7

284 39 6
                                    

Kelopak mata coklat kosong itu perlahan membuka, gadis itu lagi lagi mengutuk dirinya dan takdir kenapa masi harus tetap hidup dan melihat matahari itu lagi. Tak ada sorot bahagia di mata nya, ia harus menghantami lagi hari hari yang seperti mimpi buruk itu lagi dan lagi.

Ia keluar kamar masi dengan tatapan kosongnya berjalan keluar dari rumah. Tak menghiraukan ucapan sang mama yang terus mengutuk dirinya sumpah serapah yang tak pantas di ucapkan seorang ibu kepada putrinya. Perjalanan yang lebih melelahkan dari sebelumnya. Menatap orang orang yang riang menjalani hari sedangkan ia adalah orang yang paling ingin dunia berhenti saat itu merasa rasanya semua tak adil untuk nya.

Selang beberapa menit ia sampai ke sekolah dan lagi lagi meringkuk di atas mejanya. Tak ada sapaan dari mulut cerewet freya dan rangkulan hangat gita di pagi itu semuanya kosong.

"Helisma bisa fokus pelajaran? Kamu sakit? Tumben diem?" Ucap gracia guru mata pelajaran bahasa yang sedari tadi melihat ke arah nya.
Bagaimana tak melihatnya gadis itu kurus, bibirnya kering, tampak murung dan bertatapan kosong itu tak seperti biasanya.

"Ee ngga papa miss" ia membuyarkan lamunannya.semua mata anak anak di kelas masih menatap nya tajam bak pelaku kejahatan.

Di jam kedua adalah jam praktek olahraga pengganti hari kemarin jadi di lakukan setelah jam pertama dan kedua. Masih dengan tanpa semangat eli harus tetap masuk dalam mata pelajaran ini.sekarang ia sendiri duduk di pinggir lapangan sedang menunggu giliran nya di panggil praktek lari.

Sekarang gilirannya dan 3 teman lainnya ia harus lari mengelilingi lapangan sebanyak 3x. Di putaran ke dua nafasnya mulai tak beraturan,ia lupa ia belum makan apapun dari pulang sekolah kemarin, matahari menyorot panas membuat mata nya sedikit buram lama kelamaan ia kehilangan ke stabilan dirinya, ia terjatuh tak sadar kan diri.

Freya lari tak mempedulikan panas dan rasa lelahnya setelah praktek lari tadi, di ikuti gita yang khawatir eli kenapa-kenapa. Tak peduli bahwa ia sedang marah ia membalikkan badan sahabat nya itu dari tanah lapangan, ia terkejut hidung eli mengeluarkan darah.

Gita berteriak mencari pertolongan sedangkan freya sibuk menepuk nepuk bahu eli agar sadar.

"Kak bangun dong!! Kakk jangan bikin khawatir gini!!" Freya terus mengguncangkan badan eli sambil terus menangis.
Beberapa saat kemudian eli di bawa ke uks untuk di obati.

"Gua tau gua masih marah karena lo bully kathrin tapi kenapa jadi sakit gini sih?" Ucap gita saat melihat eli masih tak sadar kan diri di uks
"Bangun ka ihh kak" freya sedari tadi masih terus menatap eli

"Ehhm"suara parau eli saat mulai sadar kan diri. Masih dengan tatapan kosong gita dan freya memeluk nya erat. "Lo kenapa sih? Jadi sakit gini kenapa?" Tanya gita.
"Peduli apa?" Tanya eli balik
"Apasi kak kita tu peduli sama kaka, kita khawatir, ko malah gitu jawab nya?" Freya mulai menjawab
" Peduli?? Kemarin kemana aja pas gua di bilang bully kathrin ha? Wow dua sahabat yang katanya peduli ini bukanya ga percaya sama gua" eli mulai membuka suara

"Apasih ko lo gitu sih bukanya bener lo kemarin bully dia di belakang sekolah? Gua liat juga lu tampar dia el, ko lu jadi nyalahin kita sih?!" Ucap Gita yang mulai tak terima
"Wahhhh kenapa kalian ga nanya gua pas itu apa yang terjadi sampe gua tampar dia, kalian ga nanya apapun. Bahkan gua harus selalu diem buat sesuatu yang ga pernah gua lakuin!!" Tangisan nya pecah di situasi itu ia benar benar lelah.

"LU GA PERNAH CERITA APAPUN KE KITA HELISMA!!" Gita mulai menaikan nada bicaranya.
"Karna lo ga pernah peduli ke gua git!" Eli beranjak pergi dari uks ia berlari keluar sekolah.... Terus berlari tanpa menghiraukan menabrak banyaknya pejalan kaki di trotoar siang itu.

Dia sampai di taman tempat ia biasanya menangis....tubuhnya melemas, terduduk dengan tatapan kosong, ia menunduk hingga air matanya jatuh, terkadang ia tertawa begitu menyedihkan, harapan apa yang ia punya sekarang?
Ia luapkan semuanya di sana, semua rasa sakitnya, ia lepaskan semua rasa tak adil di hidup nya... Dan berkali kali menatap luka pada pergelangan tangan nya.

Awan mendung yang kini menyapa di ujung kepalanya, beberapa rintikan air mulai menetes mengenai badan rapuh eli. Perihhhh tatkala air itu mengalir ke pergelangan tangan nya itu. Ia berdiri berjalan gontai dengan badan yang basah menuju pohon besar untuk berteduh.

Ia terduduk dibawah pohon yg rindang,tatapannya yang kosong, tangannya tak henti terkepal hingga memutih. berharap kebahagiaan itu akan datang, hingga ia pernah berfikir apakah ia pantas tuk bahagia? jika pantas mengapa bahagia itu tak datang? berapa lama lagi? apakah sampai ia mati karna bergelut dengan fikiran nya sendiri?
Apakah dunia masih punya rasa iba terhadapnya?
Apakah mama masih menyalahkannya atas apapun yang tak ia perbuat?
Entahlah ia rasa tak ada lagi harapan nya untuk bahagia.

Di lain tempat gita sedang menggigiti ujung kukunya ia khawatir eli kenapa napa terlebih eli baru siuman dari pingsannya tadi siang. Ia terus merutuki kenapa ia tadi begitu lasar terhadap sahabatnya itu,ia menatap freya yang sama khawatir nya
"Kak eli kemana ya? Mana hujan kata muthe dia belum pulang juga"freya tampak khawatir juga.
"Coba gua tanya nyokap nya" balas gita

Tit
Tit
Tit
"Hallo?ada apa git?"
Terdengar suara dari sebrang telepon
"Ehh iya tante ini.. eli sama tante ngga? Soalnya habis pingsan tadi dia lari pulang gita sama freya khawatir tan!!"

"Ohh ngga anak itu ngga sama tante biarin aja ntar juga pulang sendiri... Sudah ya tante sibuk."

Tut
Telepon itu di matikan sepihak oleh shani. Gita sekarang kebingungan sambil menatap freya yang juga menatap nya.

"Tante shani kenapa ya??" Ujar gita
"Kayak aneh gitu kak eli juga ngga pernah cerita. Apa mereka berantem?" Freya juga menimpali pertanyaan gita tadi.
"Nahhh itu kayak ngga beres eli akhir akhir ini. Yok cari dia pake mobil gua aja soalnya hujan."

Mereka segera berlari menuju mobil gita untuk mencari keberadaan sahabat nya itu. Hujan masih tak kunjung reda mungkin ia tau bahwa eli juga tak kunjung meredakan kesedihan nya.

















Hai selamat pagi semua hehe
Maaf ya kalo ngga nyambung
Maaf juga kalo baru upload

ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang