#13

550 50 4
                                    

***

Jaemin menyerahkan Renjun pada dokter ahlinya dan menunggu dia di ruang tunggu yang di sediakan untuk wakil pasien.

Dia juga sedikit berbincang dengan dokter yang sudah menangani Renjun tentang bagaimana keadaan Renjun.

“Apa dia harus rawat inap?”. Tanya Jaemin yang sedang berada di ruangan dokter yang sudah memeriksa kaki dan tangan Renjun.

Dokter itu menjawab sambil menjelaskan, “Sepertinya pasien sudah mendapat perawatan dari dokter lain, bengkak di tangannya sepertinya sudah lebih baik. Kakinya juga akan baik-baik saja selama dia tidak menggunakan itu secara berlebihan. Anda tidak perlu khawatir, dia tidak perlu rawat inap. Dia hanya harus istirahat dengan baik sampai kaki dan tangannya benar-benar pulih..”

“Oh,, Seperti itu, Terimakasih dokter.”

Jaemin beranjak dari ruangan dokter tersebut dan menghampiri Renjun di ruangan lain yang menjadi ruangan tempat dia di periksa.

...

Renjun sendiri sedang duduk menunggu orang yang bisa membantunya turun dari kasur rumah sakit yang cukup tinggi itu, dengan kaki nya yang sakit juga bagaimana dia bisa pulang dari sana. Seharusnya orang yang membawanya kesana bertanggung jawab dan Renjun berharap jika Jaemin tidak meninggalkannya di sana hanya karena ingin menangis sendirian di taman.

Tapi pikiran itu terhempas saat pintu di hadapannya terbuka dan menampilkan sosok laki-laki berwajah tegas yang sudah membawa dia ke tempat itu.

Jaemin menghampiri Renjun dengan sudut mulut yang terangkat halus, mungkin tidak akan ada orang yang menyadari jika Jaemin tengah tersenyum saat ini.
Senyuman itu seperti jaring laba-laba yang sangat tipis, begitu transparan tapi masih tersampaikan seperti bagaimana perbedaannya.

Renjun mengerucut kan bibirnya, entah kenapa dia merasa kesal pada orang yang ada di depannya, padahal dia seharusnya menjadi orang yang harus lebih di kasiani dari pada dirinya pikir Renjun.

Berbeda dengan Jaemin, eskpresi dia justru menebar bunga di setiap bagian dalam hatinya. Bahkan sesuatu sedang berterbangan di perut Jaemin yang sedari tadi menahan kegemasan Renjun.
Itu salah Renjun yang terlahir menjadi manusia yang sangat lucu, begitulah Pikiran  Jaemin. Dia sudah bersumpah untuk mendapatkan orang yang ada di depannya sekarang, meskipun terkesan aneh dan berbeda tapi Jaemin masih sangat menginginkan Renjun itu.

.

.

“Ayo kita pulang”. Ajak Jaemin yang hendak membawa Renjun di pangkuannya, tapi Renjun segera menghentikan apa yang ingin Jaemin lakukan.

“Tunggu!. Aku masih belum mengerti dengan apa yang kamu lakukan? Aku bahkan tidak tahu siapa kamu,, Tapi kamu tiba-tiba membawa ku ke rumah sakit. Ada apa dengan mu sebenarnya?!!”. Renjun berseru kesal, dia mempertanyakan setiap tindakan yang Jaemin lakukan pada nya.

Jawaban Jaemin singkat saja, hanya..
“Na Jaemin, Aku orang yang sudah menabrak mu beberapa hari yang lalu”

“APA?!” , Pekik Renjun kaget sekaligus bingung. Karena dia tidak ingat waktu yang Jaemin maksud.
Tapi kata-kata semacam menabrak itu terlalu sensitif untuk Renjun dengar.

“Kamu tidak ingat?”

Seketika wajah Terkejut Renjun berubah kembali datar, kenyatannya seberapa keras pun Renjun bereaksi Jika dia tidak ingat yaa itu tidak ingat saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

로얄키*Royalty👑. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang