4. Pesta

872 111 6
                                    

Berita tentang Anka yang digadang-gadang akan menjadi Pangeran Bungsu Calestia sudah menyebar dari mulut ke mulut. Tak sedikit yang bertanya mengapa tawanan perang bisa mendapatkan perlakuan sebaik itu, bahkan sampai menjadi anggota keluarga kerajaan

Tapi setelah mendengar bahwa Anka adalah anak yang telah menolong Julian dari kematian saat di Medan perang, Yaitu Pangeran kedua mereka, Para Rakyat Calestia justru berbondong-bondong menuju gerbang istana untuk mengucapkan terimakasih. Sehingga, Calestia terbebas dari Para pemberontak.

Tentu itu hanya siasat dari Para petinggi kerajaan yang tidak mau Para Rakyat memberontak, atau kehilangan Anka. Jadi mereka mengarang cerita hingga terjadilah kejadian saat ini

Mereka ingin melihat bagaimana bentuk rupa malaikat baik hati yang telah menolong Pangeran mereka. Tapi sepertinya julukan 'Malaikat baik hati' tak satu persen pun cocok dengan Anka. Ia lebih cocok dijuluki sebagai Malaikat maut dengan segala tingkah iblisnya

Penjaga gerbang Istana pun mulai kualahan, apalagi mereka juga harus menyambut para Pangeran dan Putri yang terus berdatangan. Dan akhirnya, Charl pun datang dan berbicara dengan lantang dan tegas. "Kalian bisa menemuinya setelah pengumuman resmi dinyatakan, tepat tiga hari lagi bersamaan pesta yang diadakan untuk Pangeran Julian"

Rakyat Calestia akhirnya pergi dari sana, tak sabar menunggu tiga hari lagi.

...

Tiba-tiba saja, Ratu Ariana ingin menemui Anka. Jelas anak itu terkejut sampai lupa menutup mulutnya. Dengan segera, Eros pun mengantarkan Anka menuju taman tempat dimana keduanya akan bertemu

Begitu sampai, pemandangan yang begitu indah menyapa mata. Bunga warna-warni yang tumbuh segar dikelilingi kupu-kupu yang berterbangan. Tempatnya bertambah sejuk dengan beberapa pohon besar yang diletakkan dengan rapi. Juga ada danau dengan riak air yang tenang dilengkapi dengan jembatan diatasnya

"Semoga kedamaian selalu menyertai Calestia" Ujar Eros sambil menekuk salah satu kakinya di depan Ratu Ariana yang duduk anggun di kursinya

"Anka" bisik Eros saat anak itu hanya diam saja. Anka yang tak mengerti pun hanya mengerutkan keningnya sambil melipat kedua tangannya

"Tidak apa, Eros. Bangunlah" Ariana tersenyum lembut. Menarik lengan Anka dengan pelan, menyuruhnya untuk duduk disebelahnya

"Pergilah" setelah mengatakan itu, Eros dan lima dayang Ariana pun pergi. Tetapi mereka tak benar-benar pergi, hanya mengawasi dari jauh.

Anka terpesona dengan Ariana, wajahnya terkesan tegas. Berbeda dengan suaranya yang begitu lembut layaknya sutra. Bibirnya Semerah Cherry. Tubuh rampingnya begitu indah saat mengenakan gaun bewarna peach dengan hiasan mahkota di kepalanya yang terdapat batu Ruby yang berkilau dibawah teriknya matahari

Pipi Anka merona saat Ariana balik menatapnya, apalagi saat tangan lentik itu mengusap pipi putihnya. "Kau sangat manis". Ariana kembali menyunggingkan senyumnya. Mata Amber nya terlihat antusias saat melihat Anka

"Makanlah" Ariana menyodorkan kue kering yang diletakkan di piring kecil kehadapan Anka. Anka tersenyum lebar lalu mengambilnya, "Terima kasih, Ratu"

"Apaan panggilan itu? Panggil aku bunda" tangan Ariana terulur mengacak rambut Anka

"Bunda?" Heran Anka menghentikan kunyahan nya. Matanya menatap polos ke arah Ariana yang senantiasa tersenyum padanya

"Ya, begitu Yang Mulia bicara kau akan menjadi bungsu kami. Bunda sangat bahagia" senyuman wanita itu bertambah lebar, menatap Anka dengan penuh damba

Anka meletakkan kue keringnya yang bahkan belum habis setengah dan berdiri. "Mengapa aku tidak tau?"

"Mungkin Yang Mulia ingin memberikan kejutan untukmu" Anka berdecih. Bahkan kemarin saja Raja Calestia itu hampir saja membunuhnya

History of CalestiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang