✎03.00

278 220 83
                                    

Note : Typo bertebaran

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, kini siswa juga siswi mulai berhamburan keluar kelas memenuhi lorong sekolah yang tadinya sepi, mereka tampak berjalan beriringan sambil melempar canda tawa yang menggema dilorong sekolah yang ramai tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, kini siswa juga siswi mulai berhamburan keluar kelas memenuhi lorong sekolah yang tadinya sepi, mereka tampak berjalan beriringan sambil melempar canda tawa yang menggema dilorong sekolah yang ramai tersebut.

Namun alih-alih kekantin, Enzy si anak baru yang dengan tiba-tibanya pindah dipertengahan kelas duabelas lalu berhasil menepati WN Class itu hanya berdiam diri didalam kelas, sambil membaca sebuah buku novel yang dia bawa dari rumahnya.

Keadaan kelas saat jam istirahat tiba sangatlah bising dan ramai, sama seperti dikelasnya dulu, bedanya saat dikelasnya dulu semua teman satu kelasnya selalu mengusilinya. Semoga saja disekolah barunya ini dia tidak mendapatkan masalah, dia tidak mau sisa masa abuputihnya ini berakhir dengan buruk.

"Zy, kantin yok!"

Enzy tersentak kaget dan hampir melempar buku novenya ketika Farrel tiba-tiba saja menggebrak mejanya dengan nyaring. Untungnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Farrel yang melihat reaksi terkejut Enzy lantas meringis merasa bersalah. "Sorry hehe...." cicitnya pelan lengkap dengan cengirannya yang khas.

Enzy menghela napasnya pelan lalu menoleh, lelaki itu tersenyum sambil mengangguk kecil. "Santai, gak papa ko."

"Jadi kekantin gak?" tanya Arnan menatap Farrel dan Enzy secara bergantian.

"Jadi donggg!!" seru Farrel semangat lalu menoleh pada Enzy. "Ayo ikut!" lanjutnya mengajak Enzy.

Enzy mengerjap beberapa kali, tangannya bergerak menunjuk diri sendiri. "Gue?" tanya Enzy merasa bingung.

Farrel berdecak sambil bersedekap dada. "Iya elo, siapa lagi coba? Buruan ikut!" Farrel menarik lengan Enzy membuat sang empuh berdiri dengan terpaksa.

"Ikut kemana?" tanya Enzy dengan ekspresi dongoh membuat Farrel kembali berdecak kesal. Padahal dia sudah ngomong tadi.

"Kekantin anjay, nanya mulu lo" ucap Farrel gemas sekali pada Enzy, rasa-rasanya dia ingin mencekik leher lelaki itu, atau tidak menendangnya kebulan? Sepertinya itu lebih bagus.

"Ayo, sekalian keliling sekolah deh, nanti gue yang jadi pemandunya, gimana?" bujuk Farrel ketika tidak mendengar jawaban dari Enzy. Pria petakilan itu merangkul bahu Enzy seperti sudah akrab lama.

Mendengar tawaran seperti itu membuat Enzy merasa tergiur, dengan mantapnya diapun mengangguk setuju. "Ok" jawabnya. Farrel lantas tersenyum kesenangan.

"Bagus!! Yaudah ayo, gue lagi pengen makan siomaynya mang Dadang" ucap Farrel sambil membayangkan betapa lezatnya siomay milik mang Dadang yang terkenal sampai seantero sekolah.

Lalu dia menoleh pada Enzy. "Zy, lo harus tau kalo siomaynya mang Dadang tuh jajanan paling the best disini, sampai diakui sama pemilik sekolahnya langsung!" oceh Farrel heboh, sedangkan si Enzy hanya mengangguk-angguk. Dia harus menyimpan pengetahuan tentang siomay mang Dadang itu dikepalanya, lumayam juga agar dia tidak terlalu kudet-kudet amat di pengetahuan kecil seperti itu.

HOLD IT IN : (UIS) Existing TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang