3

282 42 1
                                    

Sinar matahari yang menembus kamar itu membangun kan gadis yang di kaluti sedih itu.....

"Huhhh masi hidup ternyata" ucapnya setelah setiap malam berdoa agar tak bangun di keesokan harinya

Eli menuju kamar mandi mengguyur tubuh nya di bawah shower
"Perihhhh" air itu mengalir di pergelangan tangan yang terdapat bekas beberapa sayatan nya semalam dan hari hari sebelumnya

30 menit ia menangis di bawah mengalirnya air shower itu ia bergegas keluar dengan mata sembab nya lalu memutuskan untuk keluar mencari udara segarr

Saat gadis itu ingin keluar tiba tiba "kaka kenapa? Mau kemana????" Si bungsu yang tau kaka nya menuju pintu itu mulai bertanya mau kemana kaka nya itu..

Mutiara si bungsu yang tak tau harus bagaimana banyak harapan mana terhadap dirinya.... Siapa tang tak sedih mama nya selalu menyalah kan sang kaka tentang perselingkuhan papa nya.

Dia tau kaka nya ringkih sendirian tapi dia tak bisa melakukan apapun..... Dia takut mama nya juga akan membenci dirinya jika ia membela sang kaka.

"Aku tau kaka sedih dan sakit sendirian maafin muthe untuk apapun yang akan terjadi ke kaka" batin muthe saat melihat kaka nya yang ingin pergi ntah kemana...

"Ahh itu kaka mau jalan jalan aja, kenapa??" Tanya nya balik
"Ee gapapa ka pulang nya jangan malem malem takut mama marah"
Hanya itu yang bisa muthe sampaikan ke kaka nya....

Muthe menatap punggung kaka nya yang berlalu hilang dari pintu.. tubuh ringkih yang kian kurus. Miris nasib kaka nya yang di salahkan atas apapun yang terjadi. Di salahkan atas kebahagiaan mama nya yang terenggut padahal kebahagiaan nya pun harus terenggut paksa.

Siang yang terik ini eli putuskan untuk diam di taman dekat sekolah nya. Sunyi sampai tangan anak kecil berumur sekitar 3 tahun memegang tangan nya...

"Tangan kaka kenapa ko di perban?? Kaka sakit ya?" Celoteh yang tak berhenti ia ucapkan saat menatap tangan eli yang di perban tipis
"Ngga ko cuma jatuh dikit, adek sama siapa kesini?" Tanya eli ramah pada gadis kecil di depannya itu.

"Sama mama sama papa ka"
"Wahh mana mama papa nya???" Eli melihat keseliling
"Ahh itu dia" ucah gadis itu lantang sambil menunjuk 2 orang yang tak asing

"PAPA!!!!!!" Gadis kecil itu berteriak dan lari ke pelukan sang papa.
Eli menatap dengan mata yang terbuka lebar.... Siapa sangka papa nya adalah papa anak kecil itu.

"Helisma?" Yaaa papa nya kaget saat melihat putri sulungnya ada di hadapan nya.
"Papa kenal kaka ini??" Lagi lagi gadis kecil itu melontarkan pertanyaan untuk papa nya.

"Eee ngga kaka ngga kenal ko sama PAPA mu! Kaka duluan ya dek" ucah eli sambil berusaha agar tak bertukar pandang dengan sang papa.
"Mari om, mari tante" Eli berlalu pergi tanpa melihat kearah sang papa.

"HELISMA TUNGGUUU!!" Sang papa berusaha mengejar putri sulung nya itu. Ia tau betul anak nya itu sedang menghindari nya.

Eli lari menuju jalan raya untuk cepat cepat mendapatkan taxi. Ia tau bahwa sang papa pasti mengejar nya. Tanpa menunggu waktu lama eli mendapat taxi dan mulai masuk dan menyuruh agar sang supir taxi cepat cepat mengemudi sebelum ayah nya sampai.

Tatapan kosong gadis yang menelusuri jalanan dari jendela mobil itu kini mulai menjadi tatapan sendu. Ia ingin segera melihat sesuatu yang sangat ia sukai saat ia merasa hampa dan sedih.

Jelang beberapa menit gadis itu sampai di tujuan nya, ya pantai. Tempat yang menurut nya tau tentang dia. Dia naik ke tebing detat pantai menatap kosong, sepersekian detik mata nya penuh air mata... Ia menangiss menatap ombak yang sedang menyapu pinggiran pantai.

"DIA PAPA KU, AKU ANAK SULUNG NYA." Ia berteriak tatkala tak terima anak kecil itu merasa dia anak papa nya.
"Aku tetap gadis sulungnya kan?? Mama papa ku tetap menganggap aku putri sulungnya kan?? Hahaha"
Ia menertawai diri nya sendiriii
Tawa miris lalu kembali berteriak

"KENAPA AKU HARUS KORBAN KEJAHATAN DUNIA"

"AKU SALAH APA TUHANNN!!!!!!!"

"AKU CAPE MAAAA"

Ia berteriak menangis kesakitan seorang diri. Merasa dunia tak adil kepada nya. Merasa ingin mengakhiri semuanya.

"ELIII SEKALI LAGI BERTAHAN LAHHH" tak lupa ia menyemangati dirinya yang semakin ringkih,dengan sambil memeluk tubuh nya.

"Aku mohon helisma bertahan...
Jangan pulang sebelum di jemput tuhan.....

Biarkan aku menangis tuhannn
Biarkan aku bahagia lalu setelah itu ku mohon kau bisa menjemput ku.
Ku mohon..."

Sore itu ia lampiaskan marah yang ia tahan bertahun tahun. Marah pada semua yang merenggut kebahagiaan nya, merenggut asa nya.

Gadis itu sekarang bak
MATI ENGGAN,HIDUP PUN SUSAH
JIWA NYA TLAH LAMA DI RENGGUT WAKTU - mendarah by nadin amizah

Biarkan perang ku selesai aku pasti pulang tuhannn......

Takdir memang terlalu jahat untuk jiwa se kecil Helisma.





















Wihhhh apanihh ga tau nulis apa aku lagi sedih juga haha makanya aku nulis ga jls maaf ya

Ntar kalo merasa ga nyambung aku revisi lagiii

Bye all

ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang