wolu

305 40 12
                                    

Seperti biasa bonus part 🙏





























5 hari setelah kematian Kimmy, Regie jarang sekali berbicara dengan Ibunya. Kekhawatiran Ibunya mulai muncul ia takut anaknya akan bunuh diri.

"Nduk, maem sek." ajak Ibu Regie.

Regie berada di pojok kamarnya merenungi dirinya. Sudah berhari-hari setelah kematian Kimmy sahabat dekatnya dulu.

"Kenapa harus kamu sih."



Tengah malamnya Regie sengaja tidak tidur untuk mencari sesuatu di dalam internet. Salah satunya banyak artikel tentang bunuh diri dengan alasan nyeleneh.

Mulai disitu Regie memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Mencari seribu alasan dengan Ibunya. Feeling seorang orang tua sudah pas Regie pasti melakukan hal tersebut.

Setiap malam siang pagi sore Ibu Regie memperhatikan gerak-gerik sikap tingkah laku sang anak.

Suatu hari Regie menyelinap masuk ke dalam dapur seolah olah mencari barang. Ibu Regie sudah was-was, anaknya kebingungan mencari benda.

"Nduk ngapain?" tanya Ibu Regie memastikan.

"Engga ada apa-apa." muka Regie tak bisa bohong dirinya terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.

Ibu Regie mendekati Regie, langkah demi langkah rasanya aneh. Firasat wanita paruh baya itu semakin kuat.

"Jangan tinggalin ibuk ya nduk, Kimmy sudah ga ada memang sudah takdirnya." ucap Ibu Regie memeluk sang anak.

Tetesan air mata Ibunya membuat Regie tak bisa apa-apa. Mengurung niat untuk bunuh diri demi sang Ibu.

Tapi disisi lain ia sudah tidak kuat dipanggil anak pembawa sial oleh banyak orang.





Malam harinya sekitar pukul jam 23.00, Regie menyelinap lagi masuk ke dalam kamar Ibunya. Membawa sebuah surat, meletakkannya di atas laci almari.

"Maaf Buk, Regie ga tahan." tutur pelan Regie.

Menutup kembali pintu kamar, menaiki tangga ke atas loteng rumahnya. Regie tampak gugup melihat barang bawaannya yang berisi tali tambang serta pisau.

"Kimmy aku bakal nyusul kamu." ucap Regie meneteskan air matanya. Sedikit ada penyesalan tapi itu rencana Regie sejak dulu kala.

Memasang tali tambang itu di papan kayu yang bergelantungan di atas atap rumah. Membuat simpul sambil membawa pisau tajam.

Regie menaruh kepalanya di dalam ikatan tali itu. Siap-siap untuk menusuk dirinya sendiri.

"Buk.....maaf.....Regie ga bisa yang terbaik buat Ibuk....."

Ucapan itu menjadi akhir bagi hidup Regie. Ia menusuk dirinya sendiri dengan pisau yang tajam. Bunuh diri di dalam ikatan tali.

Nyawa gadis itu tak bisa diselamatkan lagi. Tewas dalam kesedihan, kesengsaraan, kemarahannya sendiri. Regie terjatuh tersungkur di lantai loteng rumahnya.

Darah bercucuran deras layaknya air terjun. Air mata Regie masih ada berbekas di wajahnya.





















Di dunia lain, Regie berada di tempat yang semuanya putih tak ada siapa-siapa. Gadis itu tetap memakai pakaiannya lengkap saat masih hidup.

"Egiii siniii."

Tak asing ditelinganya, Regie mencari arah dimana suara itu berada. Sudah berkeliling sampai pusing ia pun menemukan Kimmy memeluk boneka yang ia berikan. Ekspresi wajahnya tersenyum lebar bahagia sambil melambaikan tangannya.

"Kenapa kamu mau nyusul aku." ucap Kimmy pelan.

Tekstur halus tangan Kimmy memegang pipinya tak bisa ditolak. Regie menangis tersedu sedu tanpa henti. Memeluk teman yang sudah tiada itu berat padahal itu hanya sebuah arwahnya saja.

"Aku ga kuat di dunia."

Mendengar alasan Regie, Kimmy menggelengkan kepalanya heran. Memegang tangan Regie yang sudah pucat menariknya ke sebuah pintu bercahaya kilau.

"Ayo kesana bagus banget lho."

Ajakan Kimmy menaruh senyuman indah di bibir Regie. Tertawa bersama-sama, Regie menyusul Kimmy di atas.














Kembali ke dunia, Ibu Regie menemukan anaknya tak ada di dalam kamar. Mulai khawatir mencari keberadaan Regie salah satunya di atas loteng.

Berdiri berdiam melihat mayat anaknya yang sudah tiada. Wanita paruh baya itu menangis tanpa henti memeluk tubuh Regie memucat.

"Kenapa harus kamu Nduk, kamu harapan Ibu satu-satunya disini hiks hiks."

Ia tahu setelah membaca surat dari Regie mengenai masalah di hidupnya saat ini. Ibunya seger berlari ke arah loteng mengecek keadaan disana.

Rasa hancur kecewa sedih campur aduk. Ibu Regie sekarang sendirian disini tanpa ada yang menemani. Ia harap anaknya Regie masih mendampingi walaupun tak nampak.













END--







Yeyyy baru tamat ni bosss


Sekian terima gaji

Jangan nangis yaa

Byee

Happy weekend 🤗🤗





Pertemuan Di Solo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang