#12

316 38 3
                                    

***


Plakk!!!

Haechan benar-benar menampar wajah Jeno dengan sekuat tenaga, Jeno sangat terkejut dengan situasi yang tiba-tiba menjadi sangat mencekam.
Kesadarannya langsung kembali setelah tamparan itu mendarat di pipi sebelah kanannya, dia bisa melihat Haechan begitu marah di depannya. Mengepalkan tangan dia dan siap memukul Jeno untuk yang kedua kalinya.
Tapi Jaemin segera menghentikan itu dengan ucapannya, dia sudah merasa risih dengan orang-orang yang sedari tadi menatap mereka seperti sebuah tontonan. Jaemin sangat kesal sampai dia merasa ingin meruntuhkan tempat itu dengan tangannya sendiri jika dia memang bisa melakukannya tanpa perlu ganti rugi dan merugikan yang lain Jaemin pasti sudah melakukannya sedari tadi.
Tapi itu tidak mungkin,

“Berhenti! Ayo bicara di tempat lain. Sepertinya aku tahu tempat yang lebih baik dari tempat ini”

Haechan menoleh ke arah Jaemin yang mencoba menghentikannya, kemudian mendengar penjelasan dari Jaemin sepertinya ke dua orang itu mengerti dengan apa yang Jaemin maksud karena setelah itu Haechan memerhatikan sekitarnya. Dia dapat melihat orang-orang sedang menatap mereka dengan sangat bersemangat seperti mereka sedang menyaksikan pertandingan tinju dan bersemangat untuk melihat pihak mana yang akan kalah.

Jeno sendiri cukup mengerti dengan apa yang Jaemin maksud tapi dia tidak ingin peduli jika posisinya bahkan lebih buruk dari pada di tonton oleh orang-orang rendahan yang ada di sana.

Karena Jaemin sudah melihat Jika Haechan mengerti. Dia mengangkat Renjun di pangkuan dan berjalan pergi,,

Renjun yang mendapati dirinya di angkat dan di gendong layaknya seorang putri merasa heran sesat. Dia cukup bingung sampai dirinya juga telat memberikan reaksi.

“Hey! Hey! Hey! Kenapa kamu membawa ku pergi juga.? Aku tidak ada hubungannya dengan masalah kalian, Aku juga tidak ingin ikut campur. Jadi turunkan aku sekarang!!” . Pinta Renjun pada Jaemin yang telah membawanya pergi juga keluar dari bar itu.

Tapi sayang nya Jaemin tidak menghiraukan permohonan Renjun itu, dia tetap membawa Renjun pergi keluar bar, bersikap seakan-akan dia tidak pernah mendengar Renjun bicara.

“Hah!!”

Renjun hanya mendengus dan tidak memberontak karena dia tidak bisa. Apa yang bisa dia lakukan dengan satu kaki pendeknya yang menggantung di pangkuan Jaemin serta satu tangannya lagi yang terlipat dengan apik di dadanya.

Renjun berakhir membiarkan Jaemin membawanya pergi karena Haechan berada tepat di depannya jadi Renjun tidak terlalu merasa takut jika Jaemin membawanya juga. Justru sebenarnya  Renjun cukup penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, rasa bersalah untuk Haechan itu yang membuat dia menjadi orang acuh.

Jeno sudah seperti mayat hidup yang mengikuti Haechan tepat di belakangnya, dengan ekspresi yang cukup menyedihkan.
Tidak bisa di pungkiri jika Jaemin merasa prihatin dengan situasi Jeno tapi apa yang dia lakukan sebelumnya sungguh keterlaluan.
Mendorong orang yang sedang terluka itu sangat berbahaya, dan dia tidak sepatutnya melakukan itu hanya untuk kepentingannya sendiri.

Jeno mencoba meraih tanga Haechan, tapi Haechan segera menepisnya saat tangan Jeno benar-benar menyentuhnya.

Haechan sangat marah sampai amarahnya tidak terbendung lagi,

.

.

Setelah mereka akhirnya sampai di parkiran yang sepi, Haechan berbalik dan mencoba memukul Jeno kembali tapi kalo ini Jeno sudah sadar dari mabuknya

로얄키*Royalty👑. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang