nih!!" Teriak Anka sambil mencari keberadaan temannya. Tapi sekeras apapun ia berteriak, hanya hening yang menyapa.

"Raja!"

"Gue kemaren kan kecebur tuh di danau, nggak nyambung banget tiba-tiba ada di hutan" herannya sambil terus menyusuri hutan berharap menemukan temannya. Mendongak ke atas dimana matahari masih bersinar terik

'Sringg'

Tiba-tiba saja ada sebuah pedang yang tertodong di lehernya, membuat tubuh Anka menegang. Dengan perlahan, Anka pun berbalik dan melihat seseorang yang berpakaian seperti prajurit

"Eh Bang! Abang lagi Syuting ya? Tapi mana Kameranya?" Anka celingak-celinguk tak jelas

"Menyerahlah! Dan ikut denganku!" Tegas lelaki itu yang membuat Anka kebingungan

"Tunggu dulu, we!" Pekik Anka saat tubuhnya dipaksa untuk berjalan. Langkah pertama, Anka harus menyingkirkan pedang mainan itu dari lehernya. Tapi saat menyentuh pedang itu, tangan Anka tak sengaja tergores membuat jari telunjuknya sedikit berdarah

Anka jelas speechless, wajahnya menegang menatap lelaki yang masih mengarahkan pedang itu ke arah lehernya. Ini mah, sekali tebas langsung metong.

"Bang! Yang bener aja, Syuting kok pakek pedang beneran" Ujar Anka memelas, takut-takut pedang itu melukai lehernya

"Cepatlah!! Jangan mencoba untuk Kabur, Kau harus bergabung dengan yang lain!!"

"Yang lain? Siapa?"

Setelah itu, terdengar grusak-grusuk dari beberapa arah. Dilihatnya beberapa orang yang tampak berpakaian lusuh di paksa mengikuti Pria yang berpakaian prajurit, pakaian mereka pun tampak aneh.

Tapi jika dilihat-lihat, Anka lah yang berpakaian aneh. Ia terlihat berbeda sendiri. Tapi tak apa, berbeda itu indah.

"Bang! Lo nggak berperikemanusiaan banget sih!! Mereka itu orang tua, jangan di perlakuin kayak gitu" sebenarnya bukan hanya orang tua saja yang Anka lihat, tapi juga beberapa anak kecil yang juga sama lusuhnya

"Apa itu, Lo?"

"Ha?" Anka mengedipkan matanya beberapa kali, lalu setelahnya tertawa keras seperti orang gila. Membuat beberapa lelaki berpakaian prajurit menatap ke arahnya

"Hahahaha!!!" Anka mengusap sudut matanya yang berair

"Heh Bang! Lo dari planet mana, ha?!" Ujarnya yang masih tertawa. Tapi melihat lelaki di depannya hanya menatapnya datar, ia segera menghentikan tawanya.

"Udahlah bang, capek gue. Mending Lo lepasin mereka semua. Gue mau pulang, Mami gue nyariin. Bye!!" Ujarnya dengan santai, tapi saat akan melangkah maju pedang lelaki itu sudah berada dekat di lehernya

History of CalestiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang