'Dinding yang kita bangun di sekitar kita untuk menahan kesedihan, juga menahan kegembiraan." - Jim Rohn.
happy reading !!
.
.
.
.
.malam itu, fadeella tidak bisa tertidur lelap, ia hanya memikirkan hal hal yang selama ini terjadi, hal yang diceritakan oleh winda, yang menurutnya sangat diluar perkiraan dirinya.
selain itu, ia terheran, kenapa ia tidak bisa mengingat bahwa rey adalah teman kecilnya? dan dia tidak bisa mengingat hal hal tentang ayah kandung nya sebelumnya. aneh..
...
ia berbaring dikasur, melihat ke atas plafon, dia terus berusaha mengingat kejadian masa lalu yang tak sedikitpun fadeella ingat, " aneh, kenapa aku tidak bisa mengingat masa masa kecil? hanya ingat sejak saat aku ingin beranjak usia 8 tahun, dan dibawah usia itu, aku sama sekali tidak ingat apapun," batin fadeella.
sungguh, ini membuat kepalanya sakit, suara suara bergemuruh itu datang kembali, membuat nafasnya tak beraturan.
" tuhan, tolong.., jangan," ucap fadeella dengan nafas yang terengah engah.
fadeella memegang kepalanya, sambil terus memukul mukulkan kepalanya menggunakan tangan nya sendiri.
semakin lama suara itu terus berdatangan tanpa henti, kepalanya menjadi lebih sakit. ia bingung harus bagaimana.
saat sedang meracau kesakitan, ia melihat obat Paracetamol dimeja samping tempat tidurnya.
dia langsung mengambil semua obatnya dan meminumnya lebih dari dosis yang disarankan.pandangan nya kini menjadi buram, rasa ngantuk yang berat itu membuat fadeella menutup matanya perlahan.
brug
fadeella terjatuh, dilantai yang berserakan itu. kamar yang terlihat rapih dan bersih itu berubah seketika, hiasan hiasan dinding itu tersimpan dilantai, vas bunga pun pecah dibuatnya.
☘️☘️
|| winda's pov on ||
Keesokan harinya, suasana yang tak seperti biasanya menyelimuti ruangan. Cuaca yang mendung menambah kesan aneh di pagi itu. Fadeella, yang biasanya sudah siap menanti makanannya di meja makan di pagi hari, tak terlihat.
Hening menyelimuti ruangannya, tak ada suara yang terdengar dari kamar Fadeella. Rasa curiga mulai menyelinap di benaknya, membuatnya khawatir akan keberadaan anaknya.
rasa curiga dan penasaran membuatnya ingin menghampiri kamar putrinya, dan menghentikan sejenak kegiatan memasaknya.
Winda melangkah dengan hati cemas menuju kamar putrinya, dipenuhi rasa takut akan kejadian lalu yang terulang kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaratma
Teen Fictionsungguh, aku muak dengan segala riuh yang terjadi di dunia, segala suara yang terus terdengar jelas di kepala. kapan aku bisa bebas dari semua ini? rasa takut, dan trauma yang terus menghantui raga ini, tuhan. kini semuanya menjadi satu, berusaha ma...