Enem

177 32 2
                                    

Happy reading and enjoyy!!!















00.00

Regie terbangun mendengar suara pecahan kaca dimana-mana. Sedikit menopang tubuhnya membuka pintu ternyata Ayahnya kembali dan pertengkaran antara Ibunya terjadi lagi.

"Sumpah males banget ganggu." resah Regie.

Menerobos masuk ke dapur mengambil makanan ringan. Ayahnya mengetahui jejak bayangan anaknya masuk ke dapur. Menampar istrinya keras berlari dengan nafas memburu.

Emosional yang tak terbendung Ayah Regie menyeret Regie ke lantai. Menampar memukul mencubit melakukan kekerasan terhadap anak perempuan itu.

"Hiks sakit yah hiks sakitt." rengek sakit Regie.

Membanting badan Regie kesakitan cidera pada tangan yang menumpu tubuhnya terasa.

Pandangannya kabur lemas yang ia lakukan hanya bisa pasrah. Ibunya berjalan sempoyongan terkejut melihat Regie dipukuli berkali kali hingga memar.

"Jangan sentuh Kusumo anakku!!"

Ibu Regie memberontak dengan sekuat tenaga menyeret suaminya keluar mengusir dari rumah. Tak senggan-senggan memarahi membentak mengomeli hingga terdengar seluruh tetangga yang sedang tertidur.

Kegaduhan itu membuat Regie tak bisa tenang. Teringat janjinya dengan Kimmy paginya.

"Maaf maaf aku ga bisa jaga diriku." gumam lirih Regie. Kata-kata itu adalah perkataan terakhir sebelum dirinya pingsan.


==








Tok tok

Kimmy membuka pintu kamarnya menatap Mamanya dengan ceria. Dari pandangan wajah orang didepannya terlihat kurang mengenakkan. Entah ada apa apa mungkin ada kabar buruk.

"Kenapa Ma?" tanya Kimmy memiringkan kepalanya sedikit ke kiri.

"Regie di rumah sakit." ucap lirih Mamanya.

Terdiam sejenak pikiran sudah kemana mana, Kimmy memaksa Mamanya ke rumah sakit. Kedua orang tuanya tak bisa apa-apa secepatnya mereka harus ke kantor untuk meeting soal perpindahan kota.

Kimmy keluar sendiri memesan ojek online untuk menyusul Regie di rumah sakit.

"Mbak Kimmy?" tanya sang ojek saat sudah sampai di depan rumah.

"I-iya benar yang ngebut ya."

Memiliki ketakutan saat mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi Kimmy rela ketakutan demi Regie.

Sesampainya di rumah sakit Kimmy mencari kamar Regie di lobby. Beberapa informasi tidak ditemukan sama sekali akhirnya ia memberi foto Regie ke seorang perawat yang ada di lobby tersebut.

"Di kamar 179 mbak." ucap sang perawat.

Tak lupa berterima kasih Kimmy berlari-larian ke semua lorong rumah sakit mencari kamar Regie.

"Eh itu kan." langkah lari Kimmy terhenti di suatu kamar bernomor 179 di pojok lantai 2.

Antara berani dan takut mengetuk pintu kamar ruangan tersebut. Demi temannya Kimmy masuk ke dalam kamar itu. Syok melihat Regie terbaring di atas kasur pasien dengan infus mengalir di tangan.

"E-egi?"

Ibu Regie buyar dengan lamunannya mendengar suara lemah lembut Kimmy. Memahami Kimmy syok dengan kondisi Regie sekarang, Ibu dari temannya memeluk erat Kimmy menangis di pundak sang empu.

Pertemuan Di Solo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang